49
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EKSTRAKSI KUNYIT
1. Kadar Air
Kunyit Curcuma domestica yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari BALITRO Balai Tanaman Rempah dan Obat-obatan,
berumur 9 bulan, dengan harga Rp 5000kg. Purseglove et al. 1981 menyatakan, pemanenan kunyit paling baik dilakukan pada umur 9 bulan
setelah penanaman. Pemilihan kunyit dengan umur tertentu berkaitan dengan mutu kunyit. Kunyit tua memiliki warna dan daya tahan yang
lebih baik dibandingkan kunyit muda. Pemilihan BALITRO sebagai pemasok kunyit yang digunakan pada penelitian ini ditujukan untuk
mendapatkan kunyit dengan mutu yang seragam. Kunyit yang diperoleh dari BALITRO memiliki kadar air rata-rata 82.7. Tabel kadar air
kunyit disajikan pada Lampiran 1. Persentase kadar air kunyit yang baru di panen pada penelitian ini, tidak berbeda jauh dengan persentase kadar
air kunyit yang menurut Jusuf 1980 berkisar 81.4-81.5.
2. Rendemen
Ekstraksi kunyit menghasilkan ekstrak kunyit segar dan rebus. Rendemen ekstrak kunyit tertinggi diperoleh ekstrak segar yaitu 69.4
sedangkan rendemen terendah diperoleh ekstrak rebus 1 : 3, 10 menit yaitu 39.8. Tabel 8 menunjukkan rendemen masing-masing ekstrak
kunyit. Tabel 9.
Rendemen ekstrak kunyit
Jenis Ekstrak Rendemen rata-rata bb
Ekstrak Segar 1 : 1 69.4
Ekstrak Rebus 1 : 3, 10 menit 39.8
Ekstrak Rebus 1 : 3, 15 menit 43.0
Ekstrak Rebus 1 : 5, 10 menit 56.6
Ekstrak Rebus 1 : 5, 15 menit 57.3
Dihitung dari berat total
50 Rendemen ekstrak dipengaruhi oleh jumlah air dan waktu
perebusan. Ekstrak segar memiliki perbandingan air paling sedikit dari semua jenis ekstrak kunyit yaitu 1 : 1. Akan tetapi, ekstrak segar
memiliki rendemen tertinggi dari ekstrak lainnya. Hal ini disebabkan karena ekstrak segar tidak mengalami proses pemanasan seperti ekstrak
rebus. Proses pemanasan dapat mengurangi jumlah rendemen ekstrak kunyit yang larut air akibat penguapan. Ekstrak rebus memiliki
perbandingan air dan waktu perebusan yang bervariasi. Ekstrak rebus 1 : 3, 10 menit dan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit memiliki perbandingan
air yang sama yaitu 1 : 3, tetapi memiliki rendemen ekstrak yang berbeda. Waktu perebusan ekstrak rebus 1 : 3, 10 menit lebih singkat
dibandingkan ekstrak rebus 1 : 3, 15 menit. Semakin lama waktu perebusan, maka semakin banyak jumlah yang terekstrak, demikian
sebaliknya. Oleh karena itu, ekstrak rebus memiliki rendemen yang lebih sedikit dari ekstrak segar kunyit.
Ekstrak kunyit memiliki warna kuning kecoklatan. Semua jenis ekstrak kunyit memiliki warna yang sama dengan kepekatan yang
berbeda. Ekstrak segar memiliki kepekatan tertinggi dari semua jenis ekstrak. Ekstrak rebus dengan konsentrasi air dan waktu perebusan yang
berbeda memiliki kepekatan yang hampir sama. Gambar 9 menunjukkan penampakan masing-masing ekstrak kunyit.
Keterangan : A : Ekstrak Segar 1 : 1
B : Ekstrak Rebus 1 : 3, 10 menit C : Ekstrak Rebus 1 : 3, 15 menit
D : Ekstrak Rebus 1 : 5, 10 menit E : Ekstrak Rebus 1 : 5, 15 menit
Gambar 9. Penampakan ekstrak kunyit
A B
C
D E
51 Ekstrak kunyit berwarna kuning kecoklatan disebabkan adanya
pigmen kunyit yaitu kurkuminoid. Menurut Krisnamurthy et al. 1976, kunyit mengandung 2.5-6 pigmen kurkumin sedangkan berdasarkan
penelitian Jusuf 1980, diperoleh gambaran bahwa kandungan kurkumin kunyit dari Jawa adalah 0.63-0.76 ww dengan menggunakan analisa
spektrofotometri terhadap ekstrak kasar kunyit.
3. Nilai pH