28 pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: 1 metode ini menganut
prinsip ilmu bahasa umum, 2 metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan 3 metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Dari beberapa metode membaca menulis permulaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode SAS
untuk pengajaran membaca menulis permulaan.
9. Penilaian Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
a. Pengertian Penilaian
Penilaian menurut Saleh Abbas 2006: 146 merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan penilaian menurut Nurgiantoro dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 121 merupakan alat atau kegiatan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Baik tes amupun non tes dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa yang dinilai. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan suatu proses pegumpulan informasi memperoleh, menganalisis, dan mennafsirkan tentang hasil belajar yang dilakukan oleh siswa yang digunakan
untuk pengambilan langkah selanjutnya.
29
b. Tujuan Penilaian
Menurut Saleh Abbas 2006: 146 terdapat beberapa tujuan penilaian diantaranya sebagai berikut.
a. Memantau pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa
b. Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar
tertentu, beberapa tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hal ini berguna sebagai umpan balik bagi siswa saat mengetahui kemampuan dan
kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya
pengayaan remidi d.
Mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksnakan. Hal ini akan mendorong guru melakukan refleksi agar memiliki kemampuan mengajar
lebih baik
c. Penilaian Membaca Menulis Permulaan Kelas II SD
Membaca menurut Sabarti Akhadiah 19921993: 22 merupakan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huuruf dan
kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Dalam pengajaran membaca, terdapat dua
jenis membaca yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutpemahaman. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pengajaran membaca khususnya membaca
permulaan maka digunakan teknik tes dan non tes. Untuk teknik tes pada pengajaran membaca permulaan, khususnya membaca nyaring diadakan untuk
30 mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa dalam mengenal dan
menyuarakan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat dengan intonasi yang wajar. Dengan demikian tes membaca permulaan lebih menekankan pada
kemampuan teknisnya dan sifatnya individual. Untuk memberi nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai: a lafal, b kelancaran,
c perhatian terhadap tanda baca, d intonasi. Penilaian membaca nyaring menurut Yeti Mulyati 2008: 46 meliputi
siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa lambang yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana. Melalui tes ini, guru akan
dapat menilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi lambang-lambang bunyi, melafalkannya, dan memaknainya
Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 1997: 123-124 tujuan penilaian membaca permulaan di kelas 2 SD mencakup tiga kemampuan sebagai berikut.
a. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau
menjawab pertanyaan, serta menceritakan kembali. b.
Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau menjawab pertanyaan, serta dapat menceritakan kembali.
c. Siswa mampu membaca puisi yang sesuai dengan anak.
Untuk mengevaluasi aspek pertama, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membaca nyaring bersuara, untuk aspek kedua dievaluasi dengan
cara memberikan bacaan berupa cerita sederhana yang sesuai dengan siswa. Evaluasi dapat dilakukan melalui: 1 pertanyaan dari guru tentang isi bacaan, 2
tugas menceritakan kembali bacaan yang dibaca, secara lisan, 3 memberikan
31 tugas membuat pertanyaan berdasarkan bacaan. Untuk tujuan aspek ketiga dapat
diketahui melalui tugas membaca puisi sederhana yang disediakan guru, dengan bersuara. Adapun butir-butir yang perlu diperhatikan dalam bacaan puisi
mencakup: a pelafalan, b kesesuaian intonasi dengan isi yang terkandung dalam puisi, c kelancaran, d kejelasan suara.
Sedangkan menulis dibedakan menjadi menulis permulaan dan menulis lanjut. Menurut Sabarti Akhadiah 19921993:149-151 tujuan dari penilaian atau
evaluasi menulis permulaan agar dapat diperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam menuliskan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat, sesuai
dengan aturan ejaan yang sudah diajarkan huruf besar pada awal kalimat, tanda titik, tanda seru, tanda tanya pada akhir kalimat, dan sebagainya. Untuk memberi
nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai meliputi: a kejelasan penulisan huruf, b ketepatan penggunaan ejaan, c ketepatan
menggunakan kalimat, d kerapian. Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997: 125-127
tujuan penilaian menulis permulaan di kelas 2 SD sama dengan kelas 1 SD tetapi lebih bersifat pragmatik yang mencakup tiga kemampuan sebagai berikut.
a. Siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana.
c. Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang dikenal
di sekitarnya dengan kalimat sederhana. Untuk mengevaluasi ini dialakukan dengan pemberian tugas membuat
kalimat-kalimat sederhana untuk menyatakan perasaan, pesan, keinginan, atau
32 dapat juga siswa diminta membuatmenuliskan suatu dialog dengan kalimat da
nisi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti menggunakan penilaian
berupa tes. Peneliti memodifikasi penialaian dengan menyederhanakan pendapat dari Sabarti Akhadiah M.K, dkk., Yeti Mulyati, Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.
Dalam penilaian membaca menulis permulaan aspek yang dinilai meliputi: 1 lafal, 2 intonasi, 3 kelancaran, 4 keberanian, 5 kejelasan penulisan kata, 6
ketepatan penggunaan ejaan, 7 kelengkapan penulisan kata, 8 kerapian.
B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching
1. Pengertian Model Pembelajaran
Trianto 2011: 52 berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi dari model pembelajaran ini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran
dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini dipengaruhi sifat materi dan materi yang akan guru ajarkan, tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran tersebut, dan kemampuan dari peserta didik.
Agus Suprijono 2011: 46 berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan model-model pembelajaran.
Karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengalami kesulitan sehingga