22 e.
Cerita anak-anak dengan memperhatikan jeda yang ada dalam bacaan. f.
Percakapandialog tentang suatu kegiatan menggunakan tanda baca titik dan tanda tanya pada akhir kalimat
g. Puisi anak-anak dibaca secara kelompok.
Sedangkan untuk menulis permulaan dari Kurikulum Sekolah Dasar GPBB dapat diketahui bahwa materi untuk menulis permulaan di kelas II SD
mencakup beberapa komponen sebagai berikut. a.
Penulisan kata-kata atau kalimat sederhana yang didiktekan guru. b.
Penulisan catatan kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri, dengan bantuan guru.
c. Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat.
d. Penulisan kalimat sederhana yang didiktekan guru.
e. Penulisan nama benda, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
f. Penggunaan huruf kapital untuk nama orang, bulan, dan hari.
g. Penempatan jeda pada akhir bagian-bagian kalimat sesuai dengan makna
kalimat. h.
Penggunaan huruf kapital secara tepat dalam kalimat. i.
Penggunaan tanda tanya pada akhir kalimat tanya.
8. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran bahasa menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997:30 merupakan rencana pembelajaran, yang mencakup pemilihan,
23 penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta
kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya.
Metode pengajaran menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. 19921993: 4 merupakan suatu rencana menyeluruh berkaitan dengan penyajian bahan belajar
yang dikembangkan
berdasarkan pendekatan
yang dipilih.
Metode menggambarkan secara menyeluruh langkah-langkah yang dilalui selama proses
pembelaran. b.
Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
Ada beberapa metode pembelajaran membaca menulis permulaan. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997: 53-57 menjelaskan metode
membaca menulis permulaan meliputi: 1 metode abjad, 2 metode bunyi, 3 metode kupas rangkai suku kata, 4 metode kata lembaga, 5 metode global, 6
metode structural analitik sintetik SAS. Lebih lanjut metode membaca menulis permulaan dipertegas dari pendapat Yeti Mulyati 2008: 15-23 sebagai berikut.
a Metode Abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad dan metode bunyi, merupakan metode-metode yang sering menggunakan kata-kata lepas. Metode abjad merupakan metode yang digunakan
dalam pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf
tersebut dihafalkan dan dilafalkan siswa sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah para siswa bisa menuliskan
huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata.
24 Sedangkan metode bunyi sebenarnya merupakan bagian dari metode eja.
Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode ejaabjad di atas. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan
atau pelafalan abjad huruf-hurufnya. Contoh:
1 Metode abjad : bo-bo → bobo
la- ri → lari
2 Metode bunyi : na-na → nana
lu-pa → lupa
Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada pengucapan huruf. Pada metode abjad huruf diucapkan sebagai abjad
“a”, “b”, “ce”, dst, sedangkan pada metode bunyi, huruf diucapkan sesuai dengan
bunyinya [m], [n], [a], dst.
b Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga
Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga, dalam penerapannya menggunakan cara menguraikan dan merangkaikan. Metode kupas
rangkai suku kata memiliki tahap-tahap mulai dari: 1 pengenalan suku-suku kata; 2 perangkaian suku-suku kata menjadi kata; 3 perangakaian kata menjadi
kelompok kata atau kalimat sederhana; 4 pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan.
Sedangkan metode kata lembaga diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan
suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan dikupas menjadi suku
25 kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian
huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga kata
semula. Misalnya:
1 Metode kupas rangkai suku kata : ma ta → ma-ta
pa pa → pa-pa
Untuk memperkenalkan huruf kepada siswa, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa, diuraikan menjadi huruf, kemudian huruf dirangkaikan lagi menjadi
suku kata. Misalnya:
nina → ni-na → n i - n a → n-i-n-a 2
Metode kata lembaga bola → bo-la → b – o – l – a → bo – la → bola
bola → bo-la → b – o ― l – a → bo- la ― bola Kepada siswa disajikan kata-kata, salah satu diantaranya merupakan kata
lembaga, yaitu kata yang sudah dikenal siswa. Kata tersebut diuaraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah itu huruf dirangkai lagi
menjadi suku kata, dan suku kata dirangkaikan menjadi kata.
c Metode Global
Metode ini memperkenalkan kepada para siswa beberapa kalimat, untuk dibaca. Sesudah siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu, salah satu di antaranya
dipisahkan untuk dikaji, dengan cara menguraikan atas kata, suku kata, huruf-
26 huruf. Sesudah siswa membaca huruf-huruf itu. Kemudian huruf-huruf
dirangkaikan lagi sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan kata- kata menjadi kalimat lagi.
Misalnya: 1
Memperkenalkan gambar dan kalimat.
ini dadu
Gambar 1. Gambar dadu http:www.trijayafmplg.netwpcontentuploads201112images19.jpg
2 Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku
kata menjadi huruf-huruf.
ini dadu ini dadu
i-ni da-du
i-n-i d-a-d-u
d Metode SAS
SAS merupakan singkatan dari „‟Struktural Analitik Sintetik‟‟. Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses
pembelajaran membaca menulis permulaan bagi siswa kelas rendah. Dalam
27 pelaksanaanya, metode ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tanpa buku dan
menggunakan buku. Secara utuh, proses SAS tersebut sebagi berikut.
ini bola ini
bola i―ni bo―la
i―n―i b―o―l―a i―ni bo―la
ini bola
ini bola
Melihat prosesnya, metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca menulis permulaan. Beberapa manfaat sebagai kelebihan dari metode
ini, di antaranya sebagai berikut. a.
Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik ilmu bahasa yang memandang satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat
dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yaitu kata, suku kata, dan akhirnya fonem huruf-huruf.
b. Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa siswa. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi siswa karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui siswa. Hal ini akan memberikan dampak positif
terhadap daya ingat dan pemahaman siswa. c.
Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri menemukan sendiri. Siswa mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap
seperti ini akan membantu siswa dalam mencapai kebrhasilan belajar. Sejalan dengan pendapat di atas, Supriyadi dkk. dalam Darmiyati Zuhcdi
dan Budiasih, 19961997: 65 juga memandang bahwa metode SAS cocok untuk
28 pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: 1 metode ini menganut
prinsip ilmu bahasa umum, 2 metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan 3 metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Dari beberapa metode membaca menulis permulaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode SAS
untuk pengajaran membaca menulis permulaan.
9. Penilaian Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan