Keterampilan Berbicara Tujuan Keterampilan Berbicara

23 Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia SD merupakan suatu proses belajar menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis, serta untuk menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

2.2.7 Hakikat Keterampilan

Berbahasa Kata terampil dalam Suharso dan Ana Retnoningsih 2005: 559 adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan bahasa. Keterampilan dalam berbahasa terbagi menjadi empat katerampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara. Materi pesan melalui telepon dalam penelitian ini menitikberatkan pada keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dalam berbahasa dijelaskan sebagai berikut:

2.2.7.1 Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Menurut Iskandawassid 2009: 241, keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Keterampilan berbicara melibatkan pereproduksi arus sistem bunyi artikulasi 24 untuk menyampaikan maksud dan penerima maksud tersebut. Orang yang mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan maksud disebut pembicara. Pembicara dalam menyampaikan suatu maksud ditujukan kepada penerima. Penerima nantinya dapat memberikan timbal balik terhadap maksud yang disampaikan pembicara. Pendapat di atas diperjelas dengan bagan di bawa ini. Gambar 2.1 Bagan Keterampilan Berbicara Pembicara berlaku sebagai pengirim pesan sedangkan penerima berperan sebagai penerima pesan. Pesan merupakan informasi yang disampaikan oleh pembicara kepada penerima. Setelah penerima menerima pesan, penerima pesan memberikan reaksi atau timbal balik mengenai pesan yang disampaikan pembicara. Keterampilan berbicara seperti bagan di atas, dapat dilakukan dengan mudah apabila dalam pembelajaran keterampilan berbicara melibatkan peserta didik untuk aktif berkomunikasi. Guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam melakukan keterampilan berbicara. Hal tersebut dikarenakan guru dapat melatih keterampilan PembicaraPengirim Pesan Penerima Timbal balik Feedback 25 berbicara peserta didik dan melakukan penilaian terhadap keterampilan berbicara yang dimiliki peserta didik itu.

2.2.7.2 Tujuan Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara yang diberikan di SD pada peserta didik memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari keterampilan berbicara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Iskandarwassid 2009: 242 tujuan keterampilan berbicara mencakup pencapaian hal-hal, diantaranya dijelaskan sebagai berikut: 2.2.7.2.1 Kemudahan Berbicara Peserta didik harus mendapat kesempatan untuk berlatih berbicara sampai peserta didik mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan kegiatan bericara. Peserta didik memerlukan latihan berbicara yang banyak untuk dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Kepercayaan diri dan latihan berbicara yang sering dilakukan peserta didik dapat menyebabkan peserta didik menemukan kemudahan dalam berbicara. 2.2.7.2.2 Kejelasan Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Salah satu latihan yang dapat mengatur cara berfikir logis dan jelas yaitu dengan melakukan diskusi. Interaksi yang dilakukan peserta didik dalam berdiskusi secara 26 langsung dapat melatih kejelasan berbicara peserta didik yang ingin dicapai dan diinginkan. 2.2.7.2.3 Bertanggung Jawab Latihan berbicara yang baik menekankan pembicara untuk bertanggung jawab melakukan kegiatan berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh- sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi serta momentumnya. Latihan yang demikian akan menghindarkan peserta didik dari berbicara yang tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang mengelabui kebenaran. 2.2.7.2.4 Membentuk Pendengaran yang Kritis Latihan berbicara yang baik, seharusnya dapat mengembangkan keterampilan menyimak secara tepat dan kritis. Peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit mengajukan pertanyaan: 1 siapa yang berkata, 2 mengapa ia berkata demikian, 3 apa tujuannya, 4 dan apa kewenangan ia berkata begitu. 2.2.7.2.5 Membentuk Kebiasaan Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari. Kebiasaan berinteraksi dalam bahasa dapat dilakukan dengan sering melakukan praktik berinteraksi. Praktik berinteraksi dapat menyebabkan seseorang terbiasa melakukan kegiatan berbicara. Kebiasaan berbicara yang dialami tersebut nantinya dapat menjadi kebiasaan berbicara. Tujuan keterampilan berbicara di SD yang dikemukakan di atas, dapat terwujud apabila pembelajaran yang dilakukan melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara. Peserta didik yang 27 terlibat secara penuh dalam pembelajaran keterampilan berbicara akan memberikan pengalaman berbicara pada peserta didik itu sendiri, di mana nantinya akan berguna untuk menambah kualitas keterampilan berbicara peserta didik.

2.2.8 Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG

0 4 14

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh Metode Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Penggolongan Hewan

1 13 189

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI GEOMETRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL KABUPATEN PURBALINGGA

1 20 262

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39