Umur Simpan Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica) Sebagai Bahan Pengawet Mie Basah

63 45 56 45 45 45 52 52 50 57 57 51 44 52 52 45 47 51 44 10 20 30 40 50 60 Mie basah mentah U m u r si m p an r a ta -r a ta 10 ES 20 ES 30 ES 40 ES 50 ES 33.33 ER 1 : 3, 10 menit 50 ER 1 : 3, 10 menit 100 ER 1 : 3, 10 menit 33.33 ER 1 : 3, 15 menit 50 ER 1 : 3, 15 menit 100 ER 1 : 3, 15 menit 33.33 ER 1 : 5, 10 menit 50 ER 1 : 5, 10 menit 100 ER 1 : 5, 10 menit 33.33 ER 1 : 5, 15 menit 50 ER 1 : 5, 15 menit 100 ER 1 : 5, 15 menit Kontrol

5. Umur Simpan

Pengujian umur simpan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit merupakan bagian utama dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan zat antimikroba pada kunyit. Mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit disimpan dalam plastik LDPE pada suhu ruang. Pengamatan umur simpan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dilakukan secara subyektif dengan memperhatikan bau asam dan lendir yang terbentuk. Pengamatan mie basah dilakukan setiap 4 jam sekali hingga terbentuk bau asam atau lendir yang menjadi indikasi kerusakan mie basah oleh mikroorganisme. Pemilihan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih berdasarkan pada umur simpan terpanjang. Gambar 12 dan 13 menunjukkan umur simpan mie basah yang diamati secara subyektif. Gambar 12. Umur simpan rata-rata mie basah mentah yang diamati secara subyektif Dengan penambahan ekstrak segar, mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit konsentrasi 20 ekstrak segar memiliki umur simpan terpanjang yaitu 56 jam, dan dengan penambahan ekstrak rebus, mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit konsentrasi 33.33 dan 50 ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit memiliki umur simpan terpanjang yaitu 57 jam. Dengan penambahan ekstrak segar, mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit konsentrasi 20, 40 dan 64 50 51 50 52 52 45 52 52 44 40 42 44 46 48 50 52 54 Mie basah matang U m u r s im p a n ra ta -ra ta 10 ES 20 ES 30 ES 40 ES 50 ES 33.33 ER 1 : 3, 15 menit 50 ER 1 : 3, 15 menit 100 ER 1 : 3, 15 menit Kontrol 50 ekstrak segar memiliki umur simpan terpanjang yaitu 51 dan 52 jam, dan dengan penambahan ekstrak rebus, mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit konsentrasi 50 dan 100 ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit memiliki umur simpan terpanjang yaitu 52 jam. Mie basah mentah umumnya memiliki umur simpan yang lebih panjang daripada mie basah matang. Hal ini disebabkan mie basah matang memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada mie basah mentah. Produk pangan yang memiliki kadar air lebih tinggi lebih cepat mengalami kerusakan dibandingkan yang memiliki kadar air rendah. Mie basah kontrol, baik mentah maupun matang, memiliki umur simpan yang sama yaitu 44 jam. Menurut Pahrudin 2005, mie basah matang kontrol memiliki umur simpan 26 jam. Gambar 13. Umur simpan rata-rata mie basah matang yang diamati secara subyektif Selanjutnya, umur simpan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji lanjut Tukey. Umur simpan mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit berbeda nyata dengan mie basah mentah kontrol pada selang kepercayaan 95, kecuali mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit dengan penambahan ekstrak segar 10, 30, 40, 50 dan penambahan ekstrak rebus 1 : 5, 15 menit 33.33 dan 50 dan ekstrak rebus 1 : 5, 10 menit 33.33. Umur simpan mie basah matang dengan penambahan 65 ekstrak kunyit berbeda nyata dengan mie basah matang kontrol pada selang kepercayaan 95, kecuali mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33. Mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit memiliki umur simpan yang lebih panjang daripada mie basah kontrol. Hal ini disebabkan adanya zat antimikroba pada kunyit yang ditambahkan dalam bentuk ekstrak kunyit. Zat antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktifitas mikroba Pelczar dan Reid, 1972. Efektifitas antimikroba sebagai pengawet makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : konsentrasi zat antimikroba, jenis, jumlah, umur, dan latar belakang kehidupan mikroba, suhu, waktu, sifat fisika, dan kimia substrat pH, kadar air, tegangan permukaan, jenis dan jumlah zat terlarut, koloid yang ada dan senyawa- senyawa lainnya. Pada kunyit, kurkumin adalah senyawa yang memiliki aktifitas antimikroba. Berdasarkan penelitian Ramprasad dan Sirsi 1956 menunjukkan bahwa, kurkumin mempunyai sifat antibakteri, terutama terhadap Micrococcus pyrogenes var. aureus. Kurkumin dalam bentuk natrium kurkuminat, bersifat bakteristatik terhadap Micrococcus pyrogenes var. aureus dengan dosis 1 ppm. Hal ini terjadi karena kurkumin merupakan senyawa fenolik yang mekanisme kerjanya mirip dengan senyawa fenolik lainnya yang berfungsi sebagai antimikroba. Fenol dan senyawa turunannya telah terbukti mempunyai sifat bakteristatik dan bakterisidal sehingga sering digunakan sebagai desinfektan. Senyawa fenol berfungsi sebagai antimikroba dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel. Senyawa fenol bersifat aktif terhadap sel vegetatif bakteri, tetapi tidak terhadap spora bakteri. Keaktifannya menurun dengan adanya pengenceran dan reaksi dengan senyawa organik lain. Senyawa fenol sangat aktif pada pH asam Hugo dan Russel, 1981. Sifat senyawa fenol kurang aktif pada mie basah karena mie basah memiliki pH basa. 66 Selain zat antimikroba pada kunyit, sanitasi ruangan pada saat pembuatan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit juga berperan dalam memperpanjang umur simpan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit. Pembuatan mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dilakukan di Laboratorium Pengolahan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. Sanitasi sangat berperan penting dalam memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Hanya dengan memperhatikan kebersihan sanitasi pada saat pembuatan suatu makanan atau minuman sebenarnya sudah cukup untuk memperpanjang umur simpan tanpa penggunaan pengawet. Berdasarkan parameter umur simpan terpanjang dan nilai ekonomis penggunaan ekstrak kunyit, mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih yang dipilih adalah mie basah mentah dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 dan penambahan ekstrak segar 20. Mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih yang dipilih adalah mie basah matang dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 dan penambahan ekstrak segar 20. Umur simpan dari keempat jenis mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih ini mungkin dapat lebih panjang lagi bila dilakukan pengemasan dengan pengemas vakum dan penyimpanan pada suhu dingin. B. MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KUNYIT YANG MEMILIKI UMUR SIMPAN TERPANJANG 1. Total Mikroba Mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih adalah mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit yang memiliki umur simpan terpanjang. Mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih memiliki umur simpan 51-52 jam, sedangkan mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih memiliki umur simpan 56-57 jam. Umur simpan ini diamati secara subyektif dengan memperhatikan 67 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 12 24 36 48 60 Jam ke- Log C F U g Mie mentah ER 33.33 Mie mentah ES 20 Mie mentah kontrol Standar maks. menurut SNI bau asam dan lendir yang terbentuk selama penyimpanan. Dari segi mikrobiologi, umur simpan diamati dengan memperhatikan jumlah total mikroba yang diizinkan terdapat pada bahan pangan. Menurut SNI 01- 2987-1992, total mikroba yang diizinkan terdapat pada mie basah adalah 10 6 CFUg atau 6-log CFUg. Peraturan ini tertuang dalam SNI 01-2987- 1992. Bila melewati batas tersebut, mie basah sebaiknya tidak dikonsumsi lagi demi keamanan kesehatan. Berdasarkan pengamatan secara mikrobiologi, umur simpan mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih tidak mencapai 51-52 jam begitu juga halnya dengan mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih. Hal ini terlihat dari jumlah total mikroba mie basah yang sudah melewati batas SNI setelah 36 jam. Gambar 14 dan 15 menunjukkan total mikroba pada mie basah dengan penambahan ekstrak kunyit dan kontrol. Gambar 14. Total mikroba pada mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit selama penyimpanan Pada Gambar 14 terlihat bahwa total mikroba mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih sudah melewati batas SNI pada jam ke-39.7 dan 39.3, sedangkan kontrol sudah melewati batas SNI pada jam ke-35.5. Hal ini menunjukkan umur simpan mie basah dari segi mikrobiologi lebih pendek daripada umur simpan mie basah yang diamati secara subyektif. Hal yang sama diamati pada mmie basah matang. Gamrar 18 menunjukkan bahwa total mikroba mie bash matang terpilih 68 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 12 24 36 48 60 Jam ke- Lo g C F U g Mie matang ER 50 Mie matang ES 20 Mie matang kontrol Standar maks. menurut SNI sudah melewati batas SNI pada jam ke-39.6 dan 39.9, sementara kontrol sudah melewati batas SNI pada jam ke-32.7. Gambar 15. Total mikroba pada mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit selama penyimpanan Total mikroba mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 pada jam ke-36 mencapai 9.5 x 10 5 CFUg, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 mencapai 5.2 x 10 5 CFUg. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan SNI untuk total mikroba, pada jam ke-36 mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih sudah mendekati batas tidak layak untuk dikonsumsi. Nilai pH mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 33.33 pada jam ke- 36 adalah 8.77, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 adalah 8.59. Nilai pH kedua jenis mie basah mentah dengan penambahan ekstrak kunyit tersebut masih tergolong basa dan merupakan kisaran pH pertumbuhan bagi berbagai jenis mikroorganisme. Total mikroba mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1: 3, 15 menit 50 pada jam ke-36 mencapai 1.2 x 10 6 CFUg, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 mencapai 5.6 x 10 5 CFUg. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi peraturan SNI mikrobiologi, pada jam ke-36 mie basah matang dengan penambahan 69 ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 sudah melewati batas, sedangkan mie basah matang dengan penambahan ekstrak segar 20 sudah mendekati batas tidak layak untuk dikonsumsi. Nilai pH mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit terpilih dengan penambahan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit 50 pada jam ke-36 adalah 8.40, sedangkan dengan penambahan ekstrak segar 20 pada jam ke-36 adalah 8.48. Kisaran pH kedua jenis mie basah matang dengan penambahan ekstrak kunyit tersebut merupakan kisaran dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik. Terdapat perbedaan antara umur simpan berdasarkan pengamatan subyektif dan analisis total mikroba. Dengan menggunakan perhitungan dengan persamaan regresi Lampiran 43 dan 44 jumlah mikroba pada saat mie tidak diterima secara subyektif dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Umur simpan mie basah mentah dan matang secara subyektif dan mikrobiologi menurut standar SNI selama penyimpanan Jenis mie Waktu penyimpanan supaya dinyatakan rusak secara subyektif Jumlah mikroba pada saat batas penerimaan mie secara subyektif CFUg Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai batas SNI 10 6 CFUg Mie basah mentah dengan penambahan ekstrak rebus 33.33 57 jam 4.0 x 10 7 39.7 jam Mie basah mentah dengan penambahan ekstrak segar 20 56 jam 3.3 x 10 7 39.3 jam Mie basah mentah kontrol 44 jam 1.0 x 10 7 35.5 jam Mie basah matang dengan penambahan ekstrak rebus 50 52 jam 1.6 x 10 7 39.6 jam Mie basah matang dengan penambahan ekstrak segar 20 51 jam 1.3 x 10 7 39.9 jam Mie basah matang kontrol 44 jam 1.8 x 10 7 32.7 jam 70 Penelitian Dhenok 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak kecombrang rebus memiliki umur simpan 46 jam, sedangkan mie mentah dengan penambahan ekstrak kecombrang segar memiliki umur simpan 38 jam. Berdasarkan standar SNI total mikroba, mie matang dengan penambahan ekstrak kecombrang rebus memiliki umur simpan 41 jam, sedangkan mie matang dengan penambahan ekstrak kecombrang segar memiliki umur simpan 38 jam. Penelitian Meilina 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak lengkuas segar lengkuas : air = 1:2 konsentrasi 10 dan mie mentah dengan penambahan ekstrak salam rebus 5 menit salam:air = 1:6 konsentrasi 50 memiliki umur simpan kurang dari 36 jam. Begitu juga halnya dengan mie matang. Penelitian Elvina 2007, berdasarkan standar SNI total mikroba, mie mentah dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 1:1 100 memiliki umur simpan 31.61 jam, sedangkan mie mentah dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 2:1 100 memiliki umur simpan34.14 jam. Pada mie matang dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 1:1 100 memiliki umur simpan 21.03 jam, sedangkan mie matang dengan penambahan ekstrak ekstrak segar 2:1 100 memiliki umur simpan 28.66 jam. Dari hasil keempat penelitian dengan menggunakan rempah yang berbeda yaitu kecombrang, daun salam, lengkuas, bawang putih dan kunyit, mie basah mentah dan matang dengan penambahan ekstrak kunyit memiliki umur simpan yang lebih baik berdasarkan standar SNI total mikroba. Pertumbuhan bakteri pada bahan pangan dapat menyebabkan perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan. Perubahan yang dapat terlihat dari luar antara lain pembentukan lendir dan pembentukan bau asam Fardiaz, 1992. Dalam pertumbuhannya, bakteri memerlukan zat organik yaitu karbohidrat, protein, lemak dan komponen lainnya. Mie basah mengandung berbagai 71 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 12 24 36 48 60 Jam ke- Lo g C F U g Mie mentah ER 33.33 Mie mentah ES 20 Mie mentah kontrol Standar maks. menurut SNI zat organik sebagai media pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, bakteri dapat tumbuh dengan baik pada mie basah. Kerusakan mie basah disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada saat penyimpanan. Mikroorganisme dapat berasal dari bahan baku maupun pengemas yang digunakan. Mikroorganisme yang banyak tumbuh pada mie basah adalah bakteri. Dilihat dari pertumbuhan total mikroba, zat antimikroba kunyit hanya mampu bekerja hingga jam ke-36. Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya aktivitas antimikroba kunyit yaitu kurkumin selama penyimpanan akibat penguraian oleh mikroba. Kurkumin merupakan senyawa fenolik yang mekanisme kerjanya mirip dengan senyawa fenolik lainnya yang berfungsi sebagai antimikroba. Menurut Fardiaz 1992 bahwa beberapa kapang dan bakteri dapat merusak komponen fenol.

2. Total Kapang Khamir