Uji Reliabilitas Taraf Kesukaran

63 N 42 N 42 SOAL9 Pearson Correlation .518 VALID SOAL19 Pearson Correlation .446 VALID Sig. 2-tailed ,000 Sig. 2-tailed ,003 N 42 N 42 SOAL10 Pearson Correlation .401 VALID SOAL40 Pearson Correlation .366 VALID Sig. 2-tailed ,009 Sig. 2-tailed ,017 N 42 N 42

4.2.2 Uji Reliabilitas

Setelah diuji validitasnya, soal tersebut diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah dibuat, melainkan pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji reliabilitasnya ada 26 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Untuk penghitungannya secara lengkap menggunakan program SPSS versi 17. Hasil uji reliabilitas yang diperoleh setelah data dihitung menggunakan program SPSS versi 17, selengkapnya pada lampiran 20. Simpulan dari nilai Cronbach’s Alpha dari 26 butir soal sebesar 0,836 seperti terlihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .836 26 Untuk pengujian reliabilitas biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,8. Menurut Sekaran dalam Priyatno 2010: 98 reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,836 dan jika mengacu pada pendapat Sekaran berarti nilai 0,836 di atas 0,8 yang berarti baik, sehingga instrumen soal sudah terbukti reliabel. 64

4.2.3 Taraf Kesukaran

Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji taraf kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan supaya taraf kesukaran soal yang akan dijadikan instrument penelitian dapat diketahui. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25 soal 5 butir soal dengan taraf kesukaran mudah, 50 soal 10 butir soal dengan taraf kesukaran sedang, dan 25 soal 5 butir soal dengan taraf kesukaran sukar. Taraf kesukaran soal dihitung dengan cara membagi jumlah peserta didik yang menjawab dengan benar dengan jumlah seluruh peserta didik kelas uji coba. Jika indeks kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu bernilai antara 0,00 – 0,30, maka soal tersebut dapat dikatakan soal sukar, sedangkan untuk soal yang memiliki indeks kesukaran antara 0,30 – 0,70, soal tersebut dikatakan soal sedang. Untuk soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Berikut hasil penghitungan taraf kesukaran untuk 40 soal pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal No. Soal Nilai Indeks Kesukaran Kategori No. Soal Nilai Indeks Kesukaran Kategori 1 0,833 Mudah 21 0,905 Mudah 2 0,833 Mudah 22 0,905 Mudah 3 0,690 Sedang 23 0,905 Mudah 4 0,714 Mudah 24 0,595 Sedang 5 0,595 Sedang 25 0,690 Sedang 6 0,286 Sulit 26 0,214 Sulit 7 0,405 Sedang 27 0,143 Sulit 8 0,714 Mudah 28 0,857 Mudah 9 0,690 Sedang 29 0,500 Sedang 10 0,643 Sedang 30 0,381 Sedang 11 0,500 Sedang 31 0,881 Mudah 12 0,595 Sedang 32 0,500 Sedang 13 0,690 Sedang 33 0,214 Sulit 14 0,238 Sulit 34 0,619 Sedang 65 15 0,619 Sedang 35 0,381 Sedang 16 0,690 Sedang 36 0,571 Sedang 17 0,762 Mudah 37 0,690 Sedang 18 0,429 Sedang 38 0,214 Sulit 19 0,881 Mudah 39 0,929 Mudah 20 0,905 Mudah 40 0,262 Sulit Berdasarkan hasil penghitungan taraf kesukaran soal di atas, maka dapat diketahui taraf kesukaran untuk 20 soal yang sudah valid dan reliabel. Hasil dari penghitungan taraf kesukaran 20 soal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal No. Soal Nilai IK Kategori No. Soal Nilai IK Kategori 1 0,833 Mudah 11 0,500 Sedang 2 0,833 Mudah 32 0,500 Sedang 3 0,690 Sedang 33 0,214 Sulit 24 0,595 Sedang 14 0,238 Sulit 5 0,595 Sedang 35 0,381 Sedang 6 0,286 Sulit 16 0,690 Sedang 7 0,405 Sedang 17 0,762 Mudah 28 0,857 Mudah 38 0,214 Sulit 9 0,690 Sedang 19 0,881 Mudah 10 0,643 Sedang 40 0,262 Sulit Analisis indeks kesukaran 20 butir soal di atas, menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan.

4.2.4 Daya Pembeda Butir Soal

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG

0 4 14

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh Metode Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Penggolongan Hewan

1 13 189

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI GEOMETRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL KABUPATEN PURBALINGGA

1 20 262

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39