Analisis Berlian Porter Analisis SWOT

indeks ini bermanfaat untuk mengukur dayasaing industri suatu negara, apakah industri cukup tangguh bersaing di pasar internasional atau tidak dapat diketahui secara kuantitatif dengan menggunakan indeks ini. Rumus menurut Balassa dalam Smyth 2005 untuk mengukur keunggulan komparatif sebuah negara dengan menggunakan RCA, yaitu : RCA i = X

i, Indonesia

X Indonesia X

i, World

X World Keterangan : RCA i = Revealed Comparative Advantage untuk komoditas daging ayam ras X

i, Indonesia

= Nilai ekspor komoditas daging ayam ras negara Indonesia X Indonesia = Total nilai ekspor seluruh komoditas negara Indonesia X

i, World

= Nilai ekspor komoditas daging ayam ras negara-negara di dunia X World = Total nilai ekspor seluruh komoditas negara-negara di dunia Bila nilai RCA lebih besar dari satu, maka dapat dikatakan Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas yang terkait dan berdayasaing kuat. Sebaliknya, bila nilai RCA kurang dari satu, maka Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif terhadap komoditas tersebut atau komoditas tersebut memiliki dayasaing yang lemah. Semakin tinggi nilai RCA maka semakin kuat dayasaingnya.

4.6.3. Analisis Berlian Porter

Alat analisis Berlian Porter digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi dari setiap faktor penentu dayasaing yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis industri ayam ras pedaging nasional adalah : 1. Menentukan siapa saja yang terlibat dalam industri. Hal ini dilakukan dengan membuat daftar yang memuat para peserta industri secara langsung. 2. Menelaah industri. Hal ini dilakukan dengan adanya hasil telaah industri yang relatif cukup lengkap. 3. Laporan tahunan. Laporan tahunan yang digunakan berupa data-data perdagangan yang bersifat nasional maupun internasional dengan rentang waktu tertentu. Hal lain yang perlu dilakukan adalah menentukan apa yang ingin diketahui dari industri dan bagaimana cara mengembangkan data di setiap bidang secara berurutan. Hal ini perlu diperhatikan sebagai pedoman dalam menganalisis suatu industri yang terlalu luas jika tidak dibatasi Maulana dalam Meryana, 2007.

4.6.4. Analisis SWOT

Formulasi alternatif strategi dilakukan dengan menganalisis peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang diperoleh melalui identifikasi lingkungan eksternal dan internal. Identifikasi kekuatan dalam analisis keunggulan kompetitif ditunjukkan dengan keadaan suatu atribut yang mendukung, sedangkan kelemahan ditunjukkan dengan keadaan atribut yang kurang mendukung. Alat analisis yang digunakan untuk menyusun formulasi strategi tersebut adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah kiri menampilkan faktor eksternal peluang dan ancaman, dua kotak paling atas menampilkan faktor internal kekuatan dan kelemahan, dan empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil pertemuan antara faktor eksternal dan internal. Isu-isu strategis tersebut merupakan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O Sthrengths-Opportunities, srategi W-O Weaknesses- Opportunities , strategi S-T Sthrengths- Threats, dan strategi W-T Weaknesses- Threats . Matris SWOT dapat dilihat pada Gambar 3. INTERNAL EKSTERNAL STRENGTHS S WEAKNESSES W OPPORTUNITIES O STRATEGI S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS T STRATEGI S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Gambar 3. Matriks SWOT Sumber : David, 2006 Menurut David 2006, terdapat delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Tentukan faktor-faktor peluang eksternal organisasi atau perusahaan. 2. Tentukan faktor-faktor ancaman organisasi atau perusahaan. 3. Tentukan faktor-faktor kekuatan organisasi atau perusahaan. 4. Tentukan faktor-faktor kelemahan organisasi atau perusahaan. 5. Sesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O. Alternatif strategi yang terdapat dalam strategi S-O bersifat agresif yaitu memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ini direkomendasikan agar perusahaan dapat bersaing dalam suatu industri yang sedang tumbuh dan diharapkan terus tumbuh cukup tinggi 6. Sesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi W-O bersifat intensif yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki. 7. Sesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi S-T bersifat diversifikasi yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi ancaman. 8. Sesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T. Alternatif strategi yang terdapat pada srategi W-T bersifat defensif yaitu strategi yang dilakukan untuk mengatasi ancaman yang ada dan kelemahan yang dimiliki.

BAB V GAMBARAN UMUM AYAM RAS PEDAGING INDONESIA

DAN DUNIA 5.11.Populasi Ayam Ras Pedaging 5.1.1. Populasi Ayam Ras Pedaging Indonesia