Siklus Kedua Deskripsi Penelitian
siklus kedua direncanakan akan dimulai pada tanggal 04 dan 05 Januari 2011, tetapi penelitian tidak bisa dilakukan karena ada kegiatan sekolah
yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
a. Perencanaan
Pertemuan pertama dan kedua untuk siklus kedua direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal tanggal 04 dan 05 Januari 2011, namun
tidak dapat dilaksanakan karena ada kegiatan sekolah yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran
tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Guru dan peneliti mencari alternatif hari lain untuk mengisi kekosongan yang ada yakni
tanggal 18 dan 19 Januari 2011. Namun ternyata gagal lagi karena ada kegiatan rekoleksi di sekolah, Pertemuan untuk siklus kedua akan
dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Januari 2011. Materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah bentuk-bentuk penggabungan
badan usaha dan bentuk khusus penggabungan badan usaha. Penyampaian materi akan dilakukan dua kali pertemuan 2 x 45 menit.
Berdasarkan hasil refleksi, dan wawancara dengan guru Pamong bahwa ada anak yang ribut dengan diri sendiri pada saat diskusi dalam
kelompok maupun pada saat presentasi maka ada perubahan yang dilakukan. Pada siklus pertama, semua kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Namun pada siklus kedua hanya ada satu kelompok yang mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas, dan kelompok lain menanggapi, menyanggah maupun bertanya. Selain itu kelompok diberi kesempatan untuk lebih
mendalami pertanyaan yang diberikan dalam masing-masing kelompok. Peneliti menyediakan perangkat yang diperlukan berhubungan dengan
proses pembelajaran pada siklus kedua ini yakni satu lembar instrumen observasi guru, satu lembar instrumen observasi aktivitas siswa, satu
lembar instrumen observasi kelas, RPP, lembar refleksi siswa dan guru
terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Tindakan
1 Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25
Januari 2011, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, pukul 7.00 - 8.30 atau 2 jam pelajaran. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Seorang
siswa tidak bisa mengikuti pelajaran karena sakit. Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru menyapa
siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan materi pelajaran yang akan dipelajari. Setelah guru menjelaskan materi secara singkat guru memberikan
pertanyaan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat
duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar.
Saat pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa tidak
terlihat bingung lagi saat metode STAD diterapkan. Suasana kelas pada awalnya sedikit ramai namun pada saat diskusi dalam
kelompok, situasi kelas menjadi tenang karena masing-masing siswa berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh guru dan mulai menjelaskannya kepada anggota yang lain dalam kelompok.
Di kelompok tiga, dua dan empat, ada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, tentang jawaban yang telah
ditemukan dan berani menjelaskan kepada teman-temannya khususnya kalau ada kata atau kalimat yang tidak mereka pahami
dalam kelompok. Mereka yang berani mengemukakan pendapat di kelompok pada
umumnya adalah yang tergolong berprestasi tinggi, namun pada siklus kedua ini ada beberapa siswa yang awalnya kurang
berpartisipasi berani mengemukakan pendapatnya walaupun apa yang dijelaskan kurang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
Dalam proses pembelajaran guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi tentang
materi yang didiskusikan dalam kelompok. Diskusi dalam kelompok menghabiskan waktu 30 menit. Setelah berdiskusi dalam
kelompok, salah satu kelompok yang ditunjuk untuk
memperesentasikan hasil diskusi kelompok maju untuk mempresentasikannya di depan kelas. Setelah laporan setiap
kelompok dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, ada banyak siswa
yang berinisiatif untuk bertanya. Bagi siswa yang memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau sanggahan akan
mendapat tanda love dimana akan menambah point dalam kelompok, bagi kelompok yang mendapat tanda love paling banyak
akan mendapat hadiah pada akhir pertemuan. Pada pertemuan, guru tidak memberikan kuis kepada siswa, kuis akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan refleksi segera dengan bertanya
kepada siswa mengenai kesan mereka terhadap proses pembelajaran. Kesan siswa terhadap proses pembelajaran pada
pertemuan pertama siklus kedua beragam. Ada yang mengatakan senang karena pada umumnya terlibat, masing-masing siswa
bertanggung jawab dalam kelompoknya. Ada juga yang mengatakan tidak senang, pusing, bosan, situasi kelas yang panas.
Sebelum pelajaran berakhir, guru memberi motivasi kepada siswa dan bersama-sama siswa melakukan refleksi mengenai apa yang
sudah dipelajari sepanjang hari ini, dan menutupnya dengan doa.
2 Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 26 Januari 2011. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Dan yang tidak hadir 1
orang siswa dengan alasan sakit. Pertemuan kedua dipergunakan untuk kuis. Namun sebelum kuis,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca kemudian tanya jawab secara acak dengan siswa untuk mengetahui apakah
siswa sudah siap untuk kuis atau belum. Suasana kelas saat kuis tenang. Masing-masing mengerjakan
lembar kerjanya. Sementara siswa mengerjakan lembar kerja, guru dan peneliti berkeliling memantau, mengamati bahwa siswa benar-
benar bekerja dengan jujur. Setelah selesai mengerjakan kuis, peneliti meminta waktu lima
menit untuk mengisi lembar refleksi siswa terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengisi kuesioner
motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode STAD. Proses pembelajaran ditutup doa penutup oleh Peneliti.
c. Observasi Observasi yang dilakukan meliputi observasi terhadap kegiatan guru
saat menerapkan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 5.17 dan Tabel 5.18 dan tabel 5.19 menunjukkan hasil observasi
kegiatan guru dan siswa di kelas serta kondisi kelas.
Tabel 5.17 Aktivitas guru selama menerapkan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Deskripsi Ya Tidak Catatan
1 Guru membuka
pelajaran 9
2 Guru menjelaskan
metode pembelajaran kooperatif
dengan tipe STAD 9
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam
kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas
9
4 Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk
membantu siswa memahami materi.
9
5 Guru memberikan dorongan
bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD
9
6 Guru memotivasi siswa agar
terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
9
7 Guru memberikan dorongan
bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam
kelompok. 9
9 Guru memberikan
pengembangan bagi kelompok yang memiliki skor
terbaik 9
11 Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar
mengajar berlangsung. 9
12 Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk
menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD 9
13 Guru berinteraksi dengan siswa di dalam kelompok
untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD 9
14 Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan
motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran
dalam mencapai tujuan 9
15 Guru kurang berinteraksi dengan siswa.
9 16 Guru tidak membantu siswa
yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok.
9
17 Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu.
9 18
Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam
kelas. 9
19 Guru hanya mengamati kelas
selama pembelajaran berlangsung.
9
20 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui
ulangan pada akhir pokok bahasan
9
21 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi.
9
Tabel 5.17 adalah deskripsi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Pada kegiatan pra pembelajaran
guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, dan memeriksa kesiapan siswa. Hal ini dilakukan guru agar dalam proses pembelajaran
berlangsung dengan baik. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Pada
kegiatan inti, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode STAD dan materi pelajarannya dengan menggunakan metode
ceramah. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respons positif terhadap partisipasi siswa tersebut
sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran.
Selama proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada saat siswa melakukan diskusi guru selalu berjalan keliling setiap kelompok untuk
melihat perkembangan setiap siswa dalam kelompok masing-masing serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Pada kegiatan
akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus kedua ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode STAD secara baik.
Tabel 5.18 Lembar Observasi Kelas selama Menerapkan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Deskripsi Ya Tidak
Catatan 1 Kelas terdiri dari beberapa
individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar.
9
2 Siswa menaati aturan-aturan yang
ada di dalam pembelajaran. 9
3 Siswa membentuk kelompok- kelompok tertentu di dalam kelas.
9 4 Buku-buku dan fasilitas
pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa.
9
5 Ruang kelas tertata dengan bersih
dan rapi. 9
6 Lingkungan kelas kondusif untuk
pembelajaran. 9
7 Aktifitas di kelompok kurang baik
karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan
baik. 9
8 Siswa kurang
mampu untuk
membagi peran di dalam kelompok.
9
9 Siswa tidak
mampu memanfaatkan waktu dengan baik
di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe
STAD 9
10 Siswa kurang
mengenal teman
satu kelasnya. 9
11 Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik.
9
12 Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain
di kelas itu 9
13 Siswa-siswa tertentu nampaknya tidak menghargai siswa-siswa
lainnya 9
14 Beberapa siswa dalam kelas lebih
diandalkan daripada yang lainnya 9
15 Hampir semua siswa menganggap
materi pelajaran mudah 9
16 Kerja sama dalam kelas sering macet karena ada siswa yang
malas 9
17 Kelas ini terorganisasi dengan baik dan efisien
9 18 Para siswa memperlihatkan
kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas
9
19 Setiap anggota kelas diberi
keistimewaan yang sama 9
20 Para siswa bersaing untuk
menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling
baik 9
Tabel 5.18 menunjukkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berlangsung. Dalam
tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas
dapat mendukung proses pembelajaran, ruangan tertata rapi dan bersih, kerjasama dalam kelompok berjalan dengan baik, setiap siswa terlihat
antusias untuk keberhasilan dalam kelompoknya. Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD . Tabel 5.19
Lembar Observasi Siswa selama Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Deskripsi Ya Tidak Catatan
1 Siap mengikuti
pelajaran 9
2 Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik.
9
3 Siswa berinteraksi dengan baik
selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe STAD berlangsung.
9
4 Perhatian di arahkan pada materi
diskusi 9
5. Siswa membagikan
materi yang
di pelajari kepada anggota kelompok
9
6 Mendengarkan penjelasan teman
9 7
Mencatat hal-hal yang penting 9
8 Antusias 9
9 Mengajukan pertanyaan
kepada guruteman
9 10 Menjawab
pertanyaan 9
Tabel 5.19 menunjukkan deskripsi aktivitaskegiatan siswa pada siklus dua yang menujukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan STAD secara runtut dan baik. Sebelum memulai pembelajaran siswa menyiapkan alat tulis yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelum siswa berdiskusi dalam kelompok yang sudah di tentukan sebelumnya, siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD.
Pada awal penerapan metode STAD, siswa tidak lagi mengalami kebingungan terhadap alur metode STAD karena sudah merasa terbiasa
dengan metode ini. Siswa terlihat antusias dan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga terlihat menghargai pendapat dari
teman-teman dalam kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD, mulai dari diskusi dalam kelompok, presentasi, melakukan evaluasi secara tertulis,
dan membuat refleksi secara tertulis. Selain pengamatan pengumpulan data juga dilakukan dengan
wawancara dan perekaman data. Wawancara dilakukan terhadap dua siswa dengan kemampuan intelektual yang berbeda dengan mengajukan
satu pertanyaan yaitu mengenai kesan mereka terhadap pembelajaran dengan metode STAD.
Dari hasil wawancara tersebut satu orang siswa mengatakan senang karena masing-masing siswa dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya, diajak kerja sama dan memberikan kesempatan kepada teman-teman yang kurang aktif. Siswa yang satu mengatakan senang
tapi waktu yang sangat kurang selama diskusi dalam kelompok. Wawancara juga dilakukan dengan guru partner.
Guru mengatakan metode STAD memang bagus dan bisa meningkatkan minat, perhatian, serta tanggung jawab masing-masing siswa untuk
membagikan pemahaman mereka kepada teman-temannya. Namun untuk memotivasi agar siswa terlibat sepenuhnya agak sulit. Guru juga
mengatakan bahwa di setiap akhir pelajaran guru selalu memberi dorongan dan motivasi kepada siswa tetapi hasilnya sama saja.
signifikan, ada beberapa siswa yang memang sangat sulit untuk diajak belajar lebih giat.
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa
termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II:
Tabel 5.20 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II
No Interval Frek. Frek. Relatif
Interpretasi 1
69 – 80 1
4,55 Sangat Tinggi
2 60 – 68
15 68,18
Tinggi 3
54 – 59 5
22,72 Sedang
4 47 – 53
1 4,55
Rendah 5
≤ 46 0 0
Sangat Rendah
Total 22 100 Catatan: lihat lampiran 10, hal. 265
Tabel 5.20 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada siklus kedua. Dari data tersebut tampak bahwa 1 orang
siswa memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi 4,55, 15 siswa memiliki tingkat motivasi belajar tinggi 68,18, 5 siswa
memiliki tingat motivasi belajar sedang 22,72, dan 1 siswa memiliki tingkat motivasi belajar rendah 4,55. Hasil perhitungan
nilai mean = 61,73 median = 61,50; dan modus = 64,07. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi
belajar siswa sesudah penerapan metode STAD dalam siklus kedua ini berada dalam kriteria tingkat tinggi 68,18, dengan jumlah siswa 15
orang, motivasi siswa mengalami peningkatan dari 8 siswa menjadi 15 siswa.
Tabel 5.21
Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II
No Interval
Frekuensi Interpretasi
Siklus I Siklus II
1 69 - 80
2 1
Sangat Tinggi 2
60 - 68 8
15 Tinggi
3 54 - 59
8 5
Sedang 4
47 - 53 5
1 Rendah
5 ≤ 46
1 0 Sangat
Rendah Total
23 22 Pada saat penerapan metode STAD siklus pertama jumlah siswa yang
memiliki tingkat motivasi tinggi hanya 8 siswa 34,78, sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus kedua sebanyak
15 siswa 68,18,. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan maka
motivasi belajar dikatakan sudah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhir pertemuan pelajaran kedua 26 Januari 2011
peneliti bersama guru mata pelajaran mengadakan tes untuk mengetahui
ketercapain indikator. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.22
Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II No
Nama Siswa Nilai
Ketuntasan belajar
Ya Tidak
1 Agus Suryanto
75 9
2 Agustina Rinti Budiyanti
80 9
3 Anastasia D.Wulandari 85
9 4 Candra
Febriantoro 75
9 5
Disa Tunjung Sari 50
9 6
Eka Tias Noviyanti 90
9 7 Eni
Sulastri 70
9 8
Eni Yuli Astuti 85
9
9 Eva Tari
95 9
10 Fitri Purwaningsih
- -
- 11
Ika Beti Astuti 90
9 12 Irna
Faradillah 90
9 13 Luvi
Novitasari 90
9 14 Maria
Lena Astuti
65 9
15 Monika Dyaztika G.C.D
80 9
16 Pepen Feta
Very 80
9 17 Rani
Wijayanti 70
9 18 Rida
Soraya 70
9 19
Rini Asih Nugroho 65
9 20 Rochmat
Setyo Atmojo 70
9 21 Sri
Rahayu 75
9 22 Yunita
Astari 75
9 23 Brigita
Rohayani 75
9 Sumber : Hasil tes siswa, 2011
Tabel 5.22 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 20 siswa 90,90
yang memperoleh nilai 7,00 ke atas dan 2 siswa 9,10 yang memperoleh nilai
≤ 7,00. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sudah memenuhi target 65 yang ditentukan, maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus kedua sudah tuntas. Berikut ini adalah rekap hasil belajar siswa siklus pertama dan siklus
kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.23 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No Siklus I
Siklus II Nilai
Ketuntasan Belajar
Nilai Ketuntasan
Belajar
Ya Tidak Ya Tidak
1 70 9 75 9
2 70 9 80 9
3 80 9 85 9
4 75 9 75 9
Sumber: Dokumen SMK
Sanjaya Pakem
dan Hasil
tes siswa, 2011
Target keberhasilan prestasi yaitu 65 siswa mengalami ketuntasan belajar. Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan belajar hanya 12 orang 52,17 sedangkan sesudah implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar
sebanyak 19 orang siswa 82,60 dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target keberhasilan prestasi sudah tercapai karena 19
siswa 82,60 sudah mengalami ketuntasan belajar. 5 50
9 50 9
6 90 9 90
9 7 70 9
70 9
8 95 9 85
9 9 75 9
95 9
10 85 9 -
- 11 70 9
90 9
12 80 9 90
9 13 70 9
90 9
14 70 9 65
9 15 95 9
80 9
16 90 9 80
9 17 65
9 70
9 18 85 9
70 9
19 70 9 65 9
20 65 9
70 9
21 80 9 75
9 22 70 9
75 9
23 65 9
75 9
e. Refleksi
1 Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong, secara keseluruhan metode pembelajaran STAD dapat membantu
memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih rajin. Selain itu materi yang disampaikan juga bisa diterima dengan baik oleh siswa
dan siswa menjadi lebih kreatif. Namun ada hambatan apabila menggunakan metode STAD yakni keterbatasan waktu antara jam
yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan. Keterbatasan ini tidak akan menghambat guru untuk tidak
menggunakan metode STAD dalam pembelajaran ekonomi, tetapi guru akan mengatur waktu yang tepat untuk dapat menggunakan
metode STAD ini, agar semakin banyak siswa termotivasi untuk belajar dengan baik dan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
2 Siswa
Tabel 5.24 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
No Uraian Komentar
1 Bagaimana menurut anda tentang
pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe STAD topik pembahasan,
media pembelajaran, situasi kelas,
penampilan guru, lingkungan kelas,dll
• Sangat menarik karena siswa dituntut untuk bekerjasama
dalam kelompok tidak egois
• Bagus karena lebih menarik dan melatih untuk menjadi
lebih kreatif • Senang, lebih bersemangat
dan tidak membosankan • Menyenangkan, kreatif, seru
dan mudah dimengerti
• Belajar menjadi lebih menyenangkan, materi
mudah ditangkap dan dimengerti
2 Apakah anda
berminat dan termotivasi
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD
• Ya, karena lebih seru dan ada timbal balik.
• Ya, karena akan meningkatkan motivasi
untuk bertanya dan menjawab
3 Apakah anda lebih paham tentang materi
pelajaran ekonomi dengan menggunakan
metode kooperatif tipe STAD
• Lebih paham dan teman- teman lebih aktif bertanya
• Cukup paham dengan materi yang diberikan
• Ya, karena mudah untuk dipahami
• Kurang paham karena waktu untuk belajar menggunakan
metode STAD tidak mendukung
4 Hambatan apa yang anda temui selama
melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD
• Kadang teman-teman yang menjelasakan kurang paham
sehingga materi yang disampaikan tidak
maksimal.
• Pada saat diskusi kelompok, ada teman yang menjelaskan
terlalu cepat. • Mengantuk dan agak bosan
• Kurang konsentrasi karena ada yang bicara sendiri
5 Manfaat apa yang anda
peroleh pada pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD
• Lebih memahami pelajaran yang diberikan
• Lebih termotivasi untuk berkompetensi dengan
teman • Selalu aktif bertanya
• Lebih termotivasi untuk belajar
• Pelajaran dapat diterima secara efektif
• Pelajaran ekonomi menjadi lebih mudah
Tabel di atas mendeskripsikan tentang hasil refleksi siswa setelah menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Pada umumnya
siswa merasa senang dan dan tertarik dengan metode STAD karena semakin memberi motivasi kepada mereka untuk belajar dengan
baik, lebih menarik dan melatih untuk menjadi lebih kreatif, lebih bersemangat dan tidak membosankan, belajar menjadi lebih
menyenangkan, materi mudah ditangkap dan dimengerti. Namun ada hambatan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
menggunakan metode STAD adalah: sebagian besar siswa mengatakan bahwa kurang konsentrasi karena ada siswa yang
berbicara sendiri pada saat siswa yang lain presentasi atau mengemukan pendapat mereka. Meskipun demikian di siklus kedua
ini pada umumnya siswa bertanggung jawab serta menguasai materi yang telah mereka cari dan mencoba menjelaskannya
kepada teman-temannya didalam kelompok. Jumlah siswa yang bertanya menjadi lebih banyak.