115 beberapa faktor diantaranya fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis
Lamb dan Arnold, dalam Farida Rahim, 2008: 16. Ketiga siswa tersebut dilihat dari faktor fisiologis dan intelektual masuk kategori normal. Dilihat dari faktor
psikologis, kelima siswa tersebut selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan sering kurang memperhatikan, kurang antusias dan kurang berminat.
Faktor lingkungan siswa tidak teramati oleh peneliti.
2. Peningkatan Proses Pembelajaran
Menurut siswa kelas II, siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching.
Mereka tidak merasa bosan karena proses pembelajaran tidak monoton dan meriah serta memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa. Mereka
lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak merasa bosan.
Aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri Gembongan mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pengelolaan pembelajaran yang telah dirancang
memberi pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal aktivitas siswa termasuk dalam kategori kurang dengan persentase 34.
Selanjutnya, pada siklus I presentase aktivitas siswa meningkat dengan kategori tinggi dengan persentase sebesar 67,72. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa
semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini siswa sangat aktif bahkan mereka berebut ingin ke depan kelas jika guru memberikan
tugas membaca di depan kelas. Selain itu siswa memiliki inisiatif sendiri ketika guru bertanya hampir semua siswa mengangkat jarinya. Padahal pertanyaan yang
diberikan oleh guru belum selesai. Pada siklus II dapat dideskripsikan hasil
116 observasi aktivitas belajar siswa dalam kategori sangat tinggi dengan persentase
sebesar 75,89.
Menurut guru kelas II, pelaksanaan tindakan kelas memberikan suasana dan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran membaca menulis. Oleh
karena itu, tingkat aktivitas belajar siswa menjadi meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum diterapkan model Quantum Teaching. Hal ini
menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan tindakan proses pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dan keaktifan siswa. Hal ini memberikan warna yang berbeda pada proses pembelajaran, sehingga siswa
akan lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan model Quantum Teaching juga dapat memberikan motivasi guru untuk lebih
kreatif sehingga kemampuan guru pada proses pembelajaran akan meningkat, baik
pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi.
Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siswa kelas II SD N Gembongan. Hal ini dapat dilihat dari
persentase keaktifan belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa sudah menujukkan dalam kategori tinggi. Oleh karena itu
dalam pelaksanaan tindakan siklus II diberikan perubahan tindakan lagi yang diharapkan dapat menambah tingkat keaktifan siswa. Pada tindakan siklus II
diberikan rewardpenghargaan berupa sticker prestasi. Reward atau penghargaan
117 ini diberikan kepada siswa yang aktif selama proses pembelajaran atau bersedia
melakukan tugas yang diberikan oleh guru atas inisiatif siswa sendiri. Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan menggunakan model
Quantum Teaching yang dimodifikasi dengan pemberian rewardpenghargaan
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Dari pembahasan tentang proses pembelajaran membaca menulis permulaan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dari kondisi awal ke siklus I dengan aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori tinggi.
Selanjutnya dari siklus I ke siklus II juga terdapat peningkatan aktivitas siswa dengan kategori sangat tinggi.
3. Keterbatasan Penelitian