turut membantu peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras pedaging Indonesia karena informasi baik yang dimilikinya akan mungkin tersebar hingga
ke berbagai daerah.
6.7.3. Industri Terkait dan Industri Pendukung
1 Industri Terkait Industri terkait merupakan industri yang berada dalam sistem agribisnis
ayam ras pedaging secara vertikal. Diantara subsistem yang terkait dengan subsistem budidaya budidaya tersebut adalah subsistem hulu industri
pembibitan, industri pakan, industri obat-obatan dan vaksin, dan industri peralatan budidaya atau produksiperkandangan dan subsistem hilir industri pascapanen
dan pengolahan ayam. a. Subsistem Hulu
Subsistem hulu berperan dalam menjamin tersedianya penyediaan bibit yang berupa DOC, penyediaan pakan, penyediaan obat-obatan dan vaksin, dan
penyediaan peralatan budidaya atau produksiperkandangan. • Industri Pembibitan
Perusahaan pembibitan penghasil DOC PS dan DOC FS di Indonesia telah cukup memadai. Namun teknologi yang ada masih terbatas pada teknologi
pembibitan DOC PS dan DOC FS sehingga DOC GPS yang harganya sangat mahal masih harus didatangkan dari luar negeri. Masih adanya ketergantungan
terhadap DOC impor khususnya untuk DOC GPS menyebabkan industri yang belum sepenuhnya kuat mendukung agribisnis ayam ras pedaging Indonesia untuk
bersaing di pasar internasional. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan diantaranya adalah PT. Anwar Sierad, PT. Cibadak Indah Sari Farm,
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, dan PT. Hybro. Daftar perusahaan pembibit ayam ras pedaging dapat dilihat pada Lampiran 3.
• Industri Pakan Keberadaan Industri pakan yang mampu menghasilkan pakan berkualitas
mutlak diperlukan dalam rangka menghasilkan komoditas yang berdayasaing tinggi di pasar internasional. Di Indonesia jumlah pabrik pakan dengan teknologi
maju sudah cukup memadai, namun masih terkendala pada penyediaan bahan baku yang menjadi komponen pembuatan pakan. Kondisinya adalah tidak jauh
berbeda dengan industri pembibitan. Masih besarnya ketergantungan terhadap bahan baku pakan impor menyebabkan harga pakan di dalam negeri menjadi tidak
kompetitif, akibatnya biaya produksi tidak efisien. Kondisi seperti ini tidak mendukung komoditas daging ayam ras pedaging Indonesia untuk bersaing di
pasar internasional. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan diantaranya adalah PT.Caroen Pokphand Indonesia, PT.Gold Coin Indonesia,
PT.Cargill Indonesia. • Industri Obat-obatan dan Vaksin
Seperti halnya industri pembibitan dan industri pakan, industri obat-obatan dan vaksin juga masih mengandalkan bahan baku yang berasal dari impor.
Meskipun pabrik-pabrik pembuatan obat-obatan dan vaksin hewan cukup tersedia di Indonesia dengan teknologi yang cukup maju, namun karena penggunaan
komponen utamanya masih berasal dari impor menyebabkan harga jual obat- obatan dan vaksin hewan di dalam negeri menjadi tidak kompetitif. Beberapa
pabrik obat dan vaksin hewan yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah PT. Sanbe Farma, Sierad Biotek, dan Mensana Aneka Satwa.
• Industri Peralatan BudidayaProduksi dan Perkandangan Secara umum industri pembuatan alat-alat budidaya dan perkandangan di
Indonesia sudah memadai, baik pabrik yang menghasilkan peralatan sederhana maupun peralatan budidaya dan perkandangan dengan teknologi tinggi. Beberapa
pabrik pembuat alat-alat budidaya dan perkandangan tersebut diantaranya adalah PT. Multi Sarana Sejahtera, PT. Charoen Pokphand Indonesia, PT. Cakar Mas,
dan PT. Sierad Industries. Tersedianya pabrik pembuat alat-alat budidaya dan perkandangan yang memadai sangat mendukung dayasaing komoditas daging
ayam ras pedaging Indonesia. Secara umum dapat diketahui bahwa ketersediaan industri terkait yang
berada di subsistem hulu sudah cukup memadai jumlahnya. Namun karena masih besarnya ketergantungan industri di subsistem hulu terhadap bahan baku impor
menyebabkan industri di subsistem hulu tidak sepenuhnya dapat mendukung subsistem budidaya karena harga jual input yang ditawarkan tidak kompetitif.
b. Subsistem Hilir Ketersediaan industri yang bergerak dalam subsistem hilir yang memadai
dan memiliki dayasaing global akan turut mendorong subsistem hulunya ke arah persaingan global juga. Industri yang bergerak di subsistem hilir dalam agribisnis
ayam ras pedaging ini terdiri dari industri RPA dan industri pengolahan ayam. • Industri RPA
Ketersediaan RPA yang mampu memenuhi syarat sesuai Standar Operating Procedure
SOP nasional dan internasional yang didukung dengan peralatan dan teknologi tinggi masih sangat terbatas jumlahnya di Indonesia.
Kebanyakan bangunan yang digunakan untuk pemotongan ayam adalah bangunan
sederhana dengan peralatan seadanya dan higienitas yang tidak terjamin atau yang biasa disebut TPA atau TPnA. Hal ini merupakan kendala yang dihadapi dalam
menghasilkan karkas ayam yang berstandar ekspor. RPA yang terdapat di Indonesia dimiliki oleh pihak swasta baik perorangan maupun perusahaan
peternakan yang usahanya telah terintegrasi karena modal yang dimilikinya sangat besar. RPA tersebut pada umumnya telah memiliki mesin modifikasi maupun full
automatic dengan kapasitas potong 2.000-8.000 ekorjam.
Beberapa RPA yang menghasilkan karkas ayam dengan standar kualitas ekspor diantaranya adalah Royan Chicken Processing Yogyakarta, PT. Charoen
Pokphand Indonesia Jakarta, PT. Wonokoyo Surabaya, PT. Sierad Produce Parung, PT. Jaya Protena Serpong, PT. Starfood Cibinong, PT. Kartika
Dharma Srengseng, PT. Hibrida Niaga Cibinong, Nu Yan Cianjur, PT. Prima Food Serang, PT. Ciomas Adisatwa Cikupa. Sedangkan TPA atau TPnA
sederhana banyak dimiliki oleh peternak dengan skala usaha kecil atau para pedagang pengumpul dan kebanyakan terdapat di dekat lokasi usaha budidaya
ayam ras pedaging dan pada umumnya keberadaanya tidak terdaftar atau tidak resmi. Jumlah RPA yang jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah TPA atau TPnA
mengindikasikan bahwa karkas ayam yang dihasilkan di Indonesia kebanyakan belum dapat memenuhi standar kualitas ekspor. Dengan demikian diketahui
bahwa keberadaan RPA di Indonesia masih kurang mendukung pengembangan dayasaing komoditas daging ayam ras pedaging Indonesia di pasar internasional.
• Industri Pengolahan Ayam Jumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ayam didominasi
oleh perusahaan besar yang umumnya terintegrasi vertikal, meskipun ada juga
usaha skala rumah tangga yang bergerak pada sektor ini namun hasilnya belum mampu menandingi hasil produksi pabrik pengolahan besar baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Beberapa perusahaan yang bergerak di sektor pengolahan daging ayam diantaranya adalah PT. Sierad Produce, PT. Japfa Comfeed,
PT. Wonokoyo, dan PT. Charoen Pokphand Indonesia. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan industri pengolahan makanan turut
memberikan nilai tambah bagi komoditas daging ayam ras pedaging. Pasar ekspor bagi produk daging ayam olahan masih terbuka lebar jika produsen daging ayam
olahan mampu mengembangkan strategi pemasaran terhadap daging ayam olahan dengan menggaet mitra usaha dari negara-negara konsumen, terlebih konsumen
luar negeri. Industri pengolahan ayam ternyata tidak terbatas pada industri pengolahan
daging ayam saja, melainkan ada bagian lain yang berupa bulu ayam dan kotoran ayam yang juga dapat diolah lebih lanjut. Bagian bulu ayam dapat dimanfaatkan
bagi industri pembuatan alat rumah tangga seperti kemoceng dan industri olah raga, sedangkan kotoran ayam dapat dimanfaatkan oleh industri pembuatan pupuk
kandang. Secara keseluruhan, industri pengolahan ayam masih di Indonesia berorientasi pada pemenuhan konsumsi dalam negeri sehingga diperlukan
pengembangan lebih lanjut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
2 Industri Pendukung Industri pendukung agribisnis ayam ras pedaging terdiri dari industri jasa
pemasaran, Industri jasa pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan, dan
industri pendukung lainnya. Keberadaan industri pendukung juga merupakan faktor penting yang terkait dengan penciptaan produk yang berdayasaing.
• Industri Jasa Pemasaran Industri jasa pemasaran terdiri dari para pelaku usaha yang berperan
sebagai perantara pemasaran komoditas daging ayam ras pedaging dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Individu atau lembaga yang terlibat dalam
industri jasa pemasaran komoditas daging ayam ras pedaging diantaranya adalah pedagang perantara, pedagang pengumpul, pemotong atau pedagang pengecer.
• Industri Jasa Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan. Lembaga pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan memegang
peranan penting di dalam pengembangan agribisnis ayam ras pedaging dalam rangka menciptakan komoditas daging ayam ras pedaging yang berdayasaing di
pasar domestik dan pasar internasional. Lembaga pendidikan yang tersedia untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan agribisnis ayam ras pedaging di
Indonesia sudah cukup memadai, hal ini dapat terlihat dari tersedianya berbagai lembaga pendidikan yang berfokus pada studi mengenai bidang peternakan dan
kedokteran hewan. Beberapa fakultas peternakan dan kedokteran hewan yang ada di Indonesia diantaranya terdapat di Institut Pertanian Bogor Bogor, Universitas
Syah Kuala NAD, Universitas Udayana Bali, Universitas Gajah Mada DIY, dan universitas-universitas serta lembaga pendidikan lainnya. Dengan tersedianya
lembaga pendidikan yang menunjang dapat dihasilkan sumberdaya manusia berkualitas seperti tenaga-tenaga ahli yang kompeten sehingga dapat membantu
tumbuh dan berkembangnya agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia dengan informasi teknologi dan inovasi yang dimilikinya.
Lembaga pelatihan mengenai agribisnis ayam ras pedaging yang tersedia di Indonesia berperan dalam memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para
peternak khususnya peternak rakyat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peternak. Kegiatan pelatihan umumnya
dilakukan oleh Dinas Peternakan daerah setempat, Pusat Pembelajaran dan Pelatihan Masyarakat atau Community Training Learning Center CTLC, atau
lembaga pelatihan yang diusahakan oleh perusahaan besar dengan tujuan untuk membantu para peternak mitranya.
Lembaga penelitian dan pengembangan merupakan lembaga yang melakukan penelitian dalam rangka menyediakan inovasi-inovasi teknologi sesuai
dengan kebutuhan agribisnis ayam ras pedaging. Beberapa lembaga penelitian dan pengembangan tersebut antara lain adalah BPPV Regional IV Yogyakarta,
Balitvet Bogor, dan UPPAI. Tersedianya lembaga pendukung pada industri jasa pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengembangan dalam agribisnis ayam ras pedaging telah cukup memadai baik dalam segi ketersediaan maupun kinerja. Sehingga dapat dikatakan
bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berjalan dengan cukup baik dalam mendukung perkembangan dan kemajuan agribisnis ayam ras pedaging Indonesia.
6.7.4. Persaingan, Struktur, dan Strategi Bersaing Komoditas Daging Ayam Ras Nasional