Analisis SWOT untuk Perumusan Strategi dan Kebijakan

mempengaruhi persaingan, struktur, dan strategi perusahaan melalui regulasi pasar modal, kebijakan pajak, dan perundang-undangan. 6. Peran Kesempatan Kesempatan mempunyai dampak yang asimetris atau hanya berlaku satu arah terhadap keempat faktor utama. Peran kesempatan berada di luar kendali perusahaan maupun pemerintah namun tetap mempengaruhi tingkat dayasaing. Beberapa hal yang dianggap keberutungan merupakan peran kesempatan, seperti adanya penemuan baru yang murni, biaya perusahaan yang tidak berlanjut akibat perubahan harga minyak atau depresiasi mata uang. Selain itu terjadinya peningkatan permintaan produk industri yang lebih besar dari pasokannya merupakan kondisi yang menguntungkan bagi peningkatan dayasaing.

3.1.4. Analisis SWOT untuk Perumusan Strategi dan Kebijakan

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Dengan demikian analisis SWOT membandingkan antara faktor internal kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal peluang dan ancaman Rangkuti, 2005. 1. Identifikasi Kekuatan Strengths Kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yag memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari dalam perusahaan. Kekuataan perusahaan akan mendukung berkembangnya usaha dengan cara memperhatikan sumber dana, citra, kepemimpinan pasar, hubungan dengan konsumen dan pemasok, serta faktor-faktor lainnya. 2. Identifikasi Kelemahan Weaknesses Kelemahan merupakan keterbatasan dalam hal sumberdaya atau keahlian dan kemampuan yang secara nyata menghambat aktivitas keragaan perusahaan. Beberapa sumber kelemahan diantaranya adalah fasilitas, sumberdaya keuangan, kemampuan manajerial, keahlian pemasaran, dan pandangan orang terhadap merk. 3. Identifikasi Peluang Opportunities Peluang adalah situasi yang diharapkan atau disukai dalam perusahaan yang diidentifikasi. Beberapa sumber peluang diantaranya adalah segmen pasar, perubahan dalam persaingan atau lingkungan, perubahan teknologi, peraturan baru atau peraturan yang ditinjau kembali. 4. IdentifikasiAncaman Threats Ancaman adalah situasi yang paling tidak diharapkan terjadi dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penghalang bagi posisi yang diharapkan oleh perusahaan. Beberapa sumber ancaman diantaranya masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya posisi penawaran pembeli dan pemasok, perubahan teknologi, peraturan baru atau peraturan yang ditinjau kembali. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Jumlah populasi ayam ras pedaging di Indonesia yang telah mencapai angka satu miliar ekor per tahun menempatkan agribisnis ayam ras pedaging sebagai usaha agribisnis unggas terbesar dalam industri unggas nasional. Jumlah populasi unggas yang besar tersebut menempatkan Indonesia pada urutan pertama dalam kelompok FAPP. Populasi ayam ras pedaging telah tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia, hal ini dikarenakan usaha ternak ayam ras pedaging adalah usaha yang memasyarakat sehingga dari usaha ini banyak terserap tenaga kerja. Daging ayam ras merupakan sumber protein makro hewani yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat karena harganya relatif lebih murah dibandingkan sumber protein hewani lainnya. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar sebagai negara pengekspor ayam ras pedaging. Adanya keunggulan yang dimiliki seperti biaya tenaga kerja yang murah dan keserasian sosial budaya dengan negara lain merupakan peluang dalam menangkap pasar ekspor terutama negara-negara Timur Tengah. Hal ini didukung dengan akan terbentuknya perusahaan peternakan ayam halal bersama oleh Indonesia beserta tiga negara ASEAN lainnya, yakni Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina yang tergabung dalam forum East ASEAN Growth Area. Meskipun usaha ayam ras pedaging di Indonesia merupakan usaha yang potensial namun pengusahaannya hingga saat ini belum optimal, hal ini dikarenakan penerapan SCM pada agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia belum dapat terlaksana dengan baik dimana integrasi vertikal antar subsistem pendukung hanya didominasi oleh perusahaan besar akibatnya kualitas produk yang dihasilkan sangat bervariasi. Untuk memenuhi standar ekspor, hal tersebut tentu merupakan kendala, terlebih negara maju seperti Jepang yang merupakan pasar tujuan ekspor terbesar ayam ras pedaging saat ini telah memberlakukan sertifikasi dan peraturan yang cukup ketat bagi produk yang akan masuk ke negaranya. Masih besarnya ketergantungan Indonesia terhadap DOC dan bahan baku pakan impor serta belum memadainya teknologi pascapanen dan pengolahan seperti tersedianya RPA yang higienis dan industri pabrik pengolahan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia. Ancaman masuknya CLQ dan MBM impor dari Amerika Serikat juga menjadi salah satu faktor penghambat berkembangnya agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia. Jika impor CLQ dan MBM tidak mampu disikapi dengan baik oleh pemerintah Indonesia maka akibatnya komoditas daging ayam ras Indonesia akan selalu kalah bersaing dengan produk impor. Ancaman virus AI merupakan persoalan yang juga tengah dihadapi dunia perunggasan saat ini, hal ini tentu menjadi kendala yang cukup berat bagi produsen dalam negeri untuk memasarkan produk ayamnya ke negara lain terlebih saat ini prosedur ekspor semakin sulit. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat terlihat adanya kesenjangan antara sistem agribisnis ayam ras pedaging nasional dengan kondisi pasar internasionalnya. Gambaran tersebut menjadi dasar pemikiran dalam melakukan penelitian ini yaitu sudah sejauh mana para produsen, lembaga terkait, dan lembaga pendukung agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia melihat masalah ini kedepannya. Langkah yang akan dilakukan penulis terangkum dalam suatu alur kerangka operasional berikut ini. Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah melakukan pengkajian potensi, kendala, dan peluang agribisnis ayam ras pedaging Indonesia. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengetahui posisi dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional. Analisis ini terdiri dari tiga bagian yaitu 1 Analisis struktur pasar komoditas daging ayam ras di pasar internasional dengan menggunakan metode Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR, 2 Analisis keunggulan komparatif komoditas daging ayam ras Indonesia dengan menggunakan metode Revealed Comperative Advantage RCA, dan 3 Analisis keunggulan kompetitif komoditas daging ayam ras Indonesia dengan menggunakan metode Teori Berlian Porter. Setelah posisi dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia diketahui, tahap berikutnya adalah merumuskan berbagai faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh agribisnis ayam ras pedaging Indonesia dengan faktor eksternal peluang yang tersedia dan hambatan yang dihadapi oleh agribisnis ayam ras pedaging Indonesia. Perumusan strategi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT. Dari hasil analisis SWOT dapat dirumuskan berbagai alternatif strategi yang berguna untuk meningkatkan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar Internasional. Gambar alur kerangka operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional • Penerapan SCM agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia belum terlaksana dengan baik • Ketergantungan akan DOC dan bahan baku pakan impor • Teknologi pascapanen dan pengolahan belum memadai • Ancaman masuknya CLQ dan MBM dari Amerika Serikat. • Ancaman virus AI • Pemberlakuan sertifikasi dan peraturan yang cukup ketat oleh negara lain untuk produk yang akan di ekspor ke negaranya • Populasi ayam ras pedaging Indonesia mencapai hampir satu miliar ekor per tahun dan terbesar di wilayah ASEAN • Agribisnis ayam ras pedaging sebagai usaha agribisnis unggas terbesar di Indonesia • Karakteristik produk yang mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia • Keunggulan dalam hal biaya TK yang murah dan keserasian sosial budaya dengan negara lain • Akan terbentuknya perusahaan peternakan ayam halal bersama oleh Indonesia beserta tiga negara ASEAN Analisis dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional Analisis struktur pasar komoditas daging ayam ras di pasar internasional Analisis keunggulan komparatif komoditas daging ayam ras Indonesia Analisis keunggulan kompetitif komoditas daging ayam ras Indonesia HI dan CR RCA Teori Berlian Porter Gambaran dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional Analisis faktor internal dan eksternal agribisnis ayam ras pedaging Indonesia Strategi yang berguna untuk meningkatkan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional SWOT

BAB IV METODE PENELITIAN