5.6. Impor Komoditas Daging Ayam Ras Indonesia
Meskipun Indonesia telah menjadi negara yang mampu berswasembada daging ayam, namun nilai impor komoditas daging ayam Indonesia cenderung
lebih besar dibandingkan nilai ekspornya UN Comtrade Database, 2008. Hal ini dikarenakan harga jual komoditas daging ayam impor lebih murah dibandingkan
harga jual daging ayam lokal.
5.6.1. Komoditas Ayam yang Diimpor
Seperti halnya ekspor ayam ras pedaging Indonesia, produk ayam ras pedaging yang diimpor oleh Indonesia juga terdiri dari beberapa macam seperti
bibit ayam dan daging ayam. Bibit ayam yang diimpor Indonesia tidak hanya dalam bentuk DOC FS saja, melainkan juga dalam bentuk DOC GPS dan DOC
PS, karena strain ayam ras pedaging berasal dari luar negeri selain itu Indonesia belum mampu memproduksi atau menghasilkan DOC GPS dan DOC PS sendiri
sehingga untuk pemenuhannya masih perlu diimpor dari negara lain. Komoditas ayam ras yang diimpor dari negara lain sebagian besar atau sebanyak 97 persen
berupa komoditas daging ayam ras baik daging ayam utuh maupun daging ayam potongan dan jeroan dalam bentuk segar maupun beku, sedangkan sisanya berupa
impor bibit ayam termasuk DOC FS, DOC GPS, dan DOC PS. Pada Tabel 17 terlihat bahwa nilai impor komoditas daging ayam ras
Indonesia cenderung berfluktuasi. Sejak tahun 1997 hingga tahun 2005 nilai impor dan volume impor komoditas daging ayam potongan dan jeroan segar dan
beku cenderung lebih tinggi dibandingkan nilai impor dan volume impor komoditas daging ayam utuh segar dan beku. Namun memasuki tahun 2001
kecenderungan nilai impor dan volume impornya menurun, hal ini dikarenakan
adanya peraturan pemerintah yang mulai membatasi masuknya daging ayam impor dalam bentuk potongan CLQ sehingga pada tahun 2006 nilai impor dan
volume impor komoditas daging ayam utuh segar dan beku lebih tinggi dibandingkan daging ayam potongan dan jeroan segar dan beku.
Tabel 17. Nilai dan Volume Impor Komoditas Daging Ayam Ras Indonesia Tahun 1997-2006
Tahun Komoditas Daging Ayam yang Diimpor
Daging ayam utuh segar dan beku
Fowls not cut in pieces, fresh or chilled and frozen
Daging ayam potongan dan jeroan segar dan beku
Fowls cut and offal, fresh or chilled and frozen
Nilai US Volume Kg
Nilai US Volume Kg
1997 102.395
102.959 267.077
346.315 1998
208.717 154.524
138.108 191.709
1999 372.311
354.585 2.349.737
3.715.784 2000
1.148.723 1.368.256
8.324.753 12.649.213
2001 281.330
436.237 336.751
528.091 2002
9.580 9722
154.207 301.948
2003 1169
694 148.051
206.865 2004
75.872 165.889
699.162 1.027.949
2005 1.288.284
1.283.939 2.162.544
2.533.361 2006
4.407.617 3.315.078
22.272. 16.361
Sumber : UN Comtrade Database, 2008
Tindakan Amerika Serikat yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan utama limpahan produk CLQ nya menyebabkan banyak pelaku
bisnis di tanah air yang memanfaatkan kondisi ini untuk meraih keuntungan karena di Indonesia CLQ dapat dijual dengan harga kurang dari setengah harga
ayam domestik. Hal ini merupakan ancaman yang serius bagi pelaku usaha ayam ras pedaging di dalam negeri karena rendahnya harga CLQ akan menurunkan
harga ayam domestik. Dengan memperhitungkan dampak produk impor bagi industri ayam dalam
negeri, maka sejak tahun 2000 pemerintah menetapkan peraturan yang hanya memperbolehkan impor ayam utuh termasuk dari Amerika Serikat sedangkan
CLQ tidak diperbolehkan masuk Indonesia. Penerapan kebijakan pemerintah yang
berupa syarat “ASUH” yaitu aman, sehat, utuh, dan halal, adanya pengenaan bea masuk CLQ sebesar 80 persen
54
, serta adanya kerjasama antara Indonesia dengan enam institusi Amerika Serikat yang ditugaskan untuk memberikan labelisasi atau
sertifikasi halal bagi produk-produk makanan yang akan diekspor
55
mampu membendung CLQ asal Amerika Serikat yang begitu gencar ingin masuk pasar
Indonesia. Selain peraturan tersebut UU Nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina dan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan juga turut membantu pembatasan
impor CLQ yang membanjiri pasar Indonesia. Dengan diterapkannya kebijakan pemerintah tersebut berdampak pada berkurangnya impor CLQ dari Amerika
Serikat. Menurut data yang dikeluarkan Departement Of Commerce, US, dalam kurun waktu 2004-2006 tidak ada ekspor CLQ dari Amerika Serikat ke Indonesia
kecuali tahun 1999 hingga tahun 2003 yang jumlahnya cenderung menurun dari 3.813 ton menjadi 24,5 ton Poultry Indonesia, 2006.
Keberhasilan penerapan kebijakan pemerintah yang berdampak pada menurunnya impor CLQ asal Amerika Serikat memberikan harapan baik bagi
peternak Indonesia, namun terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Permentan Nomor
61PermentanOT.14082007 pada
13 Agustus
2007 yang
memperbolehkan impor turunan daging ayam tanpa tulang yang diproses secara mekanis Mechanically Deboned Meat MDM dikhawatirkan akan memberikan
celah bagi masuknya CLQ ke Indonesia sehingga impor CLQ akan tidak terbendung lagi. Diberlakukannya peraturan yang memperbolehkan impor produk
sampingan berwujud bubur yang menjadi bahan baku industri pengolahan pangan
54
Gatra. 2003. Sejumlah Langkah Sejumlah Gesekan. http:www.gatra.com
. Diakses pada tanggal 12 Februari 2008.
55
Dh, Ant. 2002. Kemelut Pedagangan RI-Amerika Indonesia Tidak Mau Cuma Paha Saja. http:www.gatra.com
. Diakses pada tanggal 12 Februari 2008.
dalam negeri seperti industri sosis, nugget, dan bakso ini dikarenakan sejak meledaknya wabah virus AI di Indonesia, pasokan MDM tidak lagi dapat
dipenuhi oleh industri unggas tanah air seperti kelompok Charoen Pokphand CP dan Japfa Comfeed, sehingga untuk membuat industri pengolahan daging tetap
dapat tumbuh dilakukanlah impor MDM.
56
5.6.2. Negara Pengekspor Komoditas Daging Ayam Ras untuk Indonesia