36 tema yang dekat dan berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar
siswa. Hal itu dapat dilihat dari tema yang dipilih khususnya pada kelas rendah berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
proses pembelajaran akan memberikan makna dan pengalaman langsung karena dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki
siswa. Harapannya, melalui pemberian pengalaman belajar yang demikian itu dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang kelak mereka
akan hadapi di kemudian hari. Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran tematik khususnya
yang dilaksanakan di jenjang sekolah dasar hendaknya dijalankan dengan menyeimbangkan antara kompetensi sikap attitude, keterampilan skill,
dan pengetahuan knowledge. Di samping itu, penggunaan tema yang dikaitkan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar siswa akan
memberikan makna karena siswa dihadapkan pada peristiwa atau keadaan sebenarnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berlangsung diharapkan
dapat menarik bagi siswa, menyenangkan, serta memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
C. Kajian Pustaka Mengenai Komunikasi Visual
1. Pengertian Komunikasi Visual
Komunikasi visual dapat diartikan sebagai salah satu bentuk atau cara berkomunikasi melalui tanda visual yang dapat ditangkap oleh indera
penglihatan. Dalam bukunya, Adi Kusriyanto 2009: 10 mengemukakan bahwa komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual,
37 dimana unsur dasar bahasa visual sebagai kekuatan utama dalam
penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan kepada penerima
pesan yang dituju. Sependapat dengan hal itu, Lia Anggraini dan Kirana Nathalia 2014: 14 menyatakan bahwa komunikasi visual adalah sebuah
rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan menggunakan media yang hanya terbaca oleh indera penglihatan
atau mata. Dengan kata lain, sarana penyampaian informasi menggunakan media yang bersifat kasat mata.
Informasi atau pesan yang disampaikan melalui komunikasi visual akan sampai pada sasaran apabila dikemas melalui pengolahan elemen-
elemen visual atau grafis. Sumbo Tinarbuko 2015: 5 menyatakan bahwa desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang
mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan ke dalam berbagai media komunikasi visual. Penerapan
dalam media tersebut dilakukan dengan mengolah unsur-unsur visual yang terdiri dari gambar atau ilustrasi, huruf, warna, komposisi, serta tata letak
atau layout. Semuanya itu dilakukan sebagai konsekuensi dari desain komunikasi visual yang mengemban tugas menyampaikan pesan verbal
visual kepada target sasaran yang dituju. Oleh karena itu, keberadaanya perlu dikemas seartistik dan semenarik mungkin serta dinyatakan dalam
bahasa sederhana dan komunikatif. Hal tersebut bertujuan supaya pesan tersebut mudah dimengerti oleh komunikan tanpa ada kesalahan
interpretasi makna atas pesan yang disampaikan.
38 Penyebutan istilah desain komunikasi visual sering dikaitkan
dengan istilah desain grafis. Kedua istilah tersebut pada dasarnya memang memiliki arti yang hampir sama. Menurut Daniel Surya dalam Lia
Anggraini dan Kirana Nathalia, 2014: 5 desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual dan seni yang mampu menyampaikan informasi
dan pesan kepada konsumen ataupun penikmat. Desain grafis mencakup tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak di
dalamnya. Baik desain komunikasi visual maupun desain grafis menyinggung mengenai penyampaian informasi kepada pihak lain
menggunakan media yang mengandung unsur-unsur visual atau grafis. Lebih lanjut, apabila merujuk pada pendapat Rakhmat Supriyono
2004: 56, penyebutan kedua istilah tersebut pada dasarnya bisa dikatakan sama, hanya terdapat perbedaan pada ruang lingkupnya. Desain
komunikasi visual datang menggantikan istilah desain grafis disebabkan oleh peran dan ruang lingkup komunikasi visual berkembang lebih luas.
Sependapat dengan hal itu, Sumbo Tinarbuko 2015: 5 mengemukakan bahwa istilah desain komunikasi visual digunakan untuk memperbaharui
atau memperluas cakupan ilmu serta wilayah kerja desain grafis yang pada mulanya diterapkan hanya pada media-media statis. Ruang lingkup serta
cakupan desain grafis pada saat ini berkembang luas sebagai akibat dari perkembangan pada media digital berupa media interaktif dan multimedia.
Berdasarkan pada hal tersebut, istilah desain grafis berkembang menjadi istilah desain komunikasi visual.
39 Dari beberapa pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa komunikasi visual merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi melalui pengolahan unsur-unsur visual yang bersifat kasat mata sebagai
kekuatan utama dalam rangka penyampaian informasi atau pesan yang efektif kepada penerima pesan. Unsur-unsur visual sebagai perwujudan
dan penggambaran pesan yang perlu diolah di dalamnya dapat berupa garis, warna, bidang, tipografi, dan sebagainya. Pengolahan unsur-unsur
visual tersebut disusun dengan memperhatikan aspek tata letak dan komposisi. Dengan demikian, tujuan utama komunikasi visual untuk
menyampaikan sebuah pesan kepada sasaran yang dituju tentu harus menyesuaikan dengan karakteristik penerima pesan itu sendiri. Pada posisi
ini kreativitas penyampai pesan dibatasi oleh penerima pesan sebagai sasaran yang dikehendaki. Penyampai pesan yang berperan sebagai
desainer komunikasi visual tidak dapat seenaknya sendiri menentukan media, ukuran, bahan, serta teknik yang digunakan. Hal tersebut didasari
bahwa komunikasi visual mengedepankan pada penyampaian informasi kepada subjek yang dituju melalui sebuah media, bukan hanya pada
pengekpresian ide melalui sebuah karya yang mengedepankan aspek seni semata.
2. Unsur-Unsur Visual