Observasi dan Monitoring Kondisi Awal

81 Gambar 6. Membersihkan kandang ayam kandang ayam harus selalu bersih kandang ayam harus selalu bersih kan-dang a-yam ha-rus se-la-lu ber-sih k-a-n-d-a-n-g a-y-a-m h-a-r-u-s s-e-l-a-l-u b-e-r-s-i-h kan-dang a-yam ha-rus se-la-lu ber-sih kandang ayam harus selalu bersih kandang ayam harus selalu bersih Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan 1 kejelasan penulisan kata, 2 ketepatan penggunaan ejaan, 3 kelengkapan penulisan kata, 4 kerapian. Kegiatan selanjutnya siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan cara merawat hewan atau tumbuhan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. selama proses diskusi berlangsung siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan diskusi selesai, siswa membaca teks bac aan “Merawat Hewan dan Tumbuhan” secara individu dan dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar hewan yang ada di soal evaluasi.

d. Observasi dan Monitoring

Observasi bertujuan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dapat diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan ketika pelaksanan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan dengan mencatat apa saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ke dalam lembar pengamatan yang telah disusun. Instrumen 82 observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan obervasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam catatan lapangan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi kelas, keadaan dan kendala tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Quantum Teaching. Peneliti melakukan kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia fokus membaca menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Teaching, untuk mengetahui secara langsung tindakan yang dialaksanakan dan mengamati saat proses tindakan berlangsung. Monitoring dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis sesuai jadwal pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan dibantu satu orang mahasiswa sebagai mitra peneliti. Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti, guru, dan mitra peneliti untuk masukan sebagai bahan refleksi antara guru kelas II dan peneliti untuk melakukan evaluasi. e. Hasil Siklus I Pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching pada setiap pertemuan di skilus I secara keseluruhan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan tema dan sub tema yang akan dipelajari. Sebelum guru melakukan apersepsi, terlebih dahulu guru mengajak siswa menyanyikan lagu sesuai dengan tema yang dipelajari sehingga 83 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tahap ini, guru berhasil membuat siswa menjadi fokus. Hal ini dapat dibuktikan dengan antusias dan semangatnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sebagai bentuk apersepsi. Para siswa berusaha menarik perhatian guru supaya mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Guru menjelaskan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Hal ini dilakukan supaya siswa memahami maksud dari langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan dalam proses pembelajaran membaca menulis. Dalam proses pembelajaran, guru memberikan permainan kepada siswa berupa tebak gambar dengan menggunkan kotak ajaib. Setelah gambar sudah tertebak oleh siswa, siswa yang telah ditunjuk untuk melakukan permainan menunjukkan gambar tersebut kepada siswa yang lain. Langkah berikutnya, siswa menyusun kartu kalimat di papan kalimat yang sebelumnya guru telah membagikan kartu kalimat secara acak kepada siswa. Setelah teks bacaan tersusun, guru memberikan contoh cara membaca yang baik dan benar. Guru mengambil satu kalimat untuk diuraikan menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf dilanjutkan dengan huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi satu kalimat utuh SAS. Guru memberikan contoh cara membaca menulis yang baik yang selanjutnya ditirukan oleh siswa. Berikut ini hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. 84 Tabel 10. Data Hasi Penilaian Kemampuan Membaca menulisPermulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I No Nama Skor 1 ADS 65,5 2 APA 64,67 3 AYS 65,5 4 AEL 56,33 5 AAP 74,67 6 BHA 74,67 7 CRL 72,17 8 FTI 66,33 9 FWS 67,17 10 GGP 72,17 11 HZS 69,67 12 HK 66,33 13 IMA 68 14 IKN 69,67 15 IDJ 74,67 16 JLP 76,33 17 LSS 74,67 18 MG 76,33 19 MPP 58,83 20 MFR 75,5 21 OV 69,67 22 PS 68 23 PSA 73,83 24 PA 72,17 25 RAS 65,5 26 RAD 55,5 27 RWL 73 28 RR 71,33 Jumalah Nilai 1938,167 Rerata Nilai 69,22 Untuk lebih jelasnya, hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I pada tabel berikut ini. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Siswa Kelas 2 SD N Gembongan Siklus I No Interval Nilai Kategori f Persentase Rata-rata 1 85,00 – 100 Baik Sekali 69,22 2 70,00 – 84,5 Baik 13 46,43 3 55,00 – 69,9 Cukup 15 53,57 4 40,00 – 54,9 Kurang 5 – 39,0 Sangat Kurang Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pembelajaran membaca dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 85 membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan sudah mengalami peningkatan dengan nilai tertingi 76,33 dan nilai terendah 55,5. Rata- rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa pada siklus I adalah 69,22. Hasil penilaian membaca menulis tersebut dapat di deskripsikan sebagai berikut: siswa yang mendapat rentang nilai antara 70,00 -84,5 sebanyak 13 siswa atau 46,43 dalam kategori baik dan siswa yang mendapat rentang nilai 55,00-69,9 sebanyak 15 siswa atau 53,57 dalam kategori cukup. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus I sebesar 15,76 kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 69,22 . Tabel 12. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No Tindakan Skor 1 Kondisi Awal 53,46 2 Siklus I 69,22 Dari tabel di atas dapat digambarkan peningkatan hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan dari kondisi awal sampai dengan siklus I pada gambar diagram berikut ini. Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Kondisi Awal dan Siklus I 53,46 69,22 20 40 60 80 Kondisi Awal Siklus I 86 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dengan menggunkan model Quantum Teaching. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai lebih dari sama dengan 70 ≥70 sebanyak 13 siswa atau sebesar 46,43 . Sedangkan siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai kurang dari 70 70 sebanyak 15 siswa atau sebesar 53,57. Aktivitas Siswa Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh pengamat, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung cukup baik. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyiapkan semua peralatan tulisnya dengan baik, meskipun terdapat beberapa siswa yang masih asyik berbicara dengan temannya. Siswa terlihat sangat antusias saat guru mengajak siswa bernyanyi dan melakukan apersepsi. Semua siswa menyimak apa disampaikan oleh guru dan menjawab secara semangat apa yang guru tanyakan. Pada kegiatan inti sudah berjalan cukup baik. Ada siswa yang berani mengeluarkan pendapatnya. Ada siswa yang aktif ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk membaca kalimat. Tetapi , ada juga siswa yang ketika siswa lain maju dia memberi pendapat. Ada siswa yang aktif bertanya tentang media gambar yang ditnjukkan oleh guru. Ada siswa siswa yang ketika proses pembelajaran membaca menulis sedang berlangsung asyik sendiri dengan teman sekelompoknya. Ada siswa dimana dia ingin selalu gurunya mendampingi siswa tersebut. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa kelas II selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan berlangsung pada siklus I. 87 Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Siklus I No Nama Skor 1 ADS 14 2 APA 12 3 AYS 15 4 AEL 17 5 AAP 20 6 BHA 21 7 CRL 13 8 FTI 13 9 FWS 16 10 GGP 17 11 HZS 19 12 HK 12 13 IMA 16 14 IKN 18 15 IDJ 26 16 JLP 23 17 LSS 28 18 MG 26 19 MPP 17 20 MFR 27 21 OV 16 22 PS 14 23 PSA 27 24 PA 20 25 RAS 19 26 RAD 20 27 RWL 27 28 RR 18 Jumlah 531 Persentase 67,72 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahawa penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia fokus membaca menulis permulaan cukup berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada siklus I ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sebesar 67,72 atau termasuk dalam kategori tinggi. Untuk siklus selanjutnya atau siklus II diharapkan aktivitas siswa kelas II dalam proses pembelajaran membaca menullis permulaan dapat lebih meningkat sehingga mencapai kategori yang lebih baik. 88

f. Refleksi dan Revisi Rancangan Tindakan