menjadi permasalahan bagi negara-negara importir komoditas daging ayam ras dunia adalah ancaman impor CLQ dari Amerika Serikat. Sebagian besar produk
daging ayam yang diimpor oleh beberapa negara importir utama di dunia seperti Rusia, Jepang, China, Arab Saudi, dan negara-negara Eropa adalah dalam bentuk
CLQ, yaitu dari total 2,163 juta ton produk daging ayam yang dipasarkan oleh Amerika ke negara-negara pengimpor, sebanyak 60 persennya berupa CLQ.
57
5.9. Kelembagaan Agribisnis Ayam Ras Pedaging Indonesia
Di dalam dunia perunggasan Indonesia terdapat enam asosiasi fungsional yang sering dimaknai sebagai pilar perunggasan Indonesia. Keenam asosiasi
tersebut adalah Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas GPPU, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak GPMT, Asosiasi Obat Hewan Indonesia ASOHI,
Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia GAPPI, Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia PPUI, dan Pinsar Unggas Nasional. Namun setelah
Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia MIPI yang sejak tahun 1997 absen dari berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perunggasan telah aktif kembali
pada tahun 2004 lalu dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional GOPAN yang merupakan sebuah federasi organisasi-organisasi peternak ayam
tingkat lokal yang sudah ada sebelumnya didirikan pada tahun yang sama, maka industri perunggasan Indonesia ibarat sebuah bangunan yang ditopang delapan
pilar utama.
58
Dalam rangka memajukan bisnis perunggasan di Indonesia, maka kedelapan asosiasi perunggasan tersebut membentuk sebuah forum yang merupakan ajang
57
Abdus Salim. Op.cit.
58
PHP-NUKE. 2004. Bersinergi Memajukan Perunggasan. http:www.poultryindonesia.com
. Diakses pada tanggal 10 April 2008.
untuk mempertemukan gagasan, mematangkan kesepakatan dan perekat untuk mencapai pemahaman bahwa mereka diikat oleh kepentingan yang sama yaitu
berkembang maju dan sehatnya industri perunggasan di Indonesia terutama dalam menghadapi kompetisi dan isu globalisasi. Selain itu melalui forum tersebut
faktor-faktor kendala yang bersifat laten seperti ketergantungan sarana produksi pada subsistem hulu, kesenjangan informasi teknologi, data, dll pada subsistem
budidaya, dan adanya fluktuasi harga serta daya serap pasar yang rendah pada subsistem hilir dapat disiasati upaya pemecahannya.
5.10. Kelembagaan Ayam Ras Pedaging Internasional
Secara umum, lembaga atau asosiasi yang menaungi industri ayam ras pedaging juga merupakan lembaga bagi komoditas unggas lainnya sehingga
kelembagaan industri ayam ras pedaging merupakan lembaga perunggasan. Beberapa lembaga perunggasan dunia diantaranya adalah Federasi Produsen
Perunggasan ASEAN atau Federasi ASEAN Poultry Producers FAPP yang didirikan oleh Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Thailand pada bulan November
tahun 2000 dan pada tanggal 23 Agustus 2003 Vietnam bergabung dan menjadi anggota yang kelima. Terbentuknya FAPP merupakan sebuah wujud kecintaan
masyarakat perunggasan ASEAN pada agribisnis ini, sehingga melalui federasi ini diharapkan negara-negara di ASEAN dapat bersatu dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara anggotanya. Pada awal terbentuknya, federasi ini dimaksudkan untuk merapatkan barisan guna
menangkis produk perunggasan dari luar seperti CLQ, namun seiring dengan dimasukinya era perdagangan bebas federasi ini juga menjadi wadah bersatunya
negara-negara anggota dalam rangka menjajaki pasar ekspor. Selain itu
penanganan masalah bersama seperti penanggulangan wabah AI juga menjadi perhatian dari terbentuknya federasi ini. Selain FAPP, lembaga perunggasan dunia
lainnya adalah World Poultry Science Association WPSA dan Badan Perunggasan Dunia atau International Poultry Council IPC.
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.5. Analisis Struktur Pasar Komoditas Daging Ayam Ras di Pasar Internasional
Dengan menggunakan rumus HI akan diketahui struktur pasar komoditas daging ayam ras di pasar internasional sekaligus mengukur penguasaan pangsa
pasar masing-masing negara yang menjadi produsen dan eksportir komoditas daging ayam ras. Pangsa pasar komoditas daging ayam ras Indonesia diukur
dengan membandingkan nilai ekspor komoditas daging ayam ras baik dalam bentuk daging ayam utuh segar dan beku maupun dalam bentuk daging ayam
potongan dan jeroan segar dan beku. Nilai perhitungan HI terhadap kedua komoditas daging ayam ekspor tersebut ditampilkan pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Analisis Herfindahl Index HI dan Concentartion Ratio CR Negara Pengekspor Komoditas Daging Ayam Ras Tahun 2002-
2006
Tahun Daging ayam utuh segar dan
beku Fowls not cut in pieces, fresh or
chilled and frozen Daging ayam potongan dan
jeroan segar dan beku Fowls cut and offal, fresh or
chilled and frozen HI
CR4 HI
CR4 2002
0,68 94,52
0,33 95,31
2003 0,67
93,75 0,34
95,38
2004 0,66
95,81 0,51
92,63
2005 0,70
96,91 0,55
91,94
2006 0,64
96,74 0,55
91,36
Rata-rata 0,67
95,55 0,46
93,32
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil analisis HI untuk komoditas daging ayam utuh dalam bentuk segar dan beku serta daging
ayam potongan dan jeroan dalam bentuk segar dan beku. Nilai HI untuk komoditas daging ayam utuh dalam bentuk segar dan beku sejak tahun 2002
hingga tahun 2006 berkisar antara 0,66-0,70 mendekati satu sehingga rata-rata