112
A. PEMBAHASAN
1. Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan
Dari pemaparan hasil penelitian di atas, penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis permulaan memberikan
pengaruh positif sehingga terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri
Gembongan. Kemampuan siswa dalam membaca menulis permulaan mengalami peningkatan dengan digunakannya model Quantum Teaching. Peningkatan
kemampuan membaca menulis permulaan sebesar 28,52 kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 81,98.
Pada kondisi awal, nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II baru masuk kategori kurang. Beberapa penyebabnya adalah
sebagian besar siswa masih memiliki motivasi dan minat yang rendah terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan, suasana pembelajaran kurang
menyenangkan dan kurang kondusif, serta belum digunakannya model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran membaca menulis
permulaan. Setelah dilakukan tindakan siklus I, kemampuan membaca menulis
permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 15,76 kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 69,22. Beberapa faktor yang menyebabkan
peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan tersebut adalah faktor psikologis siswa motivasi dan minat dan faktor eksternal proses pembelajaran
yang menyenangkan. Pada siklus I, siswa lebih termotivasi dalam belajar
113 membaca menulis karena dalam pembelajaran terdapat permainan berupa tebak
gambar yang mampu membuat siswa menjadi antusias dan bersemangat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi
19981999:38 yang menyatakan bahwa salah satu alernatif yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memanfaatkan
permainan dalam kegiatan pembelajaran membaca menulis. Selain itu, dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan langkah-langkah
pembelajaran Quantum Teaching menjadikan proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, salah satunya siswa diberikan apresiasi berupa
reward dalam bentuk pujian atau tepuk tangan, sehingga siswa menjadi termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sabarti Akhadiah M.K, dkk. 19921993: 26 yang mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor mempengaruhi dalam peningkatan
kemampuan membaca siswa. Meskipun pada siklus I terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis
permulaan pada siswa, namun masih ada beberapa permasalahan yaitu diantaranya, sebagian besar siswa membaca dengan intonasi yang kurang tepat,
beberapa siswa masih mengeja kata per kata dalam membaca; masih ada siswa yang kesulitan dalam membaca suku-suku tertutup; beberapa siswa masih terbata-
bata dalam membaca . Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi‟uddin dan
Darmiyati Zuchdi 19981999: 67 bahwa terdapat problem umum yang dihadapi siswa dalam membaca seperti membaca kata demi kata, miskin pelafalan,
penyisipan, dan penggantian. Permasalahan lain, siswa dalam menuliskan kata-
114 kata kurang lengkap dan ada beberapa siswa yang menulis tidak sesuai dengan
EYD. Penyebab permasalahan tersebut diantaranya karena penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran membaca permulaan masih kurang tepat dan
bimbingan membaca menulis permulaan terhadap siswa masih kurang. Pada siklus II, kemampuan membaca permulaan siswa mengalami
peningkatan sebesar 12,76 rata-rata di siklus I 69,22 meningkat menjadi 81,98. Pada siklus II pembelajaran membaca menulis permulaan, sebagian besar siswa
kelas II sudah dapat membaca menulis dengan benar sesuai dengan kriteria dalam penilaian membaca menulis permulaan. Hal ini karena pada siklus II penggunaan
model Quantum Teaching diperbaiki langkah-langkah pembelajaran, bimbingan membaca menulis permulaan oleh guru terhadap siswa lebih ditingkatkan serta
siswa lebih dimotivasi lagi dengan diberi reward berupa sticker prestasi. Setelah dilakukan tindakan siklus II, kemampuan membaca menulis permulaan siswa
kelas II sudah masuk kategori baik. Hal ini sudah sesuai dengan dari pendapat Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi 19981999: 37 yang menyatakan
bahwa kemampuan membaca menulis siswa harus sudah dikuasai sejak dini kelas awal karena dapat menjadikan siswa sebagai individu yang berpikir kritis-kreatif
dan dimensi afektif. Selain itu kemampuan membaca menulis sebagai kunci pembuka untuk memasuki „dunia‟ yang lebih luas.
Secara keseluruhan sebagian besar siswa kelas II sudah dapat membaca menulis dengan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada penilaian
membaca menulis permulaan, ada 3 siswa yang belum mencapai nilai minimal 70. Hal ini karena kemampuan membaca menulis permulaan dipengaruhi oleh
115 beberapa faktor diantaranya fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis
Lamb dan Arnold, dalam Farida Rahim, 2008: 16. Ketiga siswa tersebut dilihat dari faktor fisiologis dan intelektual masuk kategori normal. Dilihat dari faktor
psikologis, kelima siswa tersebut selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan sering kurang memperhatikan, kurang antusias dan kurang berminat.
Faktor lingkungan siswa tidak teramati oleh peneliti.
2. Peningkatan Proses Pembelajaran