Siklus Pertama Analisis dan Pembahasan Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative

perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 57,74; median = 59; dan modus = 60,47 Deskripsi motivasi belajar siswa pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 8 siswa 34,79 yang memiliki motivasi belajar yang terkategorikan tinggi. Motivasi belajar siswa mengalami penurunan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 58,91; median motivasi belajar siswa = 57; modus motivasi belajar siswa = 61,59 dan deviasi standar = 6,193. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaanpeningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t hitung sebesar -1,521 dan t tabel df = 22 = 2,074 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = - 1,521 t tabel = 2,074. Hal ini dikarenakan pada saat implementasi tindakan siklus pertama kondisi kelas tidak mendukung dan proses pembelajaran tidak berjalan seperti biasanya karena bencana yang melanda kota DIY. Keadaan ini tetap akan membawa dampak psikologis, moril dan materiil. Walaupun pada kenyataannya jumlah siswa yang hadir tidak berkurang. Tetapi dengan melihat kondisi seperti ini akan mempengaruhi proses belajar mengajar dan siswa terlihat kurang aktif dalam berdiskusi dalam kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi belum memberi dampak meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Tabel 5.29 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I Skala Motivasi Belajar Siswa Kriteria Motivasi Pra Penelitian Siklus I Perubahan 69 - 80 Sangat Tinggi 8,70 Ada peningkatan sebesar 8,70 60 - 68 Tinggi 47,82 34,79 Ada penurunan sebesar 13,03 54 - 59 Sedang 17,40 34,79 Ada peningkatan sebesar 17,39 47 - 53 Rendah 34,78 21,74 Ada penurunan sebesar 13,04 ≤ 46 Sangat Rendah 0 4,34 Ada peningkatan sebesar 11 Total - 100 100 - Tabel 5.13 menunjukkan analisis motivasi belajar siswa pada masa pra penelitian dan siklus pertama kemudian dilihat perubahannya. Dari data tersebut tampak bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tingkat motivasi dengan kriteria tinggi dari 0 meningkat menjadi 8,70 . Walaupun demikian tetap dikatakan bahwa motivasi siswa pada siklus pertama tetap mengalami penurunan. Pada masa pra penelitian atau sebelum penerapan metode pembelajaran STAD persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 47,82, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi menurun sebesar 34,79. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sedang mengalami peningkatan sebesar 17,39, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria rendah mengalami penurunan sebesar 13,04 setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat rendah meningkat menjadi 11, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. b. Hasil Belajar Deskripsi mengenai hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 11 siswa 47,82 yang belum mengalami ketuntasan belajar sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK 65. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 70,65; median hasil belajar siswa = 7,00; modus hasil belajar siswa = 77,34; dan deviasi standar = 15,47. Deskripsi hasil belajar siswa pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 19 siswa 82,60 yang mengalami ketuntasan belajar melebihi kriteria keberhasilan PTK. Walaupun pada saat implementasi tindakan motivasi siswa mengalami penurunan tetapi hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 75,96; median hasil belajar siswa = 75,00; modus hasil belajar siswa = 80,67; dan deviasi standar = 10,90. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaanpeningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t hitung sebesar -3,336 dan t tabel df = 21 = 2,080 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = - 3.336 t tabel = 2,080. Hal ini dikarenakan bahwa pada pertemuan kedua implementasi tindakan siswa terlihat aktif dalam berdiskusi dalam kelompok, siswa juga bebas dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelompok dan berusaha untuk memahami dan mendalami materi yang diberikan. Adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling bertukar pendapat dan bimbingan dari siswa yang lebih mampu, maka daya ingat siswa lebih kuat. Selain itu tidak menutup kemungkinan bahwa ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Misalnya siswa telah memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi sehingga dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi sudah memberi dampak meningkatnya hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Tabel 5.30 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Agus Suryanto 70 9 ³7,00 2 Agustina Rinti. B 72 9 ³7,00 3 Anastasia Dewi.W 80 9 ³7,00 4 Candra Febriantoro 75 9 ³7,00 5 Disa Tunjung Sari 50 9 ³7,00 6 Eka Tias Noviyanti 90 9 ³7,00 7 Eni Sulastri 70 9 ³7,00 8 Eni Yuli Astuti 95 9 ³7,00 9 Eva Tari 75 9 ³7,00 10 Fitri Purwaningsih 85 9 ³7,00 11 Ika Beti Astuti 70 9 ³7,00 12 Irna Faradillah 80 9 ³7,00 13 Luvi Novitasari 78 9 ³7,00 14 Maria Lena Astuti 70 9 ³7,00 15 Monika Dyaztika G.C.D 95 9 ³7,00 16 Pepen Feta Very 90 9 ³7,00 17 Rani Wijayanti 65 9 ³7,00 18 Rida Soraya 85 9 ³7,00 19 Rini Asih Nugroho 70 9 ³7,00 20 Rochmat Setyo A. 65 9 ³7,00 21 Sri Rahayu 80 9 ³7,00 22 Yunita Astari 70 9 ³7,00 23 Brigita Rohayani 65 9 ³7,00 Jumlah Siswa 23 Jumlah siswa yang tuntas 19 Persentase 82,60 Kriteria ketuntasan Tuntas Tabel 5.31 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 19 siswa 82,60 yang memperoleh nilai 7,00 dan ada 4 siswa 17.40 yang memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sudah memenuhi target 65 yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus pertama sudah tuntas. 2 . Siklus Kedua a. Motivasi belajar Deskripsi mengenai motivasi belajar siswa pada siklus kedua setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 15 siswa 68,18 yang memiliki motivasi belajar yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 61,73; median motivasi belajar siswa = 61,50; modus motivasi belajar siswa = 64,07; dan deviasi standar = 5,275. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaanpeningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t hitung sebesar -2,208 dan t tabel df = 21 = 2,080 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = -2,208 t tabel = 2,080. Hal ini dikarenakan pada saat implementasi tindakan siklus kedua siswa termotivasi dengan ungkapan “di mana ada kemauan di situ ada jalan”, segala masalah dan persoalan pasti ada jalan keluar, asal muncul kemauan dan semangat untuk belajar. Dengan adanya ungkapan ini dan juga hasil refleksi dari siswa maupun guru pada siklus pertama, proses pembelajaran berjalan dengan baik, guru lebih banyak melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, bertukar pikiran dengan teman sesama kelompok, beda kelompok dan juga guru sehingga membangkitkan motivasi belajar. Siswa terlihat aktif dan tidak bosan dalam belajar. Penerapan metode STAD pada siklus pertama dan siklus kedua terdapat rentang waktu yang cukup jauh karena ada berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah sehingga proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan secara normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi pada siklus kedua memberi dampak meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Tabel 5.31 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Skala Motivasi Belajar Siswa Kriteria Motivasi Siklus I Siklus II Perubahan 69 - 80 Sangat Tinggi 8,70 4,55 Ada penurunan sebesar 4,15 60 - 68 Tinggi 34,79 68,18 Ada peningkatan sebesar 33,39 54 - 59 Sedang 34,79 22,72 Ada penurunan sebesar 12,07 47 - 53 Rendah 21,74 4,55 Ada penurunan sebesar 17,19 ≤ 46 Sangat Rendah 4,34 Ada penurunan sebesar 0 Total - 100 100 - Pada tabel 5.32 tampak bahwa pada siklus kedua 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi 4,55, 15 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi 68,18, 5 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria sedang 22,72, 1 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria rendah 4,55. Pada siklus kedua jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi sebanyak 15 siswa 68,18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaanpeningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jika dibandingkan dengan siklus pertama jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi 34,79 dengan jumlah siswa 8 orang sedangkan pada siklus kedua siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi meningkat menjadi 68,18 dengan jumlah siswa 15 orang. b. Hasil Belajar Deskripsi mengenai hasil belajar siswa pada siklus kedua dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 20 siswa 90,90 yang sudah mengalami ketuntasan belajar sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK 65. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 77,27; median hasil belajar siswa = 75,00; modus hasil belajar siswa = 82,00; dan deviasi standar = 10,660. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaanpeningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t hitung sebesar -.342 dan t tabel df = 21 = 2,080 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = -.342 t tabel = 2,080. Hal ini dikarenakan pada saat berdiskusi dalam kelompok, ada siswa yang kurang serius dalam mendengarkan pendapat dari teman sekelompoknya dan juga dikarenakan soal kuis yang diberikan kepada siswa memiliki tingkat kesukaran yang tinggi sehingga sulit bagi beberapa orang siswa. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dari guru mata pelajaran Ekonomi, ada juga faktor lain di luar individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa yakni tingkat kecerdasan siswa, penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan siswa, juga kondisi ekonomi keluarga. Tingkat kecerdasan dan pemahaman siswa kelas XII penjualan SMK Sanjaya Pakem dibawah rata-rata. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua tidak ada perbedaan, walaupun perbedaan yang terjadi tidak signifikan. Tabel 5.32 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Agus Suryanto 75 9 ³7,00 2 Agustina R. Budiyanti 80 9 ³7,00 3 Anastasia Dewi.W 85 9 ³7,00 4 Candra Febriantoro 75 9 ³7,00 5 Disa Tunjung Sari 50 9 ³7,00 6 Eka Tias Noviyanti 90 9 ³7,00 7 Eni Sulastri 70 9 ³7,00 8 Eni Yuli Astuti 85 9 ³7,00 9 Eva Tari 95 9 ³7,00 10 Fitri Purwaningsih - - - ³7,00 11 Ika Beti Astuti 90 9 ³7,00 12 Irna Faradillah 90 9 ³7,00 13 Luvi Novitasari 90 9 ³7,00 14 Maria Lena Astuti 65 9 ³7,00 15 Monika Dyaztika G.C.D 80 9 ³7,00 16 Pepen Feta Very 80 9 ³7,00 17 Rani Wijayanti 70 9 ³7,00 18 Rida Soraya 70 9 ³7,00 19 Rini Asih Nugroho 65 9 ³7,00 20 Rochmat Setyo A. 70 9 ³7,00 21 Sri Rahayu 75 9 ³7,00 22 Yunita Astari 75 9 ³7,00 23 Brigita Rohayani 75 9 ³7,00 Jumlah Siswa 22 Jumlah siswa yang tuntas 20 Persentase 90,90 Kriteria ketuntasan Tuntas Tabel 5.33 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 20 siswa 90,90 yang memperoleh nilai 7,00 ke atas dan 2 siswa 9,10 yang memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sudah memenuhi target 65 yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah tuntas. Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus di atas maka secara ringkas analisis tingkat motivasi dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut Tabel 5. 33 Hasil Analisis Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Komponen Hasil Analisis Keterangan Siklus I Siklus II Motivasi 34,79 68,18 Jumlah siswa yang termotivasi Hasil Belajar 82,60 90,90 Persentase ketuntasan belajar Tabel 5.33 menunjukkan hasil analisis motivasi dan hasil belajar siswa pada masing-masing siklus. Tingkat motivasi belajar berada pada kategori tinggi. Hal ini dibuktikan berdasarkan capaian skor pada siklus pertama sebesar 34,79, dan siklus kedua sebesar 68,18. Meskipun mengalami penurunan pada siklus pertama, namun tingkat motivasi tersebut masih berada dalam golongan tinggi. Capaian skor pada tingkat hasil belajar siklus pertama 82,60, sedangkan siklus kedua 90,90. Berdasarkan uraian tentang motivasi dan hasil belajar di atas, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran akan menjadi menarik dan tidak membosankan jika dikemas dengan menarik pula serta memperhatikan kondisi subjek. Maka dapat dikatakan bahwa termotivasi tidaknya siswa untuk belajar juga tergantung dari cara guru mengemas proses pembelajaran sedemikian rupa tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sedangkan aspek yang diamati untuk mengukur hasil belajar adalah kemampuan siswa mengerjakan kuis.

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem tahun pelajaran 20102011 maka hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Siklus I a. Tidak ada perbedaanpeningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan dengan hasil t hitung sebesar -1,521, dan t tabel 2,074 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. b. Ada perbedaanpeningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan dengan hasil t hitung -3,433, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. 164 2. Siklus II a. Ada perbedaanpeningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua dengan hasil t hitung 2,208, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. b. Tidak ada perbedaanpeningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua dengan hasil nilai t hitung -.420, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan peneliti antara lain: 1. Peneliti terpaku pada teori tentang sistematika penerapan metode STAD, tidak diselingi dengan permainan sehingga suasana kelas siklus pertama kurang kondusif dan hal ini berpengaruh pada motivasi belajar siswa. 2. Dalam penelitian, peneliti sudah melakukan pengamatan pada setiap kelompok namun pengamatan tersebut tidak secara mendetail dari awal hingga akhir proses pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

0 3 43

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar ekonomi - USD Repository

0 1 297