65 15 0,619 Sedang 35 0,381 Sedang
16 0,690 Sedang 36 0,571 Sedang 17 0,762 Mudah 37 0,690 Sedang
18 0,429 Sedang 38 0,214 Sulit
19 0,881 Mudah 39 0,929 Mudah
20 0,905 Mudah 40 0,262 Sulit
Berdasarkan hasil penghitungan taraf kesukaran soal di atas, maka dapat diketahui taraf kesukaran untuk 20 soal yang sudah valid dan reliabel. Hasil dari
penghitungan taraf kesukaran 20 soal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal No. Soal
Nilai IK Kategori
No. Soal Nilai IK
Kategori 1 0,833
Mudah 11 0,500 Sedang
2 0,833 Mudah 32 0,500
Sedang 3 0,690
Sedang 33 0,214 Sulit 24 0,595 Sedang 14 0,238 Sulit
5 0,595 Sedang 35 0,381
Sedang 6 0,286 Sulit 16 0,690
Sedang 7 0,405
Sedang 17 0,762 Mudah
28 0,857 Mudah 38 0,214 Sulit 9 0,690
Sedang 19 0,881 Mudah
10 0,643 Sedang 40 0,262 Sulit
Analisis indeks kesukaran 20 butir soal di atas, menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah. Jumlah
klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan.
4.2.4 Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal dihitung dengan cara mengelompokkan peserta didik pada kelas uji coba menjadi dua kelompok. Pembagian dua kelompok
tersebut dimulai dengan mengurutkan jumlah nilai tertinggi hingga jumlah nilai
66
terendah. Setelah kelas tersebut diurutkan, kemudian urutan nilai dalam kelas uji coba tersebut dibagi ke dalam kedua kelompok, yaitu kelompok atas dan
kelompok bawah. Pada kelompok atas, proporsi peserta didik P
A
dihitung dari membagi jumlah peserta didik yang menjawab benar di kelompok atas dengan
jumlah semua peserta didik pada kelas atas, sedangkan pada kelompok bawah, proporsi peserta didik P
B
dihitung dari membagi jumlah peserta didik yang menjawab benar di kelompok bawah dengan jumlah semua peserta didik pada
kelas bawah. Langkah berikutnya yang dilakukan yaitu mengurangkan hasil proporsi peserta didik pada kelas atas P
A
dengan hasil proporsi pada kelas bawah P
B
, sehingga dapat dihasilkan nilai dari daya pembeda untuk tiap butir soal yang akan dijadikan instrumen penelitian.
Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda D yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21-0,40
menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai
negatif sebaiknya tidak dapat dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Hasil
penghitungan daya pembeda 40 soal ada pada lampiran 21, sedangkan berikut nilai daya pembeda 20 butir soal yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Analisis Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal
Nilai Daya Pembeda Kategori
No. Soal
Nilai Daya Pembeda Kategori
1 0,238 Cukup 11 0,238 Cukup
2 0,333 Cukup 32 0,714 Baik
Sekali 3 0,429 Cukup
33 0,333 Cukup 24 0,429 Cukup
14 0,381 Cukup
67 5 0,429 Cukup
35 0,381 Cukup 6 0,571 Baik
16 0,238 Cukup 7 0,238 Cukup
17 0,381 Cukup 28 0,286 Cukup
38 0,333 Cukup
9 0,333 Cukup 19 0,238 Cukup
10 0,333 Cukup 40 0,333
Cukup
Berdasarkan analisis daya pembeda 20 butir soal di atas, diperoleh hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir
soal memiliki klasifikasi cukup, baik, dan baik sekali. Dikarenakan hasil analisis daya pembeda 20 butir soal cukup, baik, dan baik sekali, maka 20 butir soal
tersebut layak untuk dijadikan instrumen penelitian dalam penelitian mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pesan melalui telepon.
4.2.5 Uji Kesamaan Rata-rata