2. Alternatif Kebijakan Pendukung
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan program peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia diperlukan suatu kebijakan pendukung.
Mengacu pada alternatif strategi yang telah dirumuskan sebelumnya, maka beberapa kebijakan pendukung yang dapat diterapkan adalah :
1 Kebijakan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Penyediaan teknologi tepat guna pada subsistem hulu, subsistem budidaya,
maupun subsistem hilir. Dengan adanya teknologi tersebut diharapkan akan dapat mengefisiensiensikan biaya produksi dengan tetap menghasilkan produk yang
berkualitas. 2 Kebijakan Penanganan dan Pencegahan Wabah Penyakit k
Berbagai kebijakan pendukung dalam rangka penanganan dan pencegahan penyakit meliputi peningkatan manajemen pemeliharaan untuk meminimalkan
resiko ayam terserang penyakit, pemberian vaksin tepat waktu, melakukan desinfektan secara terpadu, serta melakukan pengawasan dan pengaturan yang
ketat terhadap keluar masuknya ayam terutama dalam mengantisipasi impor ayam dari negara lain yang terinfeksi penyakit menular.
3 Kebijakan Perlindungan Usaha Kebijakan perlindungan usaha ditujukan untuk melindungi produk ayam ras
pedaging dalam negeri dari ancaman produk luar negeri baik legal maupun ilegal yang dapat mengancam agribisnis ayam ras pedaging nasional. Kebijakan ini
merupakan perlindungan terhadap praktek-praktek perdagangan yang tidak adil, misalnya dengan melakukan pembatasan izin masuknya produk impor.
4 Kebijakan tentang Kemitraan Agribisnis Ayam Ras Pedaging Kebijakan kemitraan agribisnis yang adil dibuat untuk mencapai kesetaraan
hak dan kewajiban antara pihak inti dan pihak mitra melalui pembagian resiko dan keuntungan yang adil. Keadilan akan menumbuhkan kinerja dan produktivitas
kedua belah pihak, sehingga penciptaan produk berkualitas akan terwujud. 5 Kebijakan Pendukung dalam Membentuk Ligkungan Investasi yang Kondusif
K Kebijakan pendukung ini meliputi penghapusan retribusi dan pungutan di berbagai daerah, penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang lebih baik
jalan, RPA yang higienis, dan sebagainya, tersedianya akses permodalan bagi peternak, penataan kelembagaan penyuluhan dalam rangka transfer teknologi
kepada para peternak, kebijakan pembangunan subsistem hulu pabrik pakan, pembibitan, pabrik obat dan vaksin, subsistem budidaya atau produksi, subsistem
hilir RPA dan industri pengolahan berubah menjadi kebijakan agribisnis ayam ras pedaging sehingga perizinan hanya melalui satu atap.
6 Kebijakan Kelembagaan Salah satu kebijakan kelembagaan yang tengah dirancang oleh pemerintah
melalui Departemen Pertanian yang dimulai pada tahun 2004 adalah kebijakan pembentukan Dewan Ayam. Pembentukan Dewan Ayam dimaksudkan untuk
dapat mewadahi dan menyatukan aspirasi segenap stake holder agribisnis ayam ras pedaging.
3. Program Peningkatan Dayasaing