124 unsur-unsur dalam komunikasi visual berupa komik, gambar, kartun,
poster, foto, serta karikatur pada setiap kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kesesuaian dan keterkaitannya dengan materi.
11. Bahan ajar dilengkapi dengan soal-soal latihan berupa kuis yang
bervariasi, kegiatan sains, proyek sains, juga dilengkapi berbagai rubrik serta artikel untuk menambah wawasan dan sumber pendukung,
pemberian variasi tugas yang menyenangkan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, serta percobaan tentang fenomena-fenomena alam
yang berkaitan dengan tema.
D. Pembahasan
Pengembangan bahan ajar cetak dalam penelitian ini dilatarbelakangi terlebih dahulu dengan adanya permasalahan lingkungan yang diakibatkan
oleh fenomena alam, yaitu abrasi di kawasan pesisir pantai Kabupaten Bantul. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan berdampak pada kehidupan warga
dan makhluk hidup ekosistem pantai, dan aktivitas kawasan konservasi laut berupa hutan bakau serta perlindungan terhadap populasi penyu. Kondisi
tersebut tidak dibersamai dengan usaha penanggulangan dan pencegahan kerusakan lingkungan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah
dasar. Belum adanya media yang secara spesifik digunakan untuk menyampaikan materi tersebut menjadi salah satu kendala di samping
keterbatasan kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar. Dengan demikian perlu adanya sebuah media berisi materi tentang muatan lokal
tersebut. Materi yang bersifat fakta maupun konsep memerlukan media agar
125 siswa mudah dalam memahami materi Nana Sudjana dan Ahmad Rivai:
2010: 4. Melalui pengintegrasian muatan lokal dalam pendidikan formal, maka pengetahuan serta kearifan lokal berupa aktivitas penduduk lokal,
lingkungan, serta interaksi antara keduanya akan dipahami siswa dengan sudut pandang budaya dan lingkungan mereka sendiri Mukhyati, 2015: 152
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar ini menggunakan model desain pengembangan 4-D yang diusulkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan
Semmel 1974. Produk bahan ajar yang dikembangkan berupa bahan ajar cetak berbasis komunikasi visual bermuatan lokal sebagai bahan ajar
pelengkap pembelajaran yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Penyampaian materi menitikberatkan pada penggunaan unsur-unsur visual
yang kasat mata berupa gambar, ilustrasi, komik, dan lain-lain. Adanya keterbatasan dan kelemahan bahan ajar yang umum digunakan pada
penggunaan ilustrasi yang tidak komunikatif menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk mengembangkan produk bahan ajar yang komunikatif dan
sesuai dengan karakteristik siswa usia sekolah dasar. Oleh karena itu, materi muatan lokal dalam bahan ajar ini dikemas semenarik mungkin menggunakan
kaidah-kaidah desain komunikasi visual. Unsur-unsur visual ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan layout yang harmonis dan
menyenangkan Rakhmat Supriyono, 2004:56. Tampilan yang menarik bertujuan untuk menitikberatkan ketersampaian pesan atau informasi berupa
materi pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya, berdasarkan pengamatan saat ujicoba lapangan dengan
adanya soal yang menantang dan tugas-tugas yang menyenangkan dapat
126 membuat siswa antusias dalam pemenuhan rasa ingin tahunya. Kegiatan
tersebut sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty 2008: 117 yang menyatakan bahwa siswa pada usia sekolah dasar khususnya pada tingkat kelas tinggi
memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar, dan realistisnya tinggi. Tugas-tugas yang bersifat positif dapat mengakomodir rasa ingin tahu siswa menjadi
terarah. Siswa yang tertantang untuk menyelesaikan soal-soal dan tugas-tugas yang ada dalam bahan ajar menjadi salah satu indikasi ketertarikan siswa pada
bahan ajar yang digunakan. Berdasarkan deskripsi data validitas produk yang tersaji sebelumnya,
maka bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan nahan ajar sesuai dengan pedoman menurut BSNP. Hal itu didukung dengan
hasil penilaian dari ahli materi, ahli media, dan respon praktisi menyatakan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan peneliti sudah mendapat
kategori baik dan layak digunakan. Hasil validasi ahli materi dari aspek kelayakan isi dan kebahasaan mendapat skor 4,05 dan 3,84 masuk dalam
kategori “baik”. Hasil validasi ahli media dari aspek kelayakan kegrafikan dan penyajian mendapat skor 4,06 dan 4,00 dengan kategori “baik” sehingga layak
digunakan dalam pembelajaran di lapangan. Sedangkan utuk respon praktisi, dari guru mendapatkan skor rata-rata 4,22
dengan kategori “sangat baik”. Serupa dengan hasil tersebut, dari hasil angket respon siswa perolehan skor
rata- rata menunjukkan angka 4,44 dan masuk ke dalam kategori “sangat baik”.
Dengan demikian, bahan ajar dapat digunakan sebagai buku ajar pelengkap dalam proses pembelajaran di kelas IV sekolah dasar.
127 Dengan adanya hasil pengembangan berupa buku ajar pelengkap
tersebut di atas khususnya mengenai materi muatan lokal yang berkaitan kondisi dan permasalahan lingkungan kawasan pesisir pantai Kabupaten
Bantul tersebut, diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi serta lebih mengenal lingkungan sekitar beserta potensi sumber daya
yang dimiliki. Selanjutnya, siswa dapat mengamalkan sikap peduli terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan
kelestarian lingkungan alam dan segala isinya dapat terjaga pada khususnya di Kabupaten Bantul.
128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Bahan ajar cetak berbasis komunikasi visual bermuatan lokal pada tema
Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan untuk SD kelas IV yang dikembangkan secara konseptual telah memenuhi
kriteria kelayakan bahan ajar ditinjau dari aspek isi, bahasa, kegrafikan, dan penyajian yang secara berturut-turut mendapatkan skor 4,05, 3,84,
4,06, dan 4,00 berdasarkan validasi ahli materi dan media dengan kategori “baik”.
2. Secara empiris, tingkat kelayakan bahan ajar cetak berbasis komunikasi
visual bermuatan lokal pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan untuk SD kelas IV yang dikembangkan
telah terpenuhi berdasarkan angket respon praktisi, yaitu guru dengan skor 4,22
termasuk dalam kategori “sangat baik” dan siswa dengan skor 4,16 pada uji coba kelompok kecil terbatas
termasuk dalam kategori “baik” serta skor 4,44 pada uji coba lapangan luas termasuk dalam kategori
“sangat baik”.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.