4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur pasar dan persaingan komoditas daging ayam ras di pasar internasional. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan metode Herfindahl Index HI, Concentration Ratio CR dan dan Revealed Comparative Advantage RCA.
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis situasi dan kondisi faktor penentu dayasaing serta faktor strategis perusahaan sehingga diperoleh strategi
yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan global. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan Teori Berlian Porter dan Analisis SWOT. Proses
pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Excel
2003.
4.6.1. Analisis Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR
Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR adalah alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar yang dihadapi oleh suatu industri. Tingkat konsentrasi yang diukur akan dikategorikan dan diarahkan pada
bentuk pasar yang selama ini terjadi pada pasar daging ayam ras internasional. Bentuk pasar yang ada akan mempengaruhi tingkat persaingan yang akan
dianalisa pada bagian selanjutnya. Pengukuran tingkat konsentrasi sangat memperhitungkan besaran pangsa pasar yang diperoleh tiap negara dalam
komposisi ekspor komoditas daging ayam ras di pasar internasional.
Herfindahl Index HI merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk
mengukur besar kecilnya ukuran perusahaan-perusahaan dalam suatu industri dan sebagai indikator jumlah persaingan di antara mereka. Dalam penelitian ini,
alat analisis HI digunakan dengan tujuan untuk mengetahui struktur pasar komoditas daging ayam ras di pasar internasional sekaligus mengukur penguasaan
pangsa pasar masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan komoditas daging ayam ras tersebut.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung pangsa pasar tiap negara produsen daging ayam ras di pasar internasional melalui besaran nilai
ekspor daging ayam ras. Pangsa pasar komoditas daging ayam ras suatu negara dapat dihitung dengan cara membandingkan ekspor komoditas daging ayam ras
negara tersebut dengan total ekspor komoditas daging ayam ras dunia. Perhitungan pangsa pasar yang dilakukan menggunakan formula sebagai berikut:
Sij = XijTXj
Keterangan : Sij
= Pangsa pasar negara i dalam perdagangan komoditas daging ayam ras di pasar internasional
Xij = Nilai ekspor komoditas daging ayam ras negara i di pasar internasional
TXj = Total nilai ekspor komoditas daging ayam ras seluruh negara di pasar
internasional Langkah selanjutnya adalah mengetahui struktur pasar yang dihadapi oleh
suatu industri dengan cara menghitung nilai HI. Nilai HI mencerminkan penguasaan pangsa pasar oleh suatu negara dalam pasar internasional. Indeks
tersebut merupakan hasil penjumlahan kuadrat pangsa pasar tiap-tiap negara dalam pasar internasional.
HI = S1
2
+S2
2
+S3
2
+…+Sn
2
Keterangan : HI
= Herfindahl Index S
= Pangsa pasar negara i dalam perdagangan komoditas daging ayam ras di pasar internasional
Nilai HI berkisar antara nol hingga satu atau 10.000 yang merupakan kuadrat dari 100 persen. Jika nilai HI mendekati nol berarti struktur pasar industri
yang bersangkutan cenderung ke pasar persaingan competitive market, sementara jika nilai HI bernilai mendekati satu maka struktur industri tersebut
cenderung bersifat monopoli. Semakin cenderung pasar ke arah monopoli maka semakin tinggi konsentrasinya. HI akan semakin berarti jika diketahui nilai 1HI
yang mencerminkan jumlah perusahaan yang menguasai suatu industri Kuncoro dalam
Swaranindita, 2005. Berdasarkan analisis standar dalam ekonomi industri, bahwa struktur
industri dikatakan berbentuk oligopoli bila empat negara produsen terbesar menguasai minimal 40 persen pangsa pasar penjualan dari industri yang
bersangkutan CR4 = 40 persen. Apabila kekuatan keempat produsen tersebut dianggap sama, maka pangsa penjualan atau produksi masing-masing produsen
adalah sepuluh persen dari nilai penjualan atau produksi suatu industri. Apabila penguasaan pasar oleh sepuluh produsen atau kurang dalam suatu industri
merupakan batas minimum suatu industri berbentuk oligopolistik, maka terdapat kecenderungan peningkatan derajat penguasaan pasar dari tahun ke tahun. Sejalan
dengan peningkatan derajat penguasaan pasar tersebut, beberapa subsektor industri telah beralih dari struktur persaingan ke arah oligopolistik. Semakin
sedikit jumlah produsen dominan dalam suatu industri 1HI semakin kecil maka struktur industri semakin terkonsentrasi.
Selain dengan menggunakan nilai HI, struktur pasar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan Concentration Ratio CR atau rasio konsentrasi.
1. Struktur pasar persaingan sempurna ditunjukkan dengan rasio konsentrasi yang sangat rendah.
2. Struktur pasar persaingan monopolistik ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi untuk empat produsen terbesar CR4 di bawah 40 persen.
3. Struktur pasar oligopoli ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi empat produsen terbesar CR4 di atas 40 persen.
4. Struktur pasar monopoli ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi empat produsen terbesar CR4 mendekati 100 persen.
Rasio konsentrasi suatu industri diformulasikan sebagai berikut :
CR
ni
=
= n
j 1
Si
j
Keterangan : S
ij
= Pangsa pasar negara i dalam perdagangan komoditas daging ayam ras di pasar internasional
CR
ni
= n-rasio konsentrasi pada pasar internasional Nilai CR yang banyak digunakan adalah CR4 dan CR8 yang menunjukkan
persentase output pasar yang dihasilkan oleh empat atau delapan produsen terbesar dalam industri. Semakin besar nilai rasio konsentrasi menunjukkan
bahwa industri tersebut semakin terkonsentrasi dan semakin sedikit jumlah produsen yang berada di pasaran, sedangkan semakin rendah rasio konsentrasi
menunjukkan konsentrasi pasar yang rendah dan persaingan yang lebih ketat dikarenakan tidak ada produsen yang secara signifikan menguasai pasar. Dengan
mengetahui nilai HI dan CR ini maka secara tidak langsung dapat diketahui konsentrasi industri dan struktur persaingan dimana Indonesia dan negara-negara
produsen daging ayam ras lainnya bersaing, serta menyesuaikan strategi kompetitif yang akan digunakan.
4.6.2. Analisis Balassa’s Revealed Comparative Advantage Index RCA