Teori-teori Belajar Deskripsi Teori

itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. 19 Menurut Cocroaft matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat dan singkat, dapat digunakan untuk menyajikan berbagai informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. 20 Karakteristik matematika berbeda dengan bidang studi lain. Karakteristik matematika tersebut, yaitu matematika memiliki obyek kajian yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan yang mengikat kepada semua anggota masyarakat, berpola pikir deduktif, memiliki banyak simbol, memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten sistemnya. 21 Dari uraian tersebut, matematika memerlukan pemahaman daripada hapalan. Sehingga untuk dapat memahami suatu pokok bahasan dalam matematika, siswa harus mampu menguasai konsep- konsep matematika dan keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Terdapat 3 elemen dalam kurikulum matematika yaitu konsep, keterampilan dan pemecahan masalah. Matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, sedangkan siswa SD berada pada usia 7 hingga 12 tahun masih berada pada tahap operasional konkrit yang belum dapat berpikir formal. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan guru untuk mengajarkan matematika sesuai perkembangan usia SD. Terdapat ciri-ciri pembelajaran matematika di SD, yaitu: 22 1 Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk dapat memahami dan 19 Ibid, h. 4 20 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, h.202 21 Saepul, dkk, Matematika, Surabaya: Lapis PGMI, 2008, h.2-6 22 Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung:UPI Press,2006, h.25 mempelajari suatu topik matematika. Konsep diberikan dimulai dengan benda-benda konkret kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika. 2 Pembelajaran matematika bertahap Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, ke semi konkret dan akhirnya kepada konsep abstrak. 3 Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif. Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD digunakan pendekatan induktif. Contoh : Pengenalan bangun-bangun ruang tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai dengan memperhatikan contoh-contoh dari bangun tersebut dan mengenal namanya. 4 Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. 5 Pembelajaran matematika hendaknya bermakna Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk membangun pemahaman terhadap matematika. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi untuk membangun konsep-konsep matematika. Sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.

d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar diklasifikasikan bermacam-macam. Menurut Howard Kingsley, ia membagi hasil belajar menjadi tiga macam yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne mambagi hasil belajar menjadi lima kategori, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris. 23 Selain itu terdapat klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom dibagi menjadi 3 ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotoris. 24 1 Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, aspek kognitif tingkat rendah dan aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi. 25 Terdapat beberapa revisi yang terhadap Taksonomi Bloom yang dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, yakni menjadi mengingat remember, memahamimengerti understand, menerapkan apply, menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create. 26 Pertama, mengingat meliputi mengenali dan memanggil kembali. Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, usia. Sedangkan memanggil kembali adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat. Contoh dalam soal yaitu Tentukan kelipatan dari 3 Kedua, memahamimengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber. Memahamimengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan. Selain itu yang termasuk dalam kompetensi ini yaitu mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, membedakan, menginterprestasi data, mendeskripsikan kata-kata sendiri. Contoh dalam soal yaitu Sebutkan bilangan prima yang lebih dari 30 tetapi kurang dari 50 ? 23 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012, h.22 24 Nana Sudjana. Ibid., h. 22 25 Nana Sudjana. Ibid., h.22 26 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.66 Ketiga, menerapkan berkaitan dengan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur dan mengimplementasi. Menjalankan prosedur dapat dilakukan melalui pengetahuan yang dimiliki siswa. Contoh dalam soal yaitu Dinda pergi ke toko buku 12 hari sekali. Ari pergi ke toko buku 8 hari sekali. Jika hari ini mereka ke toko buku bersama-sama, berapa hari lagi mereka ke toko buku bersama-sama lagi? Keempat, menganalisis berkaitan dengan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan. Contoh dalam soal yaitu Wati membeli 10 tangkai bunga mawar merah dengan harga Rp1.500,00 dan 15 tangkai bunga mawar putih dengan harga Rp2.000,00. Wati merangkai bunga mawar tersebut dengan cara mengikatnya dan menjual Rp1.000,00ikat. Berapa ikat bunga mawar yang dirangkai dan berapa uang yang Wati dapat jika semua bungkusan kue terjual? Kelima, evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian. Evaluasi meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek mengarah pada hal-hal yang tidak konsisten. Sedangkan mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Menciptakan merupakan meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur. 27 2 Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks yaitu Recivingattending penerimaan, Responding jawaban, Valuing penilaian, Organisasi, Karakteristik nilai atau internalisasi nilai. 27 Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi. “Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian ” . Jurnal FIP IKIP PGRI Madiun, 2010,h. 26-29.