Kajian tentang Hasil Penelitian yang Relevan

62 mengendalikan dirinya sendiri, walaupun dalam keterbatasan. Dengan demikian, nilai kecintaan, kepedulian, dan kebanggaan pada lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah sendiri atau lokalitas locality dapat ditanamkan di sekolah dasar melalui proses pembelajaran yang bernuansa lokal dan sesuai dengan tahap perkembangan moral siswa.

H. Kajian tentang Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Yusuf Saputro yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak IPA Berbasis Komunikasi Visual untuk SD Kelas V Semester I”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar yang dikembangkan mempunyai kriteria dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemahaman dan penguasaan materi siswa terhadap bahan ajar memperoleh nilai rata-rata 81,4. Bahan ajar dikembangkan secara konseptual dan telah memenuhi kriteria validitas dari aspek media, materi, penyajian, serta kebahasaan dengan kriteria “sangat layak”. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhyati dan Sriyati dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Perubahan Lingkungan Berbasis Realitas Lokal dan Literasi Lingkungan” disimpulkan bahwa 1 bahan ajar perubahan lingkungan telah berhasil dikembangkan, divalidasi, dan diujicobakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kelayakan isi, dan kegrafikan, 2 kualitas bahan ajar berdasarkan penilaian dari ahli materi dalam kategori layak diujicobakan dengan rata-rata skor komposit 3.05, penilaian ahli teknologi dalam kategori layak dengan rata-rata skor komposit 3.00, dan penilaian guru 63 sebagai pengguna dalam kategori sangat baik dengan persentase 93.4, 3 bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan memenuhi syarat dan layak untuk digunakan oleh siswa kelas X SMA ditinjau dari aspek keterbacaan, hal ini ditunjukkan dari hasil uji keterbacaan bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan memiliki keterbacaan dengan kategori tinggi, 4 perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan melalui implementasi pada jumlah sekolah yang lebih banyak agar diperoleh bahan ajar yang lebih layak dan teruji untuk meningkatkan kecakapan literasi lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Anwari yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Kearifan Lokal di Taman Nasional Gunung Merapi untuk SMA MA Kelas X Materi Keanekaragaman Hayati”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Turgo memiliki kearifan lokal yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan atau dikenal dengan kearifan ekologi. Kearifan tersebut tergambar pada pandangan masyarakat Turgo terhadap Merapi, pemanfaatan dan budidaya berbagai jenis tumbuhan serta upacara adat. Adapun modul yang dikembangkan layak digunakan dengan hasil penilaian ahli, peer reviewer, guru biologi, dan respon siswa sebagai dasar. Secara berurutan hasil penilaiannya yaitu ahli materi 94,87 sangat baik, ahli media 93,95 sangat baik, peer reviewer 84,59 baik, guru biologi 92,67 sangat baik, dan respon siswa 85,46 sangat baik. 64 dan sehingga melatarbelakangi Buku pelajaran yang digunakan siswa umumnya masih bersifat lower order thinking skill dan sistem pengorganisasian serta penyampaian pesan isi dari buku ajar yang ada belum memiliki tatanan yang baik serta tampilannya kurang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Masih terbatasnya ruang pengangkatan konteks kelokalan di kawasan pesisir Kabupaten Bantul dalam bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran siswa di sekolah sebagai upaya penanaman sikap kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Pemenuhan kebutuhan akan bahan ajar yang memuat konteks kelokalan serta menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa SD. Pengembangan buku ajar cetak berbasis komunikasi visual bermuatan lokal pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan untuk kelas IV SD. dengan cara Validasi ahli media dan materi, serta respon praktisi. Bahan ajar yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai buku pelengkap dalam kegiatan pembelajaran di SD. melalui Karakteristik tahap perkembangan intelektual dan perkembangan moral anak usia sekolah dasar. disesuaikan dengan

I. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam pengembangan bahan ajar cetak tematik berbasis komunikasi visual bermuatan lokal khususnya pada pembelajaran di sekolah dasar dapat digambarkan melalui bagan berikut. Gambar 1. Skema Kerangka Pikir 65

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pengembangan bahan ajar berupa buku ajar pelengkap tematik ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Reseacrh and Development. Menurut Sugiyono 2011: 297 penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian dengan tujuan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan bahan ajar tematik berbasis komunikasi visual yang memuat konteks kelokalan berdasarkan kondisi lingkungan sekitar. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar tematik untuk kelas IV dengan tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan. Model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan 4-D. Model pengembangan ini dimodifikasi dari model pengembangan perangkat yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel 1974: 5. Secara keseluruhan model ini memiliki empat tahapan pengembangan yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate. Tahap define adalah tahapan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap design merupakakan tahapan yang bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Tahap develop adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Sedangkan tahap disseminate merupakan tahapan akhir yang dilakukan untuk mempromosikan atau menyebarkan produk pengembanagan agar bisa diterima