Jenis-jenis inkuiri Proses Inkuiri

7 2 Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. 3 Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. 4 Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas. 5 Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 6 Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. 7 Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Sanjaya 2006:196 mengelompokkan beberapa hal yang menjadi ciri utama inkuiri: a Menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, serta menempatkan siswa sebagai subjek belajar. b Mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sesuatu yang menjadi masalah sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri. c Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau kemampuan intelektual siswa sebagai bagian dari proses mental. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, strategi pembelajaran atau pendekatan pembelajaran inkuiri ini dapat diketahui sebagai salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau student centered approach.

3. Jenis-jenis inkuiri

Ada beberapa jenis metode inkuiri. Sund and Trowbridge dalam Mulyasa, 2006:109 mengemukakan tiga macam metode inkuiri, yaitu: a. Inkuiri terpimpin Guided Inquiry Salah satu jenis inkuiri yang dalam penerapannya atau pendekatan pembelajarannya masih membutuhkan bantuan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan bagi siswa. Pada tahap awal, guru memberikan bimbingan serta pengarahan secara luas, kemudian pada tahap-tahap berikutnya guru mengurangi sedikit demi sedikit bantuan bagi siswa. Bimbingan serta pengarahan dari guru diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan diskusi 8 yang memancing siswa untuk berpikir. Hal ini dilakukan agar siswa berkembang sesuai dengan kemampuannya. b. Inkuiri bebas Free Inquiry Pada jenis inkuiri ini, siswa melakuan penelitian sendiri layaknya seorang ilmuwan. Siswa juga harus dapat mengidentifikasi serta merumuskan sendiri topik permasalahan yang akan diselidiki. Metode yang digunakan adalah Inquiry Role Approach yang melibatkan siswa dalam peran tertentu, misalnya sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses. c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi Modified Free Inquiry Merupakan jenis metode campuran dari metode inkuri terpimpin dan metode inkuiri bebas. Pada metode ini guru memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa melalui tahap pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

4. Proses Inkuiri

Gulo dalam Trianto, 2010:168 menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emos. Keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Inkuiri juga merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan yang didapat siswa merupakan hasil dari kegiatan siswa merumuskan sendiri pengetahuan yang dimilikinya. Siklus inkuiri terdiri dari: a. Observasi b. Bertanya c. Mengajukan dugaan d. Pengumpulan data e. Penyimpulan 9 Langkah-langkah kegiatan inkuiri seperti yang dikemukakan oleh Trianto 2010:114 adalah sebagai berikut: 1 Merumuskan masalah. 2 Mengamati atau melakukan observasi. 3 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. 4 Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi lainnya. Pembelajaran inkuiri identik dengan pertanyan-pertanyaan. Karena itu peran guru sangat penting dalam memfasilitasi serta memotivasi siswa saat membangun pengetahuannya dan merencanakan pembelajaran yang kreatif dan menarik sehingga siswa mampu berproses dalam membangun pengetahuannya. Langkah-langkah inkuiri yang dikemukakan oleh Trianto 2010:114 berbeda dengan Sanjaya 2006:200-203. Sanjaya mengungkapkan bahwa dalam proses inkuiri terdapat 6 langkah, antara lain: a Orientasi Merupakan langkah pembelajaran dengan tujuan untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru memiliki tugas untuk mengondisikan siswa agar siap belajar atau tahap ini dapat disebut sebagai tahap persiapan. Perbedaan tahap persiapan dalam pembelajaran ekspositori dengan pembelajaran inkuiri adalah pada tahap inkuiri guru merangsang siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan pada suatu masalah. Tujuannya adalah siswa menjadi terbiasa berpikir untuk memecahkan masalah. b Merumuskan Masalah Merupakan suatu langkah yang mengarahkan siswa pada pertanyaan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang disuguhkan atau diajukan kepada siswa memiliki tantangan sendiri yang merangsang siswa agar mau berpikir untuk memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu, siswa juga didorong untuk menemukan jawaban yang tepat. Proses ini sangat penting dalam strategi inkuiri karena tahap ini memiliki proses yang berharga bagi siswa karena melalui proses ini siswa dapat memiliki pengalaman-pengalaman yang berharga yang dapat mengembangkan mental anak melalui proses berpikir. 10 c Mengajukan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji atau diteliti. Sebagai jawaban sementara, kebenaran dari hipotesis itu sendiri perlu untuk diuji. Tujuan proses merumuskan atau menetukan hipotesis dari suatu permasalahan adalah mengembangkan kemampuan untuk menebak. Salah satu cara untuk mengembangkannya pada siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau berbagai kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan. Kemampuan siswa untuk berpikir logis dipengaruhi oleh kedalaman wawasan serta keluasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. d Mengumpulkan Data Mengumpulkan data merupakan suatu aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam proses inkuiri, proses ini juga memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Peran dan tugas guru dalam proses ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Proses ini bukan hanya membutuhkan motivasi yang kuat tetapi juga ketekunan serta kemampuan menggunakan kemampuan berpikir. e Menguji Hipotesis Proses ini merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal terpenting adalah tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan argumentasi, melainkan juga didukung oleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan. f Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan hasil penemuan yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis. Guru memiliki peran untuk menunjukkan kepada siswa data-data yang relevan. Langkah-langkah metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian diuraikan menjadi 7 langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut yaitu: orientasi, 11 merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi. 1. Orientasi Pada tahap ini siswa dikenalkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap ini disebut juga tahap persiapan yang digunakan untuk mempersiapkan siswa agar siap dalam belajar serta melatih siswa agar terbiasa berpikir untuk memecahkan setiap masalah yang ditemui ataupun yang diajukan oleh orang lain, termasuk oleh guru. 2. Merumuskan Masalah Setelah dikenalkan dengan masalah, siswa diajak untuk merumuskan masalah yang berupa suatu pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya “Apakah…?” melalui bimbingan guru dan jawabannya “Ya atau Tidak”. Tahap ini berpengaruh terhadap metode inkuiri yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran. Pengaruh tersebut terlihat dari cara berpikir siswa dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan 3. Merumuskan Hipotesis Dalam merumuskan hipotesis siswa diajak untuk melihat rumusan masalah yang sudah dibuat. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah. Dari belajar membuat hipotesis, siswa juga belajar untuk memperkirakan kemungkinan jawaban dari setiap permasalahan yang diajukan oleh guru. Semakin terasahnya kemampuan menebak siswa berhipotesis maka siswa juga dapat memperluas wawasannya serta pengalamannya dan hal inilah yang mempengaruhi siswa untuk berpikir logis. Akan tetapi, setiap perkiraan yang diajukan oleh siswa harus memiliki landasan berpikir yang kokoh. 4. Melakukan Eksperimen Untuk menguji hipotesis yang sudah dibuat benar atau tidak, dilakukan suatu percobaan. Guru membimbing serta mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan. Pada tahap awal kegiatan percobaan sebagian besar masih dibutuhkan bimbingan guru, namun setelah siswa dirasa mampu untuk melanjutkan percobaan sendiri, guru mengamati kegiatan siswa tersebut. Pada kegiatan percobaan yang dilakukan, siswa mengamati serta mencatat atau membuat catatan kecil proses percobaan tersebut. 12 5. Membuat Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan hasil dari kegiatan eksperimen sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang sudah dibuat benar atau tidak. Dalam menyusun kesimpulan, siswa masih dibantu atau diberi arahan oleh guru. Penyusunan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh siswa dan mengulang dari perumusan hipotesis, a tau ditambah kata “Tidak” jika hipotesis ditolak. 6. Mempresentasikan Hasil Setelah melakukan kegiatan, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil yang sudah diperolehnya. Tujuannya adalah agar siswa terbiasa menyampaikan pendapat maupun hasil apapun yang diperoleh siswa dari percobaan yang telah dilakukan. 7. Mengevaluasi Pada langkah ini siswa diberi suatu soal lalu dikerjakan sesuai dengan langkah yang ditentukan yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan sederhana, membuat kesimpulan lalu mempresentasikan hasil pekerjaan. Tujuan tahap ini adalah agar siswa menjadi terasah dalam kemampuan berpikir dengan menggunakan landasan pemikiran yang logis serta mencerminkan sikap ilmiah. Langkah-langkah inilah yang diterapkan dalam penelitian. Langkah- langkah ini disusun dengan melihat langkah-langkah metode inkuiri yang dirumuskan atau dikemukakan oleh beberapa ahli.

2.1.1.2 Proses Kognitif Benjamin S. Bloom