108 ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung mencapai 75,89
yang termasuk dalam kategori sangat tinggi.
e. Refleksi Tindakan
Peneliti dan guru kelas II melakukan kegiatan refleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan guru
dan peneliti, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan meningkat dibandingkan dengan siklus I. Guru dan peneliti telah melaksanakan tindakan
dengan baik dan dapat diikuti oleh semua siswa. Walalu ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga jauh lebih
aktif selama
proses pembelajaran
dikarenakan guru
menyediakan rewardpenghargaan berupa stricker berprestasi untuk siswa yang aktif selama
kegiatan belajar mengajar. Pada tindakan siklus II pembelajaran membaca menulis dengan
menggunakan model Quantum Teaching menggunakan kalimat yang dicetak dan gambar yang lebih variasi dan proporsional dapat meningkatkan kemampuan
membaca menulis serta aktivitas belajar siswa. Guru dan peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran membaca menulis dengan baik. Siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru menciptakan suasana pembelajaran membaca menulis yang lebih menyenangkan, dengan kegiatan
bernyanyi ketika kondisi siswa sedang ramai untuk memfokuskan kembali siswa. Guru juga menggunkan reward atau penghargaan berupa sticker prestasi, dimana
sebelumnya guru memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan
109 Tetapi masih terdapat permasalahan yang dihadapi siswa tetapi sudah
berkurang banyak. Permasalahan tersebut meliputi 1 masih ada siswa siswa yang kurang berani dalam membaca, 2 ada siswa yang masih membaca dengan
intonasi yang kurang tepat padahal guru sudah mencontohkan cara membaca yang benar, 3 siswa masih kurang teliti dalam menulis, misalnya menulis kata
„memandikan‟ ditulis „memadikan‟. Secara keseluruhan hasil kemampuan membaca menulis siswa pada siklus
II mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca menulis dengan lancar tanpa bantuan dari guru. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasil pembelajaran membaca dengan menggunakan model Quantum Teaching dan aktivitas siswa akan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan pada Siswa Kelas II SD N Gembongan dari Kondisi Awal sampai Siklus II
No Interval Nilai
Nilai Awal Nilai Siklus I
Nilai Siklus II Keterangan
f f
f 1
85,00 – 100
12 42,86
Sangat Baik 2
70,00 – 84,5
13 46,43
13 46,43
Baik 3
55,00 – 69,9
16 57,14
15 53,57
3 10,71
Cukup 4
40,00 – 54,9
11 39,29
Kurang 5
– 39,00 1
3,57 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada siklus II sebanyak 25 siswa atau
89,29 dan siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan sebanyak 3 siswa atau 10,71. Dengan demikian terjadi kenaikan jumlah siswa yang nilainya di
atas kriteria keberhasilan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut menjadikan peneliti berhenti sampai siklus II karena penelitian telah memenuhi indikator
keberhasilan dengan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Keberhasilan sudah lebih dari 75.
110 Pembelajaran dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan
kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus II sebesar
28,52 kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 81,98. Untuk lebih jelasnya lihat diagram berikut ini.
Tabel 18. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan
No Tindakan
Skor 1
Kondisi Awal 53,46
2 Siklus I
69,22 3
Siklus II 81,98
Dari tabel peningkatan hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan di atas, dapat digambarkan diagram peningkatan
kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebagai berikut.
Gambar 11. Diagram Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
53,46 69,22
81,98
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
111 Untuk aktivitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan
dari rata-rata kondisi awal yang hanya memperoleh persentase 34 meningkat pada siklus I menjadi 67,72 yang termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II
kedua juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 75,89 dengan kategori sangat tinggi. Persentase aktivitas siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Tindakan
Persentase Skor
Kategori 1
Kondisi Awal 34
267 Rendah
2 Siklus I
67,72 531
Tinggi 3
Siklus II 75,89
595 Sangat Tinggi
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan
sebagai berikut.
Gambar 12. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan
34 67,72
75,89
10 20
30 40
50 60
70 80
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
112
A. PEMBAHASAN
1. Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan
Dari pemaparan hasil penelitian di atas, penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis permulaan memberikan
pengaruh positif sehingga terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri
Gembongan. Kemampuan siswa dalam membaca menulis permulaan mengalami peningkatan dengan digunakannya model Quantum Teaching. Peningkatan
kemampuan membaca menulis permulaan sebesar 28,52 kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 81,98.
Pada kondisi awal, nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II baru masuk kategori kurang. Beberapa penyebabnya adalah
sebagian besar siswa masih memiliki motivasi dan minat yang rendah terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan, suasana pembelajaran kurang
menyenangkan dan kurang kondusif, serta belum digunakannya model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran membaca menulis
permulaan. Setelah dilakukan tindakan siklus I, kemampuan membaca menulis
permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 15,76 kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 69,22. Beberapa faktor yang menyebabkan
peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan tersebut adalah faktor psikologis siswa motivasi dan minat dan faktor eksternal proses pembelajaran
yang menyenangkan. Pada siklus I, siswa lebih termotivasi dalam belajar