Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

92

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian pada siswa kelas V SD N Kalongan tahun ajaran 20122013 diperoleh data hasil penelitian tentang keaktifan, motivasi dan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data keaktifan diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung, motivasi awal dan akhir diperoleh dari pengisian kuesioner, sedangkan data prestasi awal diperoleh dari data 1 tahun sebelumnya pada SK dan KD yang sama, dan data prestasi akhir diperoleh dari hasil evaluasi tes tertulis pada akhir siklus. 1. Keaktifan Belajar Siswa Sebelum model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan, keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V termasuk dalam kriteria “Sangat rendah” rata-rata 25,46. Ketika peneliti melakukan observasi di kelas, sebagian besar siswa ternyata sibuk dengan kegiatannya sendiri dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru di depan kelas. Ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, ada yang berjalan kesana kemari, dan ada juga yang hanya pasif atau diam saja. Melihat keadaan seperti itu maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan kepada siswa agar siswa menjadi lebih tertarik terhadap pelajaran IPS dan lebih aktif sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dari kondisi awal hingga siklus II terlihat adanya peningkatan keaktifan 93 siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dibuktikan dari data komparasi keaktifan siswa yang dilakukan peneliti selama dua kali siklus. Berdasarkan tabel komparasi keaktifan tersebut, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan keaktifan dari rata-rata kondisi awal hanya 25,46 dan tergolong sangat rendah, pada siklus I meningkat rata-ratanya menjadi 57,41 dan tergolong sedang, kemudian pada akhir siklus II meningkat kembali rata-ratanya menjadi 71,30 dan tergolong tinggi. Dengan demikian target keaktifan sebesar 70 telah tercapai di akhir siklus II. Peningkatan ini terjadi karena adanya keaktifan siswa di dalam kelompoknya atau timnya masing-masing selama proses pembelajaran dimana setiap siswa harus mampu menjelaskan poin-poin penting dalam materi yang diajarkan oleh guru. Di samping itu, para siswa juga dituntut untuk berdiskusi mengerjakan lembar kerja kelompok sehingga hal tersebut juga memungkinkan bagi para siswa untuk terlibat aktif dalam penyelesaian tugas kelompok tersebut. Kemudian dari diskusi bersama tersebut, tanpa disuruh guru sebagian besar siswa mencatat penjelasan guru, maupun hasil diskusi dalam bukunya sendiri. Peningkatan keaktifan tersebut juga didukung dengan hasil wawancara peneliti setelah akhir siklus II yang mana peneliti mengambil 2 sampel siswa yang hasil tes evaluasinya mendapat nilai tertinggi, dan siswa yang mendapat nilai terendah pada hasil tes evaluasinya. Berikut ini hasil wawancara peneliti kepada Risang dan Fajar Nur: 94 Risang : “Perasaan saya setelah mengikuti pelajaran IPS sangat senang karena saya bisa belajar bersama teman satu kelompok dan bisa berbagi pengetahuan dengan teman. Ketika belajar di kelas saya juga memperhatikan, mencatat yang penting-penting. Saya juga sering membantu teman-teman ketika mengerjakan soal-soal yanga diberikan bapak kepada kelompok kami, pak. Selain itu saya juga sering bertanya kepada bapak kalau saya tidak tahu”. Fajar Nur: Perasaan saya senang pak saat mengikuti pelajaran IPS dengan bapak soalnya seru ada kuisnya dan ada juara- juaranya, jadi bisa tambah semangat pak. Ketika pelajaran saya juga sering memperhatikan terus kok pa. tapi kadang-kadang mencatat, kadang-kadang tidak. Saya kalau di dalam kelompok juga bantuin untuk mengerjakan soal- soal kelompok, pak”. Peningkatan keaktifan siswa juga terlihat dari kemauan siswa untuk bertanya kepada peneliti yang berperan sebagai pengajar, bertanya kepada siswa lain, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

2. Motivasi Belajar

Sebelum model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan di kelas V pada mata pelajaran IPS, peneliti memberikan angket motivasi kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari data yang diperoleh, kondisi awal motivasi belajar siswa kelas V SDN Kalongan pada mata pelajaran IPS rata-ratanya 63,80 dengan frekuensi terbanyak pada tingkat “Cukup” yakni ada 11 siswa 40,74 dari jumlah keseluruhan 27 siswa. Dari hal tersebut maka peneliti bermaksud ingin meningkatkan motivasi siswa yang tergolong cukup menjadi siswa 95 memiliki motivasi belajar sangat tinggi pada mata pelajaran IPS ini. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena dengan penerapan model pembelajaran tersebut akan memungkinkan siswa untuk tertarik atau termotivasi dalam belajar IPS. Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada siklus I motivasi belajar siswa nilai rata-ratanya adalah 81,62. Sebenarnya target yang diperoleh pada siklus I sudah tercapai akan tetapi peneliti ingin membuktikan atau meyakinkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa sungguh dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Maka dari itu peneliti tetap menyertakan motivasi di siklus II dengan maksud untuk semakin meyakinkan pengaruh penerapan model pembelajaran tersebut. Pada siklus II ini terbukti benar mengalami peningkatan motivasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh dari kuesioner motivasi di akhir siklus. Skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II ini adalah 86,44 dan termasuk pada kriteria “Sangat Tinggi”.

3. Prestasi Belajar

Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan di kelas, peneliti melihat bahwa prestasi belajar siswa dari kondisi awal yang diambil dari data prestasi belajar siswa 1 tahun sebelumnya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sama menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS termasuk dalam kriteria rendah dengan jumlah siswa yang tuntas 96 KKM 8 orang dari 20 siswa atau 40 yang tuntas dimana KKM yang ditentukan adalah 65. Rendahnya jumlah siswa yang tuntas KKM tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran di kelas yang monoton, hanya ceramah, dan juga sebagian siswa ada yang asik berbicara dengan teman sebangkunya ketika guru sedang menjelaskan materi. Dengan adanya hal tersebut maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan di kelas V pada mata pelajaran IPS dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik terhadap pelajaran IPS dan siswa juga aktif di dalam tim atau kelompok sehingga siswa semakin mudah dan mampu memahami materi yang diajarkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Kalongan tahun ajaran 20122013, prestasi siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal hanya 40 yang tuntas KKM, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas KKM menjadi 70,37. Pada siklus I sebenarnya target penelitian sudah tercapai hanya peneliti ingin lebih meyakinkan kembali apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sungguh dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau ada faktor lain yang membuat prestasi belajar tersebut meningkat. Dengan demikian peneliti melanjutkan penelitiannya ke siklus II untuk membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut sungguh dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan. 97 Dari data yang diperoleh peneliti selama siklus II, ternyata model pembelajaran kooperatif tipe STAD sungguh dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Kalongan pada mata pelajaran IPS dengan Standar Kompetensi 2: Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan Kompetensi Dasar 2.3: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pada akhir siklus II ini jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi 100 atau dari jumlah siswa 27 orang semuanya tuntas KKM dengan nilai rata-rata kelas 80,11. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama siklus II ini, peningkatan prestasi belajar tersebut disebabkan karena adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya keterlibatan tersebut membuat siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar, motivasi untuk belajar IPS di kelas juga menjadi semakin tinggi karena siswa merasa senang ketika mereka belajar dan berdiskusi di dalam kelompok serta memudahkan siswa dalam memahami materi ajar sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa. Pelaksanaan siklus II berhasil karena target keberhasilan minimal yang ditentukan oleh peneliti pada siklus II ini ketuntasan KKM siswa ialah 85, sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini melebihi target yakni 100. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti selama dua kali siklus, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran 98 kooperatif tipe STAD yang diterapkan pada siswa SD kelas V SDN Kalongan, Yogyakarta tahun ajaran 20122013 dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, serta prestasi belajar siswa dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menuntut siswa untuk dapat berdiskusi, tukar pendapat dengan teman satu tim atau kelompok, dan saling membantu teman yang lain terutama yang mengalami kesulitan belajar. 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan di SD N Kalongan, Yogyakarta pada siswa kelas V semester genap tahun ajaran 20122013. Berdasarkan uraian hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD N Kalongan, Yogyakarta ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pada setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan pada siklus I, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melakukan proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: peneliti mengadakan presentasi kelas, membagi siswa ke dalam 5 tim atau kelompok untuk belajar di dalam tim, berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja kelompok, kuis atau tes individu, pemberian skor, kemudian memberikan penghargaan kepada tim. Pada observasi siklus I untuk keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS, peneliti dibantu oleh pengamat mengambil data keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar pengamatan keaktifan yang dibuat oleh peneliti.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Peningkatan prestasi belajar PAI melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta

1 53 118

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42