Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

34 yang fleksibel menjadikan bahan ajar yang digunakan dapat dikaitkan dengan lingkungan dan kondisi sekitar siswa. Di samping itu, sekat-sekat antara mata pelajaran tidak tampak karena pembelajaran difokuskan kepada pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa.

3. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik yang dilaksanakan di sekolah dasar sebelumnya hanya dilaksanakan di kelas rendah saja, sedangkan untuk kelas tinggi setiap mata pelajaran berdiri sendiri. Pemberlakuan kurikulum 2013 tiga tahun terakhir berimplikasi terhadap penggunaan model pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Salah satu ciri khas yang melekat pada proses pembelajarannya adalah dengan adanya pengintegrasian berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Sebagaimana tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, bahwa pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Lebih lanjut, Abdul Majid 2014: 50 menjelaskan bahwa pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta keterpaduan berbagai konsep dasar yang berkaitan satu sama lain. Tema berperan dalam merajut makna berbagai konsep dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar yang terdapat dalam beberapa mata pelajaran secara parsial atau terpisah-pisah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan 35 bahwa proses pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswa. Pendapat serupa dikemukakan oleh Andi Prastowo 2013: 223, konsep dasar yang termuat dalam tiap-tiap mata pelajaran diikat oleh tema yang diintegrasikan melalui pendekatan intradisipliner, multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner. Pendekatan intradisipliner ditandai dengan adanya usaha dalam mengintegrasikan kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan dalam satu kesatuan yang utuh pada setiap mata pelajaran. Integrasi multidisipliner dan interdisipliner dilakukan dengan merumuskan kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran dalam satu jenjang kelas. Selanjutnya, untuk integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan yang dijumpai di lingkungan sekitar. Sedangkan E. Mulyasa 2013: 170 lebih memandang bahwa pengimplementasian pembelajaran tematik didasari oleh kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter. Dengan demikian, pembelajaran dirancang untuk mempersiapkan siswa memiliki sikap atau budi pekerti yang baik serta keterampilan disamping aspek pengetahuan yang sebelumnya lebih mendominasi. Kesemuanya itu dimaksudkan sebagai bekal siswa untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Selanjutnya, menurut M. Jamroh Latief 2014: 100, pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai salah satu konsekuensi dari pengimplementasian kurikulum 2013 di sekolah dasar membawa tema- 36 tema yang dekat dan berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar siswa. Hal itu dapat dilihat dari tema yang dipilih khususnya pada kelas rendah berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, proses pembelajaran akan memberikan makna dan pengalaman langsung karena dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki siswa. Harapannya, melalui pemberian pengalaman belajar yang demikian itu dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang kelak mereka akan hadapi di kemudian hari. Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran tematik khususnya yang dilaksanakan di jenjang sekolah dasar hendaknya dijalankan dengan menyeimbangkan antara kompetensi sikap attitude, keterampilan skill, dan pengetahuan knowledge. Di samping itu, penggunaan tema yang dikaitkan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar siswa akan memberikan makna karena siswa dihadapkan pada peristiwa atau keadaan sebenarnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berlangsung diharapkan dapat menarik bagi siswa, menyenangkan, serta memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

C. Kajian Pustaka Mengenai Komunikasi Visual