1. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Beberapa hasil uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kudrat chi square. Dari hasil
pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai x²
hitung
=
5,154
dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai x²
tabel
untuk n=30 pada taraf signifikan α=0,05 dan derajat kebebasan dk=k-3=5-3=2 adalah 5,991. Karena x²
hitung
kurang dari x²
tabel
5,1545,991 maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas pada kelas kontrol yang digunakan sama seperti kelas eksperimen yaitu uji chi kudrat chi square. Dari hasil pengujian kelas
eksperimen diperoleh nilai x²
hitung
=3,403 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat chi square diperoleh nilai x²
tabel
untuk n=29 pada taraf signifikan α=0,05 dan
dk=k-3=6-3=3 adalah 7,815. Karena x²
hitung
lebih kecil dari x²
tabel
3,403 7,815 maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelompok n
x²
hitung
x²
tabel
Kesimpulan Eksperimen
30 5,154
5,991 Kedua populasi
berdistribusi normal Kontrol
29 3,403
7,815
b. Hasil Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa kedua kelompok sampel
pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher. Dari hasil
pengujian homogenitas, diperoleh nilai F
hitung
=1,138. Sedangkan dari table F dengan taraf signifikan 5
dan taraf signifikan α=0,05 untuk df penyebut varians terbesar 30 dan dk pembilang varians kecil 29, dengan Microsoft excel FINV
diperoleh F
tabel
=1,875 dengan jumlah siswa sebanyak 30 di kelas eksperimen dan 29 di kelas kontrol.
Karena F
hitung
F
tabel
1,1381,875 maka berdasarkan hasil tersebut Ho diterima, artinya kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama atau
homogen. Hasil uji homogenitas, peneliti sajikan dalam Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Data Hasil
n eksperimen dan n kontrol 30 dan 29
S
2 Eksperimen
161,333 S
2 Kontrol
183,547 F
Hitung
1,138 F
Tabel
1,875 Kesimpulan
Homogen
2. Hasil Uji Hipotesis
Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pengujian hipotesis: a. Uji signifikansi dengan uji-t
Setelah uji prasyarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi sehingga untuk menguji kesamaan dua rata-rata populasi dapat menggunakan uji t. Dengan
menggunakan Microsoft excel TINV, diperoleh t
tabel
= 2,045. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t
hitung
=3,253 dan t
tabel
=2,045. Dari pengujian uji t diperoleh t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Hi diterima. b. Hipotesa Statistik
Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah: Ho : µ
A
≤ µ
B
Hi : µ
A
µ
B
Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Hi menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar dengan
pendekatan pendidikan matematika realistik lebih besar daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan ekspositori. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hasil belajar dengan pendekatan pendidikan matematika realistik lebih tinggi daripada pendekatan knvensional.
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil tes yang dilakukan setelah pembelajaran posttest diketahui nilai rata-rata kelompok
eksperimen sebesar 70,333 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 59,241. Terjadi perbedaan hasil belajar pada kedua kelompok disebabkan karena adanya
perbedaan perlakuan dalam belajar. Pada kelompok eksperimen diterapkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dan pada kelompok kontrol
tidak diterapkan pendekatan pendidikan matematika realistik. Kelompok eksperimen berada pada data distribusi normal, sedangkan kelas
kontrol berada pada data distribusi normal. Hal tersebut terbukti pada hasil uji persyaratan yang menyatakan bahwa x²
hitung
x²
tabel
. Kedua kelompok ini bersifat homogen. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis juga menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
yaitu 3,253 dan 2,045. Berdasarkan perhitungan analisis data melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa.
Pada kelas eksperimen pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik, sedangkan pada kelas kontrol
pendekatan konvensional. Tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik menjadikan hasil belajar siswa lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Sebelum memulai pembelajaran peneliti memberikan ice breaking, guru
melakukan apersepsi dengan meminta siswa untuk menyebutkan perkalian secara bersama-sama. Hal itu dilakukan peneliti, karena pembelajaran KPK dan FPB
membutuhkan kemampuan perkalian dan pembagian. Nampak beberapa siswa tidak hafal perkalian. Kegiatan ini peneliti lakukan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kemudian tahapan berikutnya dalam kelas eksperimen, yaitu: a. Kegiatan pertama, peneliti menjelaskan tujuan dan tahapan pembelajaran
yang harus dilakukan.
b. Tahapan kedua, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. tempat duduk siswa berpindah menjadi berkelompok. pada Gambar 4.4 nampak
siswa duduk bersama kelompoknya. Siswa diberi Lembar Kerja Siswa LKS dan alat peraga. Alat peraga tersebut yaitu kalender, permen, pulpen, pensil,
daun dan lain-lain.
Gambar 4.4 Siswa Duduk Bersama Kelompoknya
Guru meminta siswa menyelesaikan masalah-masalah realistik di LKS tersebut dengan aktivitas-aktivitas real dan menggunakan alat peraga berupa
benda konkret.
Gambar 4.5 Media proses pembelajaran
c. Mereka bersosialisasi bersama kelompoknya dan menyelesaikan masalah dengan berdiskusi. Pada tahap ini beberapa kelompok terlihat bingung dan
tidak mengerti dengan kegiatan yang harus dilakukan dan cara menggunakan
Benda konkret yang diberikab guru, meskipun sebelumnya guru sudah menjelaskan. Selain itu, ada beberapa siswa yang tidak mau berdiskusi,
mengganggu kelompok lain, bermain-main dengan alat peraga dan tidak mengerti dengan LKS yang diberikan guru. Pada saat materi kelipatan, guru
memberikan masalah realistik dengan media kue, masalah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6
Gambar 4.5 Contoh Masalah Realistik
Mereka berdiskusi bersama kelompoknya dan melakukan aktivitas-aktivitas nyata dengan alat peraga yang diberikan guru. Pada tahap ini, siswa
merekonstruksi pengetahuannya sendiri. Aktivitas-aktivitas nyata real yang dilakukan siswa, terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Aktivitas Nyata real yang dilakukan Siswa
No Materi
Kegiatan yang Dilakukan
Rata-rata nilai LKS
1. Kelipatan
a Melingkari kalender b Menghitung jumlah kue
dalam kotak c Lompat kangguru
95
2. Kelipatan persekutuan
a Lompat kangguru. b Melingkari kalender.
90 3.
Faktor a Membagikan daun sama
banyak ke beberapa orang. b Membagikan pulpen sama
banyak ke beberapa orang. 85
4. Faktor persekutuan
a Membungkus permen strowberi dan permen beri
dengan jumlah sama banyak. 85
Adik mempunyai 4 kotak kue, kakak mempunyai 3 kotak kue, bibi mempunyai 2 kotak kue, dan
paman mempunyai 1 kotak kue. Masing-masing kotak terdiri dari 2 kue. Hitunglah kue masing-
masing kakak, adik, bibi dan paman.
b Membungkus dan pulpen, pensil dengan jumlah sama
banyak. 5.
Bilangan prima Menghitung jumlah bola kertas
90 6.
KPK a Melingkari kalender
b Bermain tepuk tangan bersama
80
7. FPB
a Membungkus permen berbeda rasa membagikan
dengan jumlah sama. b Menghitung jumlah manik-
manik. 80
Gambar 4.7 Siswa Melingkari Kalender
Pada Gambar 4.7 nampak siswa menyelesaikan masalah kelipatan dan Kelipatan Persekutuan dan KPK dengan kalender. Siswa melingkari kalender tersebut dan
menyelesaikan masalah. Saat berdiskusi, siswa memecahkan masalah kelipatan dengan cara informal. Siswa menyelesaikan masalah dengan diberikan guru dan
melakukan kegiatan sehari-hari. Pada Gambar 4.8 merupakan hasil dari diskusi siswa dengan temannya. Selain kalender, guru menggunakan kartu angka pada
pembelajaran tersebut. Siswa melompat sesuai kelipatannya seperti kangguru. Pada pembelajaran faktor, faktor Persekutuan dan FPB peneliti menggunakan
permen yang berbeda rasa, pulpen, pensil dan lain-lain. Siswa membungkus benda tersebut dengan mengisi sama banyak pada setiap plastik.
Gambar 4.8 Hasil Diskusi Siswa
Kegiatan pada Gambar 4.9 merupakan aktivitas nyata real pembelajaran faktor, faktor persekutuan dan FPB. Melalui pengunaan konteks dan aktivitas nyata
real, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan.
Gambar 4.9 Aktivitas nyata saat belajar FPB
d. Setelah diberi kesempatan menyelesaikan masalah dengan aktivitas nyata. Tahapan berikutnya adalah siswa diminta mempresentasikan jawaban yang siswa
diskusikan. Dengan cara seperti ini siswa berinteraksi dengan sesamanya, bertukar informasi dan menanggapi serta berlatih mengkomunikasikan hasil kerjanya
kepada orang lain. Ini sejalan dengan karakteristik pendekatan pendidikan matematika realistik yaitu interaktif. Ada beberapa kelompok yang malu untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya. Selain
itu ada
kelompok yang
mempresentasikan dengan suara kecil, ada kelompok yang berisik keteika temannya mempresentasikan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini. Siswa mempresentasikan hasil diskusi terdapat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Siswa Membacakan Hasil Diskusinya
e. Kemudian guru memberikan soal kepada siswa. Soal tersebut diselesaikan sendiri- sendiri dengan cara sendiri-sendiri. Gambar 4.11 nampak beragam cara yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa pertama menyelesaikan kelipatan dengan cara kalender, siswa kedua dengan cara lompat
kodok dan siswa ketiga dengan cara perkalian. f. Pada tahapan terakhir yaitu guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran secara
bersama-sama. Guru memberitahu cara menyelesaikan materi dengan cara formal.