Total Mikroba Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica) Sebagai Bahan Pengawet Mie Basah

Reid, 1972. Efektifitas antimikroba sebagai pengawet makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : konsentrasi zat antimikroba, jenis, jumlah, umur, dan latar belakang kehidupan mikroba, suhu, waktu, sifat fisika, dan kimia substrat pH, kadar air, tegangan permukaan, jenis dan jumlah zat terlarut, koloid yang ada dan senyawa-senyawa lainnya. Pada kunyit, kurkumin adalah senyawa yang memiliki aktifitas antimikroba. Berdasarkan penelitian Ramprasad dan Sirsi 1956 menunjukkan bahwa, kurkumin mempunyai sifat antibakteri, terutama terhadap Micrococcus pyrogenes var. aureus . Kurkumin dalam bentuk natrium kurkuminat, bersifat bakteristatik terhadap Micrococcus pyrogenes var. aureus dengan dosis 1 ppm. Hal ini terjadi karena kurkumin merupakan senyawa fenolik yang mekanisme kerjanya mirip dengan senyawa fenolik lainnya yang berfungsi sebagai antimikroba. Fenol dan senyawa turunannya telah terbukti mempunyai sifat bakteristatik dan bakterisidal sehingga sering digunakan sebagai desinfektan. Senyawa fenol berfungsi sebagai antimikroba dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel. Senyawa fenol bersifat aktif terhadap sel vegetatif bakteri, tetapi tidak terhadap spora bakteri. Keaktifannya menurun dengan adanya pengenceran dan reaksi dengan senyawa organik lain. Senyawa fenol sangat aktif pada pH asam Hugo dan Russel, 1981. Sifat senyawa fenol kurang aktif pada mie basah karena mie basah memiliki pH basa. Selain zat antimikroba pada kunyit, sanitasi ruangan pada saat pembuatan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit juga berperan dalam memperpanjang umur simpan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit. Pembuatan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dilakukan di Laboratorium Pengolahan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. Sanitasi sangat berperan penting dalam memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Hanya dengan memperhatikan kebersihan sanitasi pada saat pembuatan suatu makanan atau minuman sebenarnya sudah cukup untuk memperpanjang umur simpan tanpa penggunaan pengawet. Berdasarkan parameter umur simpan terpanjang dan nilai ekonomis penggunaan ekstrak kunyit, mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih yang dipilih adalah mie basah mentah dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 dan penambahan ekstrak segar 20. Mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih yang dipilih adalah mie basah matang dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 dan penambahan ekstrak segar 20. Umur simpan dari keempat jenis mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih ini mungkin dapat lebih panjang lagi bila dilakukan pengemasan dengan pengemas vakum dan penyimpanan pada suhu dingin. A. MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KUNYIT YANG MEMILIKI UMUR SIMPAN TERPANJANG

1. Total Mikroba

Mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih adalah mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit yang memiliki umur simpan terpanjang. Mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih memiliki umur simpan 51-52 jam, sedangkan mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih memiliki umur simpan 56- 57 jam. Umur simpan ini diamati secara subyektif dengan memperhatikan bau asam dan lendir yang terbentuk selama penyimpanan. Dari segi mikrobiologi, umur simpan diamati 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 12 24 36 48 60 Jam ke- L o g CF U g Mie mentah ER 33.33 Mie mentah ES 20 Mie mentah kontrol Standar maks. menurut SNI 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 12 24 36 48 60 Jam ke- Log C F U g Mie matang ER 50 Mie matang ES 20 Mie matang kontrol Standar maks. menurut SNI dengan memperhatikan jumlah total mikroba yang diizinkan terdapat pada bahan pangan. Menurut SNI 01-2987-1992, total mikroba yang diizinkan terdapat pada mie basah adalah 10 6 CFUg atau 6-log CFUg. Peraturan ini tertuang dalam SNI 01-2987-1992. Bila melewati batas tersebut, mie basah sebaiknya tidak dikonsumsi lagi demi keamanan kesehatan. Berdasarkan pengamatan secara mikrobiologi, umur simpan mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih tidak mencapai 51-52 jam begitu juga halnya dengan mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih. Hal ini terlihat dari jumlah total mikroba mie basah yang sudah melewati batas SNI setelah 36 jam. Gambar 14 dan 15 menunjukkan total mikroba pada mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dan kontrol. Gambar 14. Total mikroba pada mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit selama penyimpanan Pada Gambar 14 terlihat bahwa total mikroba mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih sudah melewati batas SNI pada jam ke- 39.7 dan 39.3, sedangkan kontrol sudah melewati batas SNI pada jam ke-35.5. Hal ini menunjukkan umur simpan mie basah dari segi mikrobiologi lebih pendek daripada umur simpan mie basah yang diamati secara subyektif. Hal yang sama diamati pada mmie basah matang. Gamrar 18 menunjukkan bahwa total mikroba mie bash matang terpilih sudah melewati batas SNI pada jam ke-39.6 dan 39.9, sementara kontrol sudah melewati batas SNI pada jam ke- 32.7. Gambar 15. Total mikroba pada mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit selama penyimpanan Total mikroba mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 pada jam ke-36 mencapai 9.5 x 10 5 CFUg, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 mencapai 5.2 x 10 5 CFUg. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan SNI untuk total mikroba, pada jam ke-36 mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih sudah mendekati batas tidak layak untuk dikonsumsi. Nilai pH mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 pada jam ke-36 adalah 8.77, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 adalah 8.59. Nilai pH kedua jenis mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit tersebut masih tergolong basa dan merupakan kisaran pH pertumbuhan bagi berbagai jenis mikroorganisme. Total mikroba mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1: 3, 15 menit 50 pada jam ke-36 mencapai 1.2 x 10 6 CFUg, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 mencapai 5.6 x 10 5 CFUg. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi peraturan SNI mikrobiologi, pada jam ke-36 mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 sudah melewati batas, sedangkan mie basah matang dengan penambahan ekstrak segar 20 sudah mendekati batas tidak layak untuk dikonsumsi. Nilai pH mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 pada jam ke-36 adalah 8.40, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 adalah 8.48. Kisaran pH kedua jenis mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit tersebut merupakan kisaran dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik. Terdapat perbedaan antara umur simpan berdasarkan pengamatan subyektif dan analisis total mikroba. Dengan menggunakan perhitungan dengan persamaan regresi Lampiran 43 dan 44 jumlah mikroba pada saat mie tidak diterima secara subyektif dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Umur simpan mie basah mentah dan matang secara subyektif dan mikrobiologi menurut standar SNI selama penyimpanan Jenis mie Waktu penyimpa nan supaya dinyataka n rusak secara subyektif Jumlah mikroba pada saat batas penerim aan mie secara subyekti f CFUg Waktu yang dibutuh kan untuk mencap ai batas SNI 10 6 CFUg Mie basah mentah dengan penamba han ekstrak rebus 33.33 57 jam 4.0 x 10 7 39.7 jam Mie basah 56 jam 3.3 x 10 7 39.3 jam mentah dengan penamba han ekstrak segar 20 Mie basah mentah kontrol 44 jam 1.0 x 10 7 35.5 jam Mie basah matang dengan penamba han ekstrak rebus 50 52 jam 1.6 x 10 7 39.6 jam Mie basah matang dengan penamba han ekstrak segar 20 51 jam 1.3 x 10 7 39.9 jam Mie basah matang kontrol 44 jam 1.8 x 10 7 32.7 jam Penelitian Dhenok 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak kecombrang rebus memiliki umur simpan 46 jam, sedangkan mie mentah dengan penambahan ekstrak kecombrang segar memiliki umur simpan 38 jam. Berdasarkan standar SNI total mikroba, mie matang dengan penambahan ekstrak kecombrang rebus memiliki umur simpan 41 jam, sedangkan mie matang dengan penambahan ekstrak kecombrang segar memiliki umur simpan 38 jam. Penelitian Meilina 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak lengkuas segar lengkuas : air = 1:2 konsentrasi 10 dan mie mentah dengan penambahan ekstrak salam rebus 5 menit salam:air = 1:6 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 12 24 36 48 60 Jam ke- Log C F U g Mie mentah ER 33.33 Mie mentah ES 20 Mie mentah kontrol Standar maks. menurut SNI konsentrasi 50 memiliki umur simpan kurang dari 36 jam. Begitu juga halnya dengan mie matang. Penelitian Elvina 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 1:1 100 memiliki umur simpan 31.61 jam, sedangkan mie mentah dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 2:1 100 memiliki umur simpan34.14 jam. Pada mie matang dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 1:1 100 memiliki umur simpan 21.03 jam, sedangkan mie matang dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 2:1 100 memiliki umur simpan 28.66 jam. Dari hasil keempat penelitian dengan menggunakan rempah yang berbeda yaitu kecombrang, daun salam, lengkuas, bawang putih dan kunyit, mie basah mentah dan matang dengan penambahan ekstrak kunyit memiliki umur simpan yang lebih baik berdasarkan standar SNI total mikroba. Pertumbuhan bakteri pada bahan pangan dapat menyebabkan perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan. Perubahan yang dapat terlihat dari luar antara lain pembentukan lendir dan pembentukan bau asam Fardiaz, 1992. Dalam pertumbuhannya, bakteri memerlukan zat organik yaitu karbohidrat, protein, lemak dan komponen lainnya. Mie basah mengandung berbagai zat organik sebagai media pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, bakteri dapat tumbuh dengan baik pada mie basah. Kerusakan mie basah disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada saat penyimpanan. Mikroorganisme dapat berasal dari bahan baku maupun pengemas yang digunakan. Mikroorganisme yang banyak tumbuh pada mie basah adalah bakteri. Dilihat dari pertumbuhan total mikroba, zat antimikroba kunyit hanya mampu bekerja hingga jam ke-36. Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya aktivitas antimikroba kunyit yaitu kurkumin selama penyimpanan akibat penguraian oleh mikroba. Kurkumin merupakan senyawa fenolik yang mekanisme kerjanya mirip dengan senyawa fenolik lainnya yang berfungsi sebagai antimikroba. Menurut Fardiaz 1992 bahwa beberapa kapang dan bakteri dapat merusak komponen fenol.

2. Total Kapang Khamir