Persaingan, Struktur, dan Strategi Bersaing Komoditas Daging Ayam Ras Nasional

Lembaga pelatihan mengenai agribisnis ayam ras pedaging yang tersedia di Indonesia berperan dalam memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para peternak khususnya peternak rakyat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peternak. Kegiatan pelatihan umumnya dilakukan oleh Dinas Peternakan daerah setempat, Pusat Pembelajaran dan Pelatihan Masyarakat atau Community Training Learning Center CTLC, atau lembaga pelatihan yang diusahakan oleh perusahaan besar dengan tujuan untuk membantu para peternak mitranya. Lembaga penelitian dan pengembangan merupakan lembaga yang melakukan penelitian dalam rangka menyediakan inovasi-inovasi teknologi sesuai dengan kebutuhan agribisnis ayam ras pedaging. Beberapa lembaga penelitian dan pengembangan tersebut antara lain adalah BPPV Regional IV Yogyakarta, Balitvet Bogor, dan UPPAI. Tersedianya lembaga pendukung pada industri jasa pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan dalam agribisnis ayam ras pedaging telah cukup memadai baik dalam segi ketersediaan maupun kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berjalan dengan cukup baik dalam mendukung perkembangan dan kemajuan agribisnis ayam ras pedaging Indonesia.

6.7.4. Persaingan, Struktur, dan Strategi Bersaing Komoditas Daging Ayam Ras Nasional

Analisis yang digunakan untuk mengetahui persaingan, struktur, dan strategi bersaing komoditas daging ayam ras Indonesia adalah analisis industri atau yang dikenal dengan “The Five Competitive Forces” yaitu lima kekuatan atau faktor persaingan yang diperkenalkan oleh Porter. Kelima faktor persaingan tersebut adalah ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, posisi tawar pembeli, posisi tawar pemasok, persaingan dari perusahaan sejenis. 1 Ancaman Pendatang Baru Agribisnis ayam ras pedaging merupakan agribisnis yang dapat dijalankan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dapat menghasilkan keuntungan yang relatif besar, terlebih bagi negara yang mampu berproduksi secara efisien. Meskipun rentan terhadap berbagai persoalan, namun banyak negara yang tetap tertarik untuk mengembangkan agribisnis ayam ras pedaging di negaranya. Thailand, merupakan salah satu negara yang akan menjadi pendatang baru potensial. Meskipun nilai ekspor Thailand belum cukup besar namun negara ini telah berhasil melenyapkan persoalan yang banyak dihadapi negara-negara di dunia, Thailand mampu mengatasi adanya serangan virus AI dengan baik. 2 Ancaman Produk Pengganti Datangnya produk impor dari negara lain seperti CLQ dan MDM jelas akan menjadi produk subtitusi yang mampu mengancam keberlangsungan agribisnis ayam ras pedaging dalam negeri. Harga jual yang ditawarkan merupakan faktor pemicu beralihnya konsumen domestik ke produk impor. Hal ini merupakan faktor penghambat berkembangnya agribisnis ayam ras pedaging Indonesia terutama untuk bersaing di pasar internasional. 3 Posisi Tawar Pembeli Negara-negara tujuan utama ekspor komoditas daging ayam ras Indonesia adalah negara-negara maju seperti Jepang dan kawasan Timur Tengah. Kebanyakan dari negara tersebut menetapkan standar yang cukup ketat untuk produk yang akan masuk ke negaranya seperti faktor kehalalan, keamanan pangan, dan sebagainya. Di Indonesia, produsen yang mampu memenuhi standar tersebut masih terbatas jumlahnya sehingga banyak dari negara tujuan impor Indonesia yang beralih ke negara lain atau membatasi impor ayamnya dari Indonesia. 4 Posisi Tawar Pemasok Dalam hal pemasok, agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia masih sangat tergantung kepada pemasok bahan baku dari luar negeri yang harganya relatif tinggi dan jumlah produsennya terbatas. Ketergantungan terhadap bahan baku impor disebabkan kualitas, ketersediaan, dan harga jagung produksi dalam negeri sangat fluktuatif dan tidak mencukupi. Selain jagung suplai bibit ayam sangat tergantung kepada impor begitu juga dengan ketersediaan bahan baku pembuatan obat-obatan dan vaksin yang belum memadai. 5 Persaingan dari Negara Lain Persaingan dalam perdagangan komoditas daging ayam ras dunia cukup ketat, hal ini terlihat dari masih dimonopolinya perdagangan daging ayam ras oleh beberapa negara yang menjadi pemimpin pasar seperti Brazil dan Amerika Serikat. Sebagai negara yang mampu memproduksi daging ayam ras dalam jumlah yang besar, Amerika Serikat melakukan praktek persaingan dengan melakukan ekspor produk buangannya CLQ ke negara lain. Praktek persaingan yang tidak sehat tersebut akan menjadi ancaman bagi negara-negara lain termasuk Indonesia untuk bisa bersaing di pasar bebas.

6.7.5. Peran Pemerintah