Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini akan dibahas latar belakang peneltian, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian ini dilaksanakan.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemampuan mengingat dan memahami merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak. Kemampuan ini memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Menurut Piaget dalam Gredler, 2011:341 anak dengan rentang usia 7-8 hingga 12-14 tahun termasuk ke dalam kategori periode operasional konkret yang memiliki karakteristik penalaran atau cara berpikir yang logis dan berhubungan dengan objek konkretnyata. Anak juga mulai mengembangkan beberapa kemungkinan pemikiran yang digunakan dalam situasi pemecahan masalah dan cara untuk mengesampingkannya secara sistematis. Piaget dalam Suparno, 2001:69, anak pada tahap operasi konkret dikategorikan dalam rentang usia 7-11 tahun. Rentang usia tersebut dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis atau berdasarkan hal-hal yang kelihatan nyatakonkret dan belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Dalam proses mengingat, anak sedapat mungkin menyimpan informasi yang diterima walau berupa informasi sederhana. Jika proses mengingat ini dapat dilalui oleh anak dengan baik, dalam menyampaikan kembali informasi yang diterima anak dapat menjelaskan secara sederhana kepada orang lain tentang maksud dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa anak itu sendiri atau dapat disebut dengan bahasa sederhana. Penyampaian kembali informasi yang diterima dalam ingatan anak dengan menggunakan bahasa sederhana atau pengkonstruksian makna dari pesan-pesan pembelajaran ini dapat kita sebut sebagai proses memahami Anderson, 2010:105. Kedua alasan inilah yang menjadi dasar mengapa kemampuan mengingat dan memahami berperan penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Jika kemampuan mengingat dan memahami yang dimiliki oleh anak berkembang dengan baik, anak memiliki keuntungan sendiri dalam proses belajar yang akan dialaminya pada jenjang pendidikan dasar. 2 Dalam fakta yang ada sekarang ini, melalui pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya di Sekolah Dasar SD BOPKRI Gondolayu, proses belajar yang dilalui oleh anak belum terlaksana dengan baik. Dalam mengolah informasi yang mereka terima dari guru maupun sumber belajar yang lain, masih mereka olah dengan mentah. Dikatakan demikian karena dalam penyampaian kembali informasi tersebut, mereka masih samaatau dapat dikatakan terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang konkret. Jika proses mengingat dan memahami mereka berjalan dengan baik maka anak dapat menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri informasi yang telah mereka terima, bisa jadi penjelasan mengenai informasi yang diterima tersebut menjadi lebih bermakna dan dicerna oleh teman yang lain. Sehingga mereka tidak hanya belajar untuk diri mereka sendiri melainkan mereka juga berbagi ilmu dengan teman yang lain. Kurangnya kemampuan mengingat dan memahami anak ini menjadi masalah yang penting jika dilihat dari realitas pembelajaran yang terjadi saat ini pada nilai yang mereka peroleh dalam suatu mata pelajaran. Dilihat dari hasil belajar siswa di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 20092010 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA, sebanyak 29 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM. Pada tahun 20102011 sebanyak 31 siswa belum mencapai kkm. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru, diketahui bahwa pada saat pembelajaran di dalam kelas atau pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, dapat dilihat ada beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan ada siswa yang tidak terlalu memperhatikan penjelasan dari guru. Proses mengingat siswa menjadi kurang karena perhatiannya tidak fokus kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika pada saat proses mengingat tidak berjalan denganbaik, maka berimbas pada proses memahami siswa. Untuk menjembatani kesenjangan yang terjadi antara kurangnya kemampuan mengingat dan memahami anak dengan proses pembelajaran yang dilakukan, diadakan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri ini merupakan suatu metode pembelajaran inovatif yang memiliki langkah-langkah sistematis yang dapat diterapkan dalam suatu pembelajaran. Langkah-langkah tersebut: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan 3 data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Langkah-langkah ini akan dijelaskan secara rinci pada bab II. Metode inkuiri ini dipilih sebagai jembatan antara kemampuan mengingat dan memahami siswa pada mata pelajaran IPA karena terdapat beberapa keuntungan jika metode ini diterapkan. Keuntungan tersebut antara lain mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan gaya belajar siswa. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi siat-sifat cahaya siswa kelas V semester genap di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta dengan kompetensi dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan 6.2 Membuat suatu karyamodel, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Penelitian ini bertujuan mencari apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa.

1.2 Rumusan Masalah