PENUTUP Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan kurikulum dan mata pelajaran yang ada dalam tiap tingkatan sekolah, mulai dari Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTs dan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA. Pelajaran matematika diperlukan di tiap tingkat sekolah karena matematika memegang peranan penting dalam ilmu pengetahuan, sehingga siswa di tiap tingkat sekolah harus mempelajari matematika. Hal lain terlihat, dari jam pelajaran matematika yang diberikan di sekolah lebih besar dibandingkan pelajaran lain yaitu 6 jam pelajaran selama seminggu. Matematika mempunyai peranan dalam upaya meningkatkan penguasaan sains dan teknologi tersebut. Selain itu matematika merupakan sarana untuk berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. 1 Alasan-alasan tersebut menunjukkan perlunya belajar matematika. Meskipun pembelajaran matematika dibutuhkan di kehidupan sehari-hari. Tetapi, mengajarkan matematika tidak mudah. Ini dikarenakan hakikat matematika yang merupakan suatu ilmu dengan cara bernalar deduktif, formal, dan sebagian bersifat abstrak, harus diberikan kepada anak-anak MISD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret. 2 Maka dari itu peranan guru diperlukan agar pembelajaran matematika mudah dipahami siswa. Berdasarkan observasi di MI Nurul Huda, peneliti memperoleh keterangan bahwa 75 siswa yang belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Pada tahun 1 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,2012, h. 253. 2 Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, Surabaya: LAPIS PGMI,2009, h.1-8. pelajaran 20132014 sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM bagi siswa adalah 64. Setelah dihitung hasil belajar menunjukkan rata-rata 50. Fakta ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di sekolah tersebut masih rendah. Hasil wawancara dengan guru bidang studi menyebutkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Ini disebabkan siswa kurang lancar dalam menggunakan operasi hitung perkalian, pertambahan, pengurangan dan pembagian. Serta kurang teliti dalam menghitungnya dan ketika siswa belum mengerti maka ia malu bertanya di dalam pembelajaran. Selain itu kurikulum di Madarasah Ibtidaiyah yang ada pada saat ini padat dengan banyak pelajaran sehingga siswa terbebani untuk menguasai pelajaran demi pelajaran. Guru dalam mengajarkan matematika tidak bervariasi, pembelajaran yang dilakukan yaitu menggunakan metode ceramah, siswa mencatat dan penugasan. Kemudian siswa mengerjakan soal dengan mengikuti contoh yang dijelaskan guru tersebut. Hal ini menunjukkan pembelajaran matematika kurang bermakna. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan menjadi pasif. Siswa tidak terlibat dalam pembelajaran di kelas dan tidak diberi kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Cara mengajarkan matematika yang dilakukan guru membuat matematika sebagai mata pelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa berpendapat matematika merupakan pelajaran yang sulit. Sehingga siswa tidak semangat untuk mengerjakan soal latihan yang diberikan guru. Selain itu masih rendahnya tingkat pemahaman konsep berhitung dalam pelajaran matematika membuat siswa kesulitan mengerjakan soal matematika. Matematika termasuk dalam kelompok eksakta, yang lebih banyak memerlukan pemahaman. Menurut Piaget anak yang berusia 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret, di mana pada tahap ini anak berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya serta memahami konsep melalui pengalaman sendiri yang lebih objektif. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. 3 Dari usia perkembangan kognitifnya, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap panca indera. Namun berdasarkan hasil kuesioner siswa, pada prapenelitian. Guru dalam mengajar hanya berpaku kepada buku dan rumus. Guru tidak menggunakan media atau benda-benda konkret dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru tidak mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika. Sehingga siswa belajar matematika terpisah dengan kehidupan yang dialami. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami matematika dan hasil belajar matematika siswa tidak memuaskan. Salah satu materi dalam matematika yang hasil belajar tidak memuaskan adalah KPK dan FPB. Siswa tidak dapat membedakan konsep KPK dan FPB. Agar siswa dapat memahami konsep KPK dan FPB perlu dikembangkan suatu pendekatan pengajaran matematika untuk membantu siswa memahami konsep dalam menyelesaikan soal. Proses pembelajaran matematika khususnya tingkat sekolah dasar, guru harus pandai dalam memilih pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan cara yang ditempuh pendidik dalam melaksanankan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa dipahami siswa. Pemilihan pendekatan yang tepat selain dapat mengatur siswa di dalam kelas, juga dapat mengembangkan kemampuan intelektual secara optimal. Dengan demikian, siswa tidak hanya menyerap informasi dari guru, akan tetapi siswa dapat memahami konsep matematika secara utuh. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah adalah melalui perbaikan pembelajaran dengan pendekatan yang memungkinkan tercapainya hasil belajar matematika siswa yang lebih baik. Ada beberapa alternatif bentuk pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika adalah pendekatan pendidikan matematika realistik. Pendekatan ini bertolak pada hal-hal yang berhubungan 3 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010 , h.1 dengan siswa. Ini dimulai dengan menyajikan pengalaman yang dimiliki siswa. Sehingga siswa belajar matematika dengan menarik. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan berdiskusi dan kolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelasnya sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah. Oleh karenanya, dengan pendekatan ini siswa tidak hanya dibawa ke kegiatan nyata real yang ada dalam pikiran siswa melainkan siswa juga diajak berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini sesuai dengan tahap berpikir siswa yang operasional konkret. Guru dapat menghadirkan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru dapat menghadirkan benda-benda konkret sesuai pengalaman siswa. Pembelajaran matematika bertitik tolak dari realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Masalah kontekstual yang dialami siswa dapat digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika dalam membantu siswa memahami matematika. Pendekatan ini tepat diterapkan di Sekolah Dasar karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam matematika yang bersifat abstrak. Sehubungan dengan hal itu, maka pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik dapat dikaitkan dengan hasil belajar matematika siswa. Dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik peneliti ingin mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Untuk itulah penulis memilih judul skripsi yaitu, “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran yang terjadi masih satu arah yaitu guru sebagai pusat pembelajaran teacher center. 2. Hasil belajar matematika yang masih rendah. 3. Siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit. 4. Masih rendahnya tingkat pemahaman konsep berhitung dalam pelajaran matematika. 5. Guru tidak menggunakan media yang berhubungan dengan kehidupan siswa. 6. Guru tidak mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan siswa.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah yang akan menjadi objek penelitian dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IV semester I tahun ajaran 20142015 di MI Nurul Huda Jakarta Selatan pada mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan KPK dan FPB. 2. Pendekatan pendidikan matematika realistik yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari masalah kontekstual dari kehidupan siswa, siswa melakukan aktivitas nyata real, berdiskusi, dan berargumen dengan teman sekelasnya sehingga siswa dapat menemukan sendiri. 3. Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Menurut teori Taksonomi Bloom ada 3 aspek yang digunakan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek hasil belajar yang peniliti gunakan pada aspek kognitif yaitu C1 mengingat, C2 memahami, C3 menerapkan dan C4 menganalisis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan pendekatan pendidikan matematika realistik dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas IV?. 2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa setelah diajarkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. 2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah diajarkan dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut: 1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika 2. Bagi guru, Dapat menambah wawasan pengetahuan dan kemampuan khususnya dalam penyusunan rancangan pembelajaran matematika yang berdasarkan pada pendekatan pendidikan matematika realistik. 3. Bagi sekolah, dapat memberikan wacana baru tentang pembelajaran matematika yang diinginkan oleh para siswanya. 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah penggunaan pendekatan pendidikan matematika realistik.