Variabel Status Anemia
Anemia n
Tidak Anemia n
Status Imunisasi DPT
1. Lengkap 198 73,06
449 79,47 2. Tidak lengkap
34 12,55 67 11,86
3. Tidak Diberikan 39 14,39
49 8,67
Jumlah 271 100,00
565 100,00
Berdasarkan Tabel 5.2, anemia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki 52,7 dan paling banyak terjadi pada kelompok umur 24-35 bulan 29.
Meskipun begitu, proporsi pada masing-masing kelompok umur hampir terdistribusi sama besar. Kemudian sebagian besar balita dengan anemia tidak
memiliki riwayat BBLR 79,6 dan riwayat penyakit malaria 98,9. Berdasarkan status gizi BBU, anemia lebih banyak terjadi pada balita dengan
gizi baik 80 hanya 3,6 yang memiliki status gizi buruk. Begitupun dengan status gizi berdasrkan TBU dan BBTB, anemia lebih banyak terjadi
pada balita dengan tinggi normal 59,2 dan berat normal 88,7. Selain itu, anemia juga lebih banyak terjadi pada balita yang diberikan vitamin A
setiap 6 bulan sekali 73,7 dan memiliki status imunisasi DPT lengkap 73.
C. Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan Faktor Maternal dan Faktor
Sosiodemografi Ibu pada Balita di Indonesia Tahun 2013
Tabel 5.3 menjelaskan distribusi kejadian anemia berdasarkan faktor maternal dan sosiodemografi ibu. Faktor maternal yang dianalisis dalam
penelitian ini yaitu pendidikan, pekerjaan, jenis pekerjaan dan umur ibu sedangkan sosiodemografi yang dianalisis yaitu jumlah keluarga, serta tempat
tinggal.
Tabel 5. 3 Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan Faktor Maternal dan Faktor
Sosiodemografi Ibu pada Balita di Indonesia Tahun 2013
Variabel Status Anemia
Anemia n
Tidak Anemia n
Pendidikan Ibu
1. Tamat perguruan tinggi 11 3,94
36 5,95 2. Tamat SMASederajat
72 25,81 178 29,42
3. Tamat SMP 72 25,81
136 22,48 4. Tamat SD
87 31,18 177 29,26
5. Tidak memiliki ijazah 37 13,26
78 12,89
Jumlah 279 100,00
605 100,00
Pekerjaan Ibu 1. Bekerja
105 37,64 209 34,55
2. Tidak bekerja 174 62,36
396 65,45
Jumlah 279 100,00
605 100,00
Jenis Pekerjaan Ibu 1. PNSTNIPolriBUMD BUMN
3 2,81 9 4,31
2. Pegawai swasta 14 13,08
28 13,40 3. Wiraswasta
23 21,49 56 26,79
4. Petaninelayanburuh 58 54,21
91 43,54 5. Lainnya
9 8,41 25 11,96
Jumlah 107 100,00
209 100,00
Umur Ibu 1. 45-54 tahun
7 2,51 19 3,14
2. 35-44 tahun 85 30,46
189 31,24 3. 25-34 tahun
136 84,75 325 53,71
4. 15-24 tahun 51 18,27
72 11,91
Jumlah 279 100,00
605 100,00
Jumlah Keluarga 1. 5 anggota keluarga
222 79,57 472 78,02
2. 5 anggota keluarga
57 20,43 133 21,98
Jumlah 279 100,00
605 100,00
Tempat Tinggal 1. Desa
139 49,82 262 43,30
2. Kota 140 50,18
343 56,70
Jumlah 279 100,00
605 100,00
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa hanya 4 balita anemia yang memiiki ibu dengan pendidikan tamat perguruan tinggi. Meskipun begitu,
proporsi balita yang anemia hampir terdistribusi sama besar pada tiap jenjang pendidikan yang ditamatkan ibu. Selain itu, 37,64 ibu yang bekerja memiliki
balita yang mengalami anemia dan sebagain besar bekerja sebagai petaninelayanburuh 54,2. Kemudian anemia balita lebih banyak terjadi
pada ibu dengan kelompok umur 25-34 tahun 84,7 dan pada jumlah anggota keluarga 5 79,5. Begitupun berdasarkan tempat tinggal,
sebanyak 50,18 balita anemia tinggal di kota.
D. Hubungan Kejadian Anemia dengan Karakteristik Balita di Indonesia