B. Model Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian
Cooperative Learning Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial Ibrahim,dkk 2000:7. Pembelajaran cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau strategi pembelajaran di mana siswa belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Solihatin 2005:4-5: Cooperatif learning lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka yang bisa menimbulkan persepsi yang positif tentang apa yang
dapat mereka lakukan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota
lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok.
Definisi lain: Cooperatif learning is a succejirl teaching strategy in wich small
team, each with students of different levels of ability, use a variety of
learning activitiesto improve the understanding of the subject. Each members of a team is responsible not only for learning what is
taught but also for helping team mates learn, an atmosphere of achievement. http: llwvw. ed.gov.
Pada definisi tersebut terkandung pengertian bahwa belajar kooperatif merupakan strategi belajar dengan kelompok-kelompok kecil
di mana para siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan beragam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman
terhadap suatu pelajaran. Setiap anggota kelompok tidak hanya
bertanggung jawab pada diri sendiri melainkan membantu teman satu
team yang lain dalam belajar, sehingga tercipta keberhasilan bersama.
Definisi lain dikemukakan oleh Roger T. Johnson dan David W. Johnson http:www.co_operation.org, bahwa:
Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence a sense of sink or swim together,
individual accountability each of its has to contribute and learn,
interpersonal skills communication, fruit, leadership, decision making, and conflict resolution, face to
.
face promotive interaction and processing reflection on how well the team is fiznctioning and how to fiznction even
better. http.llwww.co operation.org
Dalam definisi ini terkandung pemahaman bahwa pembelajaran kooperatif merupakan relasi-kerjasama dalam satu kelompok siswa yang
menuntut suatu kesalingtergantungan yang positif rasa kebersamaan antar anggota. Masing-masing anggota merasa bertanggung jawab
terhadap kelompok sehingga harus belajar dan menyumbangkan gagasan. Selain itu diperlukan keterampilan hubungan antar pribadi komunikasi,
keberhasilan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, dan penyelesaian konflik dan tatap muka langsung dalam berinteraksi serta kesediaan
untuk terus mengupayakan agar interaksi dan aktivitas kelompok menjadi lebih baik lagi.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk 2000:7-8 sebagai berikut:
a. meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b. penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c. mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Muslimin Ibrahim dalam Widanarto, 2006:17 unsur-unsur
pembelajaran kooperatif yaitu: a. siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bawa mereka sehidup
sepenanggungan bersama. b. siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri. c. siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama. d. siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di
antara anggota kelompoknya. e. siswa belajar sebagai pemimpin dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. f. siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Wina Sanjaya 2006:242-244 mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif :
a. Pembelajaran secara team.
Pembelajaran secara team diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama Dan saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang
berbeda.
Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap anggota dapat
memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Empat fungsi pokok manajemen kooperatif : 1
Fungsi perencanaan Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik,
agar proses belajar dapat berjalan secara efektif. 2
Fungsi pelaksanaan. Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan. 3 Fungsi organisasi
Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama, oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap
anggota kelompok. 4 Fungsi control.
Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilannya.
c. Kemauan untuk bekerja sama. Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja
sama, bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, tetapi juga diperlukan adanya sikap saling
membantu. Misalnya: anggota kelompok yang pintar membantu yang kurang pintar.
d. Keterampilan bekerja sama.
Setelah memiliki kemampuan untuk mau dan mampu berinteraksi kelompoknya. Sehingga setiap siswa dapat menyampaikan
mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok bekerja sama, siswa perlu didorong dan
berkomunikasi dengan anggota ide. 5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Stahl 1994 ada beberapa prinsip dasar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif:
a. Ketergantungan yang bersifat positif Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi di antara siswa
dalam kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan
mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya. Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas
kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan
dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada
anggota kelompok lainnya.
b. Interaksi yang bersifat terbuka Interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam
mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan sikap
ketergantungan yang positif di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.
c. Tanggung jawab individu Salah satu dasar penggunaan cooperative learning dalam
pembelajaran adalah bahwa keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila dilakukan secara
bersama-sama. Keberhasilan dalam belajar im dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa
yang telah dipelajari kepada siswa lainnya. d. Kelompok bersifat heterogen
Keanggotaan dalam kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai
karakter siswa yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
e. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif . Dalam interaksi dengan siswa lainnya dalam kelompok tidak begitu
saja menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya kepada
anggota lainnya. Dalam kelompok siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dengan memimpin,
berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.
f. Tindak lanjut Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisa bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya. Setiap siswa dalam
kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya.
http:mutadi.files.wordpress.com201002model-pembelajaran. doc.
6. Sintaks Pembelajaran Model Kooperatif http:www.ed.gov. Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan motivasi siswa
belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, selanjutnya siswa dikelompokkan dalam tim-tim belajar. Pada tahap ini diikuti bimbingan
guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi
presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau mengevaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-
usaha kelompok maupun individu.
Ada enam tahapan pada pembelajaran kooperatif. Namun ada sedikit perbedaan pada langkah-langkahnya tergantung dari pendekatan yang
dipergunakan dalam proses kegiatan pembelajarannya.
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase-Fase Tingkah Laku
Guru Fase 1
Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
Fase 2 Menyajikan Informasi
Fase 3 Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok- kelompok belajar
Fase 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Fase 5
Evaluasi
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar clan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka. Guru mengevaluasi l:asil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil
berjanya Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
7. Manfaat pembelajaraan kooperatif Widanarto 2006:17 mengemukakan manfaat pembelajaran
kooperatif: a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi.
b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerjasama.
c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang
positif, sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk menghargai satu sama lain.
d. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik, sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
8. Model Pembelajaran Kooperatif Slavin 1995;71-144 memperkenalkan lima variasi model
pembelajaran cooperatif learning sebagai berikut:
a. Student Teams Achievment Division STAD Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,
dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Guru
menyajikan pelajaran sementara siswa bekerja didalam tim untuk memastikan bahwa semua anggota telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian pengajar mengadakan kuis. b. Teams Games Turnamen TGT
Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.
Skor tersebut diperoleh dari sumbangan setiap siswa untuk diakumulasikan.
Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap pelajaran di kelas.
c. Jigsaw Siswa dibagi berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang secara
heterogen. Setiap anggota kelompok masing-masing ditugaskan untuk membaca sub bab yang berbeda-beda sesuai dengan yang
ditugaskan oleh guru dan bertanggung jawab untuk mempelajari bagian yang diberikan itu. Kelompok siswa yang sedang
mempelajari sub bab ini disebut sebagai kelompok ahli. Setelah itu para siswa kembali ke kelompok asal mereka bergantian
mengajarkan kepada teman sekelompoknya tentang hasil diskusinya di kelompok ahli. Demikian dilakukan oleh semua anggota
kelompok atas kajian di kelompok ahli. Satu-satunya cara siswa dapat belajar sub bab lain selain sub bab
yang sudah dipelajari adalah mendengarkan secara sungguh-sungguh terhadap penjelasan teman satu kelompok mereka. Setelah selesai
pertemuan dan diskusi dikelompok asal siswa diberikan kuis secara individu tentang materi ajar.
d. Think Pair Share Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil 2-6 anggota dan lebih dicirikan oleh kooperatif
daripada individu. TP II ada tiga tahap:
1 Tahap 1: Thinking berpikir Guru memberikan pertanyaan dan siswa memikirkan jawaban
secara mandiri untuk beberapa saat. 2 Tahap 2 : Pairing berpasangan
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang dibahas pada tahap 1.
3 Tahap 3: Sharing Pada tahap ini guru meminta kepada pasangan
untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan.
e. Numbered Head Together Numbered Head Together
merupakan model pembelajaran kooperatif yang sejenis dengan Think Pair Share. Sebagai ganti
dalam struktur bertanya guru melakukan 4 tahap sebagai berikut: 1
Tahap Penomoran: Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok memilki anggota 3-5 orang.
Masing-masing anggota diberi momor 1 sampai 5. 2 Tahap Mengajukan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan
pada siswa. 3
Tahap Berpikir Bersama: Siswa menyatukaii pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam
kelompoknya untuk menjawabnya.
4 Tahap Menjawab: Guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
C. Model Pembelajaran cooperative Learning Tipe STAD Student Teams