yaitu 15-19 tahun Habte dkk, 2013. Namun, berdasarkan penelitian di Brazil dan Kuwait tidak terdapat hubungan yang signifikan antara anemia pada balita
dengan usia ibu Konstantyner dkk, 2011; Al-Qaoud dkk, 2014. Selain  faktor  maternal,  status  sosial  dan  demografi  juga  dapat
mempengaruhi  anemia  pada  balita.  Jumlah  keluarga 5  juga  memiliki
hubungan  yang  signifikan  dengan  kejadian  anemia  pada  balita  Leite  dkk, 2013 anak-anak yang berasal dari jumlah keluarga 5 memiliki efek proteksi
terhadap  anemia  Guatema  dkk,  2014.  Prevalensi  anemia  di  Indonesia  pada wilayah  perkotaan  ditemukan  lebih  tinggi  yaitu  30,3  dibandingan  dengan
wilayah  pedesaan  yaitu  sebesar  25,8  Kemenkes  RI,  2013.  Akan  tetapi penelitian  di  negara  Malaysia,  India  dan  Kenya  menemukan  bahwa  wilayah
pedesaan  lebih  berisiko  untuk  menimbulkan  anemia  Ngui  dkk,  2012;  Foote dkk, 2013; Baranwal dkk, 2014.
Berdasarkan  hasil-hasil  penelitian  sebelumnya,  masih  terdapat  hasil  yang kontradiktif,  sehingga  penelitian  ini  perlu  dilakukan  agar  dapat  diketahui
dengan  jelas  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  anemia  balita  di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data survei Riskesdas tahun 2013 yang
dapat mencakup seluruh wilayah di Indonesia sebagai bahan analisis. Analisis ini  dapat  memberikan  gambaran  awal  faktor  yang  dapat  mempengaruhi
anemia pada balita di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Prevalensi  anemia  pada  balita  di  Indonesia  mengalami  peningkatan berdasarkan  survei  dari  tahun  2006  dan  tahun  2013.  Hasil  penelitian
menunjukkan  anemia  balita  dapat  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor  baik
disebabkan  karena  karakteristik  balita  itu  sendiri,  faktor  maternal,  maupun sosiodemografi.  Walaupun  begitu  beberapa  peneilitian  justru  menunjukkan
hasil  yang  kontradiktif  terhadap  hal  tersebut  sehingga  belum  ada  konsistensi terkait  faktor  risiko  anemia  balita,  sehingga  penelitian  untuk  mengetahui
faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  anemia  balita  di  Indonesia  dirasa penting untuk dilakukan.
C. Pertanyaan Penelitian
1.  Bagaimankah  prevalensi  kejadian  anemia  balita  di  Indonesia  berdasarkan data Riskesdas tahun 2013?
2.  Bagaimanakah distribusi kejadian anemia  balita  berdasarkan karakteristik balita  jenis  kelamin,  usia,  berat  badan  lahir,  riwayat  penyakit  malaria,
status  gizi,  status  pemberian  vitamin  A  dan  status  imunisasi  DPT  di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013?
3.  Bagaimanakah  distribusi  kejadian  anemia  balita  berdasarkan  faktor maternal  pendidikan  ibu,  status  pekerjaan  ibu  dan  usia  ibu  dan  faktor
sosiodemografi  jumlah  keluarga  dan  tempat  tinggal  di  Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013?
4.  Bagaimanakah  hubungan  antara  kejadian  anemia  balita  dengan karakteristik balita usia, jenis kelamin, berat badan lahir, riwayat penyakit
malaria, status gizi, status pemberian vitamin A dan status imunisasi DPT di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013?
5.  Bagaimanakah  hubungan  antara  kejadian  anemia  balita  dengan  faktor maternal  pendidikan  ibu,  status  pekerjaan  ibu  dan  usia  ibu  dan  faktor
sosiodemografi  status  ekonomi,  jumlah  keluarga,  tempat  tinggal  di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  anemia  pada balita  usia  12-59  bulan  di  Indonesia  berdasarkan  data  Riskesdas  tahun
2013.
2. Tujuan Khusus
a.  Diketahuinya  prevalensi  kejadian  anemia  balita  di  Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013
b.  Diketahuinya distribusi
kejadian anemia
balita berdasarkan
karakteristik  balita  usia,  jenis  kelamin,  berat  badan  lahir,  riwayat penyakit  malaria,  status  gizi,  status  status  pemberian  vitamin  A  dan
status  imunisasi  DPT  di  Indonesia  berdasarkan  data  Riskesdas  tahun 2013
c.  Diketahuinya  distribusi  kejadian  anemia  balita  berdasarkan  faktor maternal pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan usia ibu dan faktor
sosiodemografi  jumlah  keluarga  dan  tempat  tinggal  di  Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013
d.  Diketahuinya  hubungan  antara  kejadian  anemia  balita  dengan karakteristik  balita  usia,  jenis  kelamin,  berat  badan  lahir,  riwayat
penyakit  malaria,  status  gizi,  status  status  pemberian  vitamin  A  dan status  imunisasi  DPT  di  Indonesia  berdasarkan  data  Riskesdas  tahun
2013
e.  Diketahuinya  hubungan  antara  kejadian  anemia  balita  dengan  faktor maternal pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan usia ibu dan faktor
sosiodemografi  jumlah  keluarga  dan  tempat  tinggal  di  Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Kementrian Kesehatan
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  pertimbangan  dalam pembuatan  program  pencegahan  dan  penanggulangan  masalah  anemia  di
Indonesia,  khususnya  dalam  menentukan  program  yang  tepat  untuk kesehatan balita.
2. Manfaat bagi Dinas Kesehatan di Indonesia
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  acuan  dalam memberikan  intervensi  yang  tepat  dalam  menyelesaikan  masalah  anemia
pada balita di masing-masing wilayah otoritas dinas kesehatan.
3. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  dijadikan  referensi  terkait  faktor risiko kejadian anemia pada balita sebagai dasar pengembangan penelitian
lebih lanjut.
F. Ruang lingkup
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  epidemiologi  analitik  dengan  desain cross  sectional.  Penelitian  ini  dan  menggunakan  data  Riset  Kesehatan  Dasar
Riskesdas  tahun  2013  sebagai  bahan  analisis  lanjut  untuk  menjawab pertanyaan  penelitian  dan  dilaksanakan  pada  bulan  April  hingga  Juni  2015.
Responden  dalam  penelitian  ini  adalah  wanita  usia  10-54  tahun  dan  unit analisisnya  adalah  balita  usia  12-59  bulan  yang  berjumlah  884.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
1. Definisi Anemia
Menurut  WHO,  anemia  adalah  suatu  kondisi  dimana  jumlah  sel darah  merah  atau  kapasitas  oksigen  tidak  mencukupi  untuk  memenuhi
kebutuhan  fisiologis,  yang  bervariasi  menurut  umur,  jenis  kelamin, ketinggian, merokok, dan status kehamilan WHO, 2014.  Anemia adalah
penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di  dalam  sirkulasi  darah.  Anemia  dapat  terjadi  pada  semua  tahap
kehidupan,  tetapi  lebih  umum  terjadi  pada  anak-anak  dan  wanita  hamil. Berikut adalah kategori status anemia berdasarkan kadar hemoglobin pada
balita usia 6-59 bulan WHO, 2008: a.  Normal
: 11 grdl b.  Anemia ringan
: 10-10,9 grdl c.  Anemia sedang
: 7-9,9 grdl d.  Anemia berat
:  7 grdl
2. Etiologi Anemia
Anemia  dapat  disebabkan  oleh  beberapa  hal,  yaitu  gangguan pembentukan eritrosit, perdarahan dan hemolisis. Gangguan pembentukan
eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu seperti mineral besi, tembaga, vitamin A, B12, asam folat, asam amino, serta gangguan
pada  sumsum  tulang.  Kemudian  perdarahan  baik  akut  maupun  kronis