masuknya daging ayam impor ke dalam negeri dengan jalur tidak resmi Suryani, 2006. Negara pengekspor daging ayam ras untuk Indonesia diantaranya adalah
Amerika Serikat, Cina, Brazil, dan Australia.
2.4. Tinjauan Studi Terdahulu
Penelitian mengenai ayam ras pedaging telah banyak dilakukan, namun sebagian besar penelitian tedahulu mengenai ayam ras pedaging membahas
tentang aspek kemitraan antara peternak ayam ras pedaging skala kecil dengan perusahaan besar. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan sebelumnya maka pada penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan analisis terhadap dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di
pasar internasional. Adapun beberapa judul penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.4.1. Studi Tentang Ayam Ras Pedaging
1. Permintaan dan Penawaran Daging Ayam Broiler di Indonesia Suryani, 2006 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur permintaan dan
penawaran daging ayam broiler di Indonesia serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan analisis terhadap
dampak kebijakan pemerintah dan perubahan faktor eksternal terhadap permintaan dan penawaran daging ayam broiler di dalam negeri. Alat analisis
yang digunakan dalam menduga model yang akan dianalisis adalah metode 2-SLS Two-Stage Least Square. Permodelan yng dihasilkan memenuhi asumsi tidak
terdapatnya autokorelasi dan mempunyai nilai R-Sq yang cukup baik berkisar
antara 0,7637 dan 0,9863. Analisis yang dilakukannya menghasilkan beberapa informasi sebagai berikut :
a. permintaan daging ayam broiler dipengaruhi oleh harga daging ayam broiler, harga telur, harga daging sapi, dan pendapatan per kapita secara signifikan.
Sedangkan harga pakan, kebijakan Keppres Nomor 22 Tahun 1990 yang memberikan izin bagi para peternak ayam broiler untuk memperluas skala
usaha, dan teknologi signifikan mempengaruhi penawaran daging ayam broiler di dalam negeri.
b. Harga daging ayam broiler dipengaruhi oleh harga pakan dan harga DOC sebagai input produksi ayam broiler, hal ini menunjukkan bahwa industri ayam
broiler di dalam negeri lebih mengarah pada struktur pasar monopoli dimana
mekanisme pasar seperti permintaan dan penawaran tidak mempengaruhi harga daging ayam broiler.
c. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan impor bungkil kedelai dapat meningkatkan industri pakan didalam negeri, sedangkan kebijakan pemerintah
untuk mendepresiasi nilai tukar rupiah dapat meningkatkan penawaran daging ayam broiler di dalam negeri demikian juga harganya.
d. Perubahan faktor eksternal berupa kenaikan pendapatan per kapita menyebabkan permintaan daging ayam broiler meningkat cukup signifikan,
sedangkan peningkatan penawaran disebabkan oleh kenaikan harga DOC. e. Pasar jagung dunia bersifat thin market sehingga dalam beberapa tahun ke
depan diperkirakan harga jagung impor akan meningkat. Simulasi kenaikan harga jagung impor menyebabkan impor jagung dan produksi pakan menurun.
f. Jumlah peternak kecil yang mendominasi industri ayam broiler 85,4 persen menyebabkan kemitraan diantara peternak dianggap sebagai suatu strategi
industrialisasi yang dapat diterapkan untuk memperkuat struktur industri ayam broiler
yang lemah yang disebabkan oleh ketergantungan industri tersebut terhadap bahan baku pakan impor.
2. Peranan Kemitraan Terhadap Peningkatan Pendapatan Peternak Ayam Broiler Deshinta, 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik peternak ayam ras pedaging yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi, mendeskripsikan
pola-pola kemitraan, mengevaluasi penerapan pola kemitraan dan dampak penerapan tersebut terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging. Analisis
data dilakukan dengan metode deskriptif dan analisis pendapatan, RC, serta uji t. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
kemitraan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak. Walaupun demikian, peternak memperoleh banyak manfaat dari keikutsertaanya
di dalam kemitraan seperti bantuan modal, bimbingan dan penyuluhan, serta pemasaran hasil.
Studi Tentang Dayasaing
Analisis Dayasaing Komoditas Udang Nasional di Pasar Internasional Swaranindita, 2005
Penelitian ini mengkaji perkembangan ekspor udang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, menganalisis struktur pasar udang dalam perdagangan
udang internasional, serta menganalisis posisi dayasaing udang nasional di pasar internasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis Teori Berlian Porter, analisis Herfindahl Index HI, Concentration Ratio
CR dan Revealed Comparative Advantage RCA dengan menggunakan formula Balassa. Peramalan ekspor dengan metode Double Exponential Smoothing juga
dilakukan sebagai masukan untuk menganalisis kondisi permintaan ekspor udang Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis dengan metode Teori Berlian Porter diperoleh kesimpulan bahwa faktor internal yang mempengaruhi dayasaing komoditas
udang Indonesia di pasar internasional antara lain; 1 Sulitnya mendapatkan akses kredit dan pembiayaan usaha budidaya, 2 Terbatasnya sarana angkutan
ekspor, 3 Belum meluasnya penerapan teknologi dan industri terpadu, 4 Usaha pembenuran dan pengolahan pascapanen yang masih memiliki berbagai kendala.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja budidaya udang adalah issu-issu yang berkembang di negara-negara pengimpor udang, berkaitan dengan
food safety jaminan keamanan pangan serta issu lingkungan.
Dengan menggunakan metode HI diketahui bahwa struktur pasar yang dihadapi Indonesia dalam pasar udang internasional pada periode tahun 1984
hingga tahun 2000 terdiri dari pasar persaingan monopolistis dan pasar oligopoli. Posisi Indonesia di masing-masing pasar tersebut adalah sebagai market follower
atau pengikut pasar. Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode RCA diperoleh
kesimpulan bahwa komoditas udang Indonesia memiliki dayasaing yang kuat. Dilihat dari posisi dayasaing komparatifnya, komoditas udang Indonesia dapat
dikatakan unggul di pasar internasional. Sedangkan dari keunggulan kompetitifnya, adanya berbagai faktor dan kendala yang dihadapi industri
budidaya nasional di dalam negeri sehingga membuat udang menurun dayasaingnya.
Berdasarkan hasil peramalan pada lima tahun mendatang 2005-2009 ekspor udang Indonesia diramalkan semakin menurun, sementara ekspor udang
dunia semakin meningkat sehingga pangsa pasar yang dikuasai pun semakin menurun, Hal ini diakibatkan oleh produksi udang lokal yang masih belum
mampu memenuhi kebutuhan ekspor. Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah, pada penelitian terdahulu aspek agribisnis ayam ras pedaging yang dikaji adalah aspek kemitraan dengan mengambil studi kasus di
PT. Sierad Produce Deshinta, 2006. Penelitian lainnya mengkaji dampak kebijakan pemerintah dan perubahan faktor eksternal terhadap permintaan dan
penawaran daging ayam broiler di Indonesia Suryani, 2006. Sedangkan pada penelitian ini cakupannya lebih luas yaitu skala internasional dengan melakukan
analisis terhadap aspek dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia dibandingkan dengan negara produsen lainnya di dunia.
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini hampir sama dengan alat analisis yang digunakan pada penelitian dayasaing komoditas udang
Swaranindita, 2005 yaitu analisis Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio
CR, Revealed Comparative Advantage RCA, dan Teori Berlian Porter. Namun pada penelitian sebelumnya dilakukan juga peramalan ekspor dengan
metode Double Exponential Smoothing untuk menganalisis kondisi permintaan ekspor udang Indonesia, sedangkan pada penelitian ini tidak dilakukan peramalan
ekspor tetapi dilakukan perumusan strategi yang berguna untuk peningkatan
dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia dengan menggunakan alat analisis yang berupa matriks SWOT.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.2. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.2.1. Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antar beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap
struktur perekonomian suatu negara. Di samping itu perdagangan internasional juga menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dengan adanya perdagangan
internasional Salvatore, 1997. Menurut Limbong dan Sitorus 1985 perdagangan dapat terjadi karena adanya spesialisasi di tiap-tiap daerah. Dengan
terjadinya hal tersebut, maka suatu daerah akan mempunyai kelebihan produksi yang perlu disalurkan ke daerah lain. Perbedaan harga di satu daerah dengan
daerah lain juga merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya penyaluran barang ke daerah lain.
Kegiatan perdagangan yang terjadi antar negara menunjukkan bahwa negara-negara tersebut sudah memiliki sistem perekonomian yang terbuka.
Perdagangan ini akibat adanya usaha untuk memaksimumkan kesejahteraan negara dan diharapkan dampak kesejahteraan tersebut akan diterima oleh negara
pengekspor dan negara pengimpor. Alasan utama terjadinya perdagangan internasional adalah; 1 Adanya perbedaan dalam pemilikan sumberdaya dan cara
pengolahannya sehingga setiap negara akan memperoleh keuntungan melalui suatu pengaturan dengan cara yang berbeda secara relatif terhadap perbedaan
sumberdaya tersebut, 2 Negara-negara yang melakukan perdagangan mempunyai tujuan untuk mencapai economic of scale dalam produksi, artinya