86
peserta didik dan hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik. Kedua hasil belajar tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
4.3.2.1 Hasil Belajar Tes Performansi
Hasil belajar yang kedua, yaitu dilihat dari tes performansi yang menilai kemampuan berbicara dari peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kemampuan berbicara merupakan hasil belajar dalam materi pesan melalui telepon, sehingga kemampuan berbicara peserta didik harus dinilai. Hasil penilaian
performansi pada kelas eksperimen yaitu 82,87, sedangkan pada kelas kontrol yaitu 77,38. Rata-rata hasil belajar dengan tes performansi dapat dilihat
perbandingannya pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Histogram Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tes Performansi
Diagram pada gambar 4.6 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar tes performansi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Hal tersebut, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar tes performansi pada kelas
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Hasil Nilai Ter Performansi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
87
yang menerapkan metode bermain peran role playing lebih tinggi daripada yang menggunakan metode pemberian tugas.
4.3.2.1 Hasil Belajar Tes Tertulis
Dari hasil penelitian penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik yang menerapkan metode bermain peran role playing lebih baik dari hasil
belajar peserta didik yang menerapkan metode pemberian tugas. Rata-rata hasil belajar dengan tes tertulis pada kelas eksperimen 77,04, sedangkan rata-rata hasil
belajar dengan tes tertulis pada kelas kontrol 70. Rata-rata hasil belajar dengan tes tertulis dapat dilihat perbandingannya pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tes Tertulis
Terlihat dalam diagram di atas, bahwa rata-rata nilai hasil belajar tes tertulis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal tersebut,
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar tes tertulis pada kelas yang pembelajarannya menerapkan metode bermain peran role playing lebih tinggi
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Nilai Rata‐rata Hasil belajar Tes Tertulis
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
88
dibandingkan dengan yang kelas yang pembelajarannya menerapkan metode pemberian tugas.
Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji-t yang dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17, diperoleh hasil t
hitung
t
tabel
yaitu nilai t
hitung
= 2,515 dan nilai t
tabel
= 2,005, maka 2,515 2,005. Nilai signifikansi bernilai 0,05 yaitu sebesar 0,015. Hasil t
hitung
t
tabel
dan signifikansi 0,015 0,05, maka H
o
ditolak. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar peserta didik antara kelas yang menerapkan metode bermain peran
role playing dan yang tidak. Hasil penelitian pengamatan aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar
di atas menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji-t juga membuktikan terdapat perbedaan yang
signifikan nilai hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka metode pembelajaran bermain
peran role playing berpengaruh efektif dan signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pesan melalui telepon.
Metode pembelajaran bermain peran role playing merupakan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk ikut berperan dalam percakapan
pesan melalui telepon. Penerapan metode ini membantu peserta didik untuk memahami pesan yang terkandung dalam percakapan, sehingga dapat
menyampaikan pesan dengan baik. Metode pembelajaran bermain peran role playing
melatih peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dikarenakan peserta didik menyampaikan pesan melalui bahasa lisannya
kepada peserta didik lainnya. Pesan yang diungkapkan oleh peserta didik harus
89
dipahami oleh peserta didik yang menyampaikan pesan tersebut dan diberi timbal balik oleh lawan main atau peserta didik lainnya.
Alasan tersebut membuat peserta didik harus memahami pesan dan kemudian menyampaikan pesan pada peserta didik lain agar peserta didik lain juga
paham dengan pesan tersebut. Melalui kegiatan memahami, secara tidak langsung peserta didik tidak hanya melakukan kegiatan berbicara dengan teks melainkan
juga paham dengan isi yang ada dalam pesan tersebut. Oleh karena itu, metode bermain peran role playing merupakan salah satu metode pembelajaran yang
perlu dicoba guru dalam mengajar di kelas. Kelebihan metode bermain peran role playing menurut Zaini 2008: 100
diantaranya yaitu: 1 bermain peran dapat membandingkan dan mengkontraskan posisi-posisi yang diambil dalam pokok permasalahan, 2 menerapkan
pengetahuan pada pemecahan masalah, 3 menjadikan problem yang abstrak menjadi konkret, 4 melibatkan peserta didik dalam pembelajaran yang langsung
dan eksperiensial, 5 mendorong peserta didik memanipulasi pengetahuan dalam cara yang dinamik, 6 memfasilitasi ekspresi sikap dan perasaan peserta didik, 7
mengembangkan pemahaman yang empatik, 8 dan memberikan timbal balik feedback yang segera bagi pengajar dan peserta didik.
Metode bermain peran role playing juga mempunyai kekurangan, yaitu: 1 bermain peran role playing memakan waktu yang banyak, 2 peserta didik
sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik 3 bermain peran role
playing tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung, 4
peserta didik yang tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan
90
melakukan secara sungguh-sungguh, 5 dan tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Pelaksanaan metode bermain peran role playing harus dipersiapkan dengan matang. Antisipasi dari kekurangan di atas perlu dicari agar pembelajaran
yang maksimal dapat tercapai. Teks percakapan yang digunakan harus disusun dengan memperhatikan waktu lamanya peserta didik menyelesaikan perannya, teks
percakapan dibuat tidak terlalu panjang. Sebelum pelaksanaan dimulai peserta didik memerlukan contoh, sehingga peserta didik paham dengan pelafalan,
intonasi, ekspresi dan penghayatan. Pada saat berlangsung penilaian keterampilan berbicara, peneliti memberikan himbauan pada peserta didik lain untuk
menyaksikan penampilan teman-temannya dan jangan ramai. Masalah ini sering menjadi kendala, karena setelah peserta didik diam, ada saat peserta didik kembali
ramai. Pengkondisian kelas menjadi hal yang sangat penting dijaga, agar guru dapat berkonsentrasi menilai keterampilan berbicara peserta didik yang sedang
tampil. Setiap metode pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu
juga metode pembelajaran bermain peran role playing. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan guru untuk menguasai metode pembelajaran
bermain peran role playing sebelum melaksanakannya dalam pembelajaran. Guru yang sudah memahami metode pembelajaran bermain peran role playing
nantinya dapat meminimalkan kekurangan metode pembelajaran bermain peran role playing. Penguasaan metode pembelajaran juga berlaku untuk semua
metode pembelajaran, tidak hanya pada metode pembelajaran bermain peran role playing
saja.
91
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Purbalingga Kidul dengan menggunakan kelas IV A dan kelas IV B. Penelitian yang telah
dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti di kelas IV A dan IV B SD Negeri 1 Purbalingga Kidul
menunjukkan bahwa: 1
Hasil aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik yang menerapkan metode bermain peran role playing memiliki perbedaan dengan
pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas. Perbedaan metode bermain peran role playing terhadap aktivitas belajar
ditunjukkan melalui nilai aktivitas yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu 77,64 dan 84,05 pada kelas eksperimen, sedangkan pada
kelas kontrol berkategori tinggi dengan persentase 69,16 dan 73,42. Perbedaan hasil belajar peserta didik ditunjukkan melalui nilai hasil
belajar tes tertulis pada kelas eksperimen yaitu 77,04 sedangkan kelas kontrol yaitu 70. Hasil belajar pada keterampilan berbicara kelas
eksperimen yaitu 82,87 sedangkan kelas kontrol yaitu 77,38. 2
Data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent sample t-test
melalui program SPSS versi 17 yang telah diketahui, kemudian dianalisis. Hasil analisis menunjukkan metode pembelajaran bermain