Meskipun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, namun hasil penelitian lainnya juga mengatakan hal yang
sama. Penelitian Konstantinyer dkk 2011 tidak menemukan hubungan yang signifikan antara anemia dan vitamin A 95 CI 0.86; 3.65.
Begitupun dengan penelitian di Benin juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara anemia dan vitamin A p value 0,209 Amati dkk,
2013. Perebedaan hasil penelitian ini dimungkinkan karena pengumpulan data vitamin A hanya berdasarkan status pemberiannya saja tanpa
memperhatikan kadar retinol dalam darah. Kemungkinan dapat terjadi gangguan metabolisme penyerapan vitamin A sehingga meskipun sudah
diberikan suplementasi masih berpotensi mengalami anemia.
6. Status Imunisasi DPT
Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi yang baru lahir. Imunisasi DPT berguna untuk
mencegah penyakit Diphtheria, Pertusis, dan Tetanus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko anemia pada
balita yang memiliki status imunisasi DPT tidak lengkap OR 1,15 dan semakin meningkat pada balita yang tidak diberikan imunisasi DPT OR
1,80. Namun hanya pada balita yang tidak diberikan imunisasi DPT yang ditemukan berhubungan dengan anemia secara statistik 95 CI 1,15-
2,84. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Ethiopia yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi DPT dapat
menurunkan risiko penyakit menular sehingga dapat menurunkan risiko anemia Habte dkk, 2013.
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit saluran pernapasan yang sangat menular. Bordetella pertussis adalah agen penyebab batuk rejan
yang terjadi pada balita. Bakteri ini menempel pada selaput lendir di saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan dalam tubuh. B.
pertussis menghasilkan toksin pertusis dan endotoksin, pada kasus yang parah komplikasi seperti demam tinggi, radang otak, kejang, pneumonia
dan kematian dapat terjadi WHO, 2010. Hasil penelitian menemukan bahwa toksin yang ditimbulkan oleh B. pertussis dapat meningkatkan
aktifitas hemolitik pada sel darah merah manusia. Aktifitas hemolitik menyebabkan anemia karena menyebabkan peningkatan penghancuran sel
darah merah.
Jika penghancuran
sel darah
merah melebihi
pembentukannya, maka akan terjadi anemia Bodade dkk, 2009. Berdasarkan hasil penelitian pada balita yang pernah diimunisasi
meskipun tidak lengkap tidak menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan kejadian anemia. Balita yang sudah pernah
diimunisasi akan memiliki kekebalan tubuh lebih baik dibandingkan balita yang tidak pernah diberikan imunisasi sama sekali. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi DPT dapat menurunkan risiko terinfeksi B. pertussis sehingga dapat menurunkan risiko anemia.
Oleh sebab itu, disarankan kepada pemerintah daerah untuk
mengoptimalkan kegiatan penyuluhan imunisasi di tingkat Puskesmas dan
Posyandu dengan pemberdayaan masyarakat kaderisasi imunisasi.
F. Hubungan Kejadian Anemia Berdasarkan Faktor Maternal dan