Karakteristik Perkembangan Peserta didik SD Aktivitas Belajar

18 yang harus dimiliki guru agar dapat melakukan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

2.2.3 Karakteristik Perkembangan Peserta didik SD

Rentang usia peserta didik SD berkisar antara 6-12 tahun. Usia 6 tahun merupakan usia awal peseta didik masuk ke lingkungan sekolah dasar. Peserta didik belajar dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. Peserta didik selama rentang anak usia SD memiliki keterampilan-keterampilan tertentu yang melekat pada diri peserta didik. Keterampilan-keterampilan yang melekat pada diri peserta didik antara lain: 1 keterampilan membantu diri sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, 2 keterampilan sosial untuk bersosialisasi dengan teman sebaya maupun teman yang lebih muda atau lebih tua darinya, 3 keterampilan sekolah untuk mengikuti pelajaran sehingga dapat menyerap pelajaran yang diberikan, 4 keterampilan bermain-main dengan seusia mereka Iskandarwassid 2009: 140. Salah satu keterampilan peserta didik di atas yaitu bermain sehingga secara otomatis peserta didik menguasai keterampilan bermain dan berkarakteristik gemar bermain. Pendapat lain yang mengungkapkan hal serupa yaitu Kurnia 2007: 1.20 yang berpendapat bahwa karakteristik peserta didik usia 6-12 tahun dikenal dengan usia bermain. Peserta didik usia SD memiliki minat dan kegiatan bermain yang bervariasi. Guru dapat memanfaatkan karakteristik ini untuk menerapkan pembelajaran yang ada di SD. Guru dapat mengajak anak untuk turut aktif bermain dalam pembelajaran di kelas sehingga peserta didik terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang bermakna.

2.2.4 Aktivitas Belajar

19 Menurut Poerwadarminta 2003 dalam Yusfi 2011, aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan peserta didik yang menunjang keberhasilan belajar. Sementara, menurut Suharso dan Retniningsih 2005: 25, aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi, dapat disimpulkan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam usahanya memperoleh kepandaian atau ilmu yang menunjang keberhasilan belajar suatu hal itu sendiri. Ada beberapa jenis aktivitas belajar. Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik 2011: 172-3 yaitu: 1 Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain; 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral: mengemukakan fakta atau prinsip menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi; 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu pemainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio; 4 Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket; 5 Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola; 6 Kegiatan-kegiatan menarik: melakukan percobaan, memilih alat-alat tertentu, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan pemainan, menari, berkebun; 7 Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor- faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan; 8 Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih. 20 Berdasarkan jenis-jenis aktivitas belajar di atas, terdapat beberapa kegiatan dalam belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut harus terdapat pada aktivitas belajar agar dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Aktivitas dalam belajar pada hakikatnya dimulai ketika awal pembelajaran berlangsung sampai pembelajaran berakhir. Aktivitas belajar tersebut meliputi: 1 kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran, 2 kesiapan peserta didik mempersiapkan buku catatan dan buku pembelajaran, 3 kesungguhan peserta didik memperhatikan penjelasan guru, 4 kesadaran peserta didik mencatat penjelasan guru, 5 keaktifan peserta didik bertanya kepada guru, 6 keaktifan peserta didik menjawab pertanyaan dari guru, 7 ketekunan peserta didik melaksanakan tugas dari guru, 8 kemampuan peserta didik bekerja sama dengan teman, 9 ketertiban peserta didik saat pembelajaran, 10 kesungguhan peserta didik selama mengikuti latihan pembelajaran, 11 kesungguhan peserta didik selama pembelajaran, 12 kemampuan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran, dan 13 kerapian peserta didik merapikan media pembelajaran dan peralatan tulis setelah selesai pembelajaran.

2.2.5 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG

0 4 14

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh Metode Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Penggolongan Hewan

1 13 189

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI GEOMETRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL KABUPATEN PURBALINGGA

1 20 262

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39