Desain penelitian Waktu dan lokasi penelitian Metode Pengumpulan Data Pengukuran Variabel Penelitian

31

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain cross sectional. Desain penelitian ini mengikuti desain penelitian Riskesdas. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dengan memanfaatkan data Riskesdas tahun 2013 untuk meperoleh penjelasan awal mengenai faktor- faktor yang berhubungan dengan anemia pada Balita di Indonesia tahun 2013.

B. Waktu dan lokasi penelitian

Riskesdas 2013 dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2013. Selanjutnya, data Riskesdas yang dimanfaatkan peneliti akan dianalisis pada bulan April hingga Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berusia 12- 59 bulan dari setiap rumah tangga di Indonesia yang terpilih sebagai responden Riskesdas tahun 2013 tingkat nasional. Adapun jumlah balita tersebut adalah 986 balita sebagai unit analisis. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah wanita berusia 10-54 tahun yang berjumlah 884

2. Sampel

a. Sampel Riskesdas Pada survei Riskesdas tahun 2013, pengukuran kadar hemoglobin merukapan data biomedis sehingga untuk perhitungan sampel menggunakan estimasi nasional dengan melakukan penarikan sampel dua tahap berstrata dan subsampel dari estimasi provinsi. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut Kemenkes RI, 2013 : 1 Tahap pertama, memilih 250 kabupatenkota secara probability proportional to size with replacement PPS WR. Metode ini memanfaatkan informasi jumlah rumah tangga perkabupatenkota hasil SP 2010 sebagai ukuran size yang dijadikan sebagai dasar peluang dalam pemilihan sampel. Dari hasil penarikan sampel, jumlah realisasi sampel yang efektif effective sample size sebanyak 177 kabupatenkota. 2 Tahap kedua, dari setiap kabupatenkota terpilih, dilakukan pemilihan blok sensus BS secara systematic sampling dari daftar BS sampel Riskesdas Modul MDG’s. Dengan demikian, BS terpilih Modul Biomedis merupakan subsampel dari BS yang digunakan dalam Modul Provinsi sejumlah 1000 BS. Rumah tangga yang menjadi sampel dalam Riskesdas Modul Biomedis adalah sebanyak 25 rumah tangga yang terpilih pada Modul Provinsi di BS sampel Modul Biomedis. b. Sampel penelitian Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua sampel penelitian yang terkumpul dalam Riskesdas 2013, yaitu balita yang berusia 12-59. Akan tetapi, balita sebagai unit analisis belum memiliki pemahaman yang cukup untuk menjawab pertanyaan di lembar kuesioner, maka ibu dari setiap balita tersebut yang menjadi responden dalam penelitian ini. Untuk keperluan analisis dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisis balita termuda yang dimiliki oleh responden. Berikut adalah kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini : 1 Kriteria inklusi Wanita 10-54 tahun yang memiliki balita termuda berusia 12-59 bulan. 2 Kriteria eksklusi a Responden tidak melengkapi jawaban kuesioner atau terdapat data variabel yang diteliti pada balita dalam dataset tidak lengkap missing maka akan dikeluarkan drop out. b Terdapat nilai ekstrimitas yang tinggi pada variabel numerik. Variabel yang kemungkinan terdapat nilai ekstrimitas yaitu variabel status anemia dengan standar dari WHO tahun 2008 dan variabel status gizi dengan standar buku saku antropometri tahun 2010. Setelah menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4. 1 Jumlah Sampel Penelitian No. Variabel Jumlah n Missing 1 Status Anemia 884 2 Jenis Kelamin Balita 884 3 Usia Balita 884 4 Berat Badan Lahir 842 42 5 Riwayat Malaria 883 1 6 Status gizi BBU 868 16 7 Status gizi BBU 848 36 8 Status gizi BBU 841 43 9 Pemberian vitamin A 852 32 10 Imunisasi DPT 836 48 11 Pendidikan Ibu 884 12 Pekerjaan Ibu 884 13 Usia Ibu 884 14 Jumlah Keluarga 884 16 Tempat Tinggal 884 Perhitungan sampel dilakukan kembali untuk memperoleh nilai kekuatan uji dan derajat kemaknaan yang sesuai dengan besar sampel penelitan ini. Hal ini karena penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, rumus perhitungan besar sampel minimal yang digunakan adalah uji beda dua proporsi, pada data survei maka harus dikalikan dengan efek desain design effectdeff. Efek desain merupakan perbandingan rasio antara varians yang diperoleh pada pengambilan sampel secara kompleks dengan varians yang diperoleh jika pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana simple random sampling. Oleh karena itu, rumus perhitungan besar sampel sebagai berikut: n = Z 1- α2 2P1-P+Z 1- β P 1 1-P 1 + P 2 1-P 2 2 P 1 - P 2 2 x Keterangan: N : Jumlah sampel minimal Z α : Nilai Z pada derajat kemakanaan α Digunakan n ilai Z pada derajat kemakanaan α sebesar 5 Z α =1,96 Z β : Nilai Z pada kekuatan uji 1- β Digunakan nilai Z pada kekuatan uji 1- β dengan β sebesar 80 0,84 P 1 :Proporsi anemia pada kelompok 1 yang bersumber dari kepustakaan penelitian sebelumnya P 2 :Proporsi anemia pada kelompok 2 yang bersumber dari kepustakaan penelitian sebelumnya P : Proporsi total = P 1 +P 2 2 deff : 2 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut diketahui bahwa dengan jumlah sampel sebesar 884, proporsi anemia pada laki-laki dan perempuan secara berturut-turut sebesar 0,65 dan 0,35 Habte dkk, 2013 sehingga derajat kemaknaan yang diperoleh adalah sebesar 5 dengan kekuatan uji sebesar 96.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Riskesdas tahun 2013. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi data yang diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balitbangkes Kementerian Kesehatan Indonesia.

E. Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel status anemia Pengukuran kadar Hemoglobin dalam Riskesdas tahun 2013 dilakukan di lapangan dengan menggunakan alat Hemocue dan dilakukan oleh tenaga analisperawat serta didampingi oleh dokter pendamping. Penggunaan instumen ini telah dilakukan uji validitas terlebih dahulu. 2. Variabel jenis kelamin balita Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K4. Enumerator Riskesdas tahun 2013 menentukan jenis kelamin berdasarkan observasi langsung dan kartu keluarga serta bertanya langsung pada responden. 3. Variabel usia balita Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K7BLN Riskesdas 2013. Usia ditanyakan langsung pada responden dan dihitung dengan pembulatan ke bawah berdasarkan kalender masehi. . Enumerator Riskesdas 2013 melakukan probing melalui dokumen atau catatan kelahiranakte kelahiran dan kartu pengenal seperti KTP, SIM, dan sebagainya ketika responden tidak mengetahui usianya dengan pasti atau lupa. 4. Variabel berat badan lahir Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan melihat catatan atau dokumen berat lahir anak dengan menanyakan pada responden. 5. Variabel riwayat malaria Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan kode A09 dan A10. Pertanyaan A09 adalah apakah anak anda pernah di diagnosis malaria oleh tenaga medis dengan pilian dalam satu bulan terakhir, dua belas bulan terakhir atau tidak pernah. Kemudian kode A10 merupakan pertanyaan jenis malaria yang ditemukan apabila pernah terdiagnosis malaria yaitu malaria tropicana P. falciparum, malaria tertiana P. vivax dan malaria lainnya. 6. Variabel Status gizi Untuk pengukuran berat badan Riskesdas 2013 menggunakan timbangan digital merek Fesco dengan ketepatan 0,1 kg. Tinggi badan diukur menggunakan alat ukur tinggi badan multifungsi dengan kapasitas ukur dua meter dan ketelitian 0,1 cm. Alat ukur tersebut dikalibrasi setiap hari. Kemudian untuk menentukan status gizi berdasarkan indikator BBU, TBU dan BBTB, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar Zscore menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005. 7. Varibel status pemberian vitamin A Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan kode Ja27. Pertanyaan yang ditanyakan pada responden adalah apakah anak anda mendapat kapsul vitamin A dengan menunjukkan kartu peraga. 8. Variabel status imunisasi DPT Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan cara observasi dokumen imunisasi kemudian mencatat tanggal imunisasi DPT 1 sampai 3. 9. Variabel pendidikan ibu Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K8. Enumerator Riskesdas menanyakan langsung pada responden terkait pendidikan apa yang terakhir kali ditamatkan responden. 10. Variabel pekerjaan ibu Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga Riskesdas 2013 pada blok 4 dengan kode B4K9 dan B4K10. B4K9 memuat pertanyaan terkait status pekerjaan responden yang ditujukan pada responden yang berusia ≥10. Sedangkan, B4K10 memuat pertanyaan tentang status pekerjaan utama bagi yang menjawab ―bekerja‖ pada B4K9. Jenis pekerjaan yang diukur adalah PNSTNIPolriBUMNBUMD, pegawai swasta, wiraswasta, petani, nelayan, buruh, dan lainnya, apabila tidak termasuk dalam kode 1 sd 6. 11. Variabel usia ibu Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga Riskesdas 2013 pada blok IV dengan kode B4K7THN. Usia ditanyakan langsung pada responden dan dihitung dengan pembulatan ke bawah atau ulang tahun yang terakhir berdasarkan kalender masehi. . Enumerator Riskesdas 2013 melakukan probing melalui dokumen atau catatan kelahiranakte kelahiran dan kartu pengenal seperti KTP, SIM, dan sebagainya ketika responden tidak mengetahui usianya dengan pasti atau lupa 12. Variabel jumlah keluarga Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga Riskesdas 2013 pada blok IV pertanyaan BR2R. jumlah anggota rumah tangga ditanyakan langsung pada responden. 13. Variabel tempat tinggal Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga Riskesdas 2013 pada blok I dengan kode B1R5. Penentuan desa atau kotamengikuti dari hasil sensus penduduk tahun 2010 SP2010.

F. Manajemen Data

Dokumen yang terkait

Faktor Maternal pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013)

1 8 138

Gambaran Faktor-Faktor Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010)

19 95 155

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 16

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 2

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 1 6

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 34

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

1 2 10

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 1 52

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Indonesia (Analisis Lanjut Riskesdas 2013)

0 0 12

Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Penduduk Indonesia yang Menderita Diabetes Melitus (Data Riskesdas 2013)

1 3 12