Hakikat Pembelajaran Landasan Teori

16 perubahan perilaku dari yang sebelumnya. Perubahan ini mengindikasikan bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar. Cara mengukur apakah seseorang telah belajar dengan cara membandingkan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. 2 Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik, tidak disebut sebagai hasil belajar. 3 Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Lama perubahan perilaku yang berlangsung pada peserta didik tergantung dari bagaimana proses belajar belangsung. Proses belajar yang tidak bermakna akan menghasilkan perubahan perilaku yang relatif singkat. Proses belajar yang bermakna akan sebaliknya, perubahan berlangsung lama namun proses belajar memerlukan inovasi dari proses belajar yang biasanya. Proses belajar yang berbeda dari yang biasa ini mengakibatkan memori peserta didik merekam belajar tersebut sebagai suatu perubahan perilaku bermakna. Alasan di atas menegaskan bahwa untuk menghasilkan pembelajaran yang bermakna jangka panjang perlu adanya penerapan variasi dalam pembelajaran atau dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu.

2.2.2 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran menurut Briggs 1992 dalam Rifa’i 2010 : 191 adalah seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Seperangkat peristiwa itu akan membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction pembelajaran mandiri dan bersifat eksternal jika peserta didik melakukan external instruction pembelajaran dari luar dengan 17 pendidik guru sebagai pembelajar. Pengertian pembelajaran di atas, menyimpulkan bahwa pembelajaran yaitu seperangkat peristiwa yang dapat dilakukan secara self instruction atau external instruction agar peserta didik memperoleh kemudahan. Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, yang bermakna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil itu memberikan kemampuan pada peserta didik untuk melakukan berbagai penampilan Gagne 1985 dalam Rifa’i 2010: 193. Pembelajaran yang efektif menurut Anni dkk 2007: 15 menuntut guru untuk memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 merancang bahan belajar stimulus yang mampu menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar, 2 menggunakan berbagai strategi pembelajaran, 3 mengelola kelas agar tertib dan teratur, 4 memberi tahu peserta didik tentang perilaku yang diharapkan untuk dimiliki oleh peserta didik, 5 menjadi narasumber, fasilitator, dan motivator yang handal, 6 memperhitungkan karakteristik intelektual, sosial dan kultural peserta didik, 7 terampil memberikan pertanyaan dan balikan, dan 8 mereview pelajaran bersama dengan peserta didik. Kemampuan guru yang disebutkan di atas, jika dapat dilaksanakan dengan menyeluruh dan maksimal akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan pembelajaran jangka panjang bagi peserta didik. Kemampuan penggunaan strategi pembelajaran misalnya, guru harus memilih strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik materi sehingga dapat menentukan model, metode atau teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pemilihan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran pasti akan membuat hasil belajar maksimal. Oleh sebab itu, pembelajaran harus disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan kemampuan 18 yang harus dimiliki guru agar dapat melakukan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

2.2.3 Karakteristik Perkembangan Peserta didik SD

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG

0 4 14

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh Metode Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Penggolongan Hewan

1 13 189

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI GEOMETRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL KABUPATEN PURBALINGGA

1 20 262

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39