Siklus Pertama Deskripsi Penelitian

a. Perencanaan Pada bagian perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa hal yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP, membagi siswa ke dalam kelompok, dan membuat lembar nilai kelompok. 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP sesuai dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru mitra. Setelah RPP selesai dibuat maka RPP di serahkan kepada guru pamong untuk dipelajari. Materinya adalah tentang Bentuk Badan Usaha dan Kelebihan serta Kekurangan dari masing-masing Bentuk Badan Usaha. Penyampaian materi ini akan dilakukan 2 kali pertemuan 2 x 45 menit. Waktu tersebut sudah termasuk penyampaian materi dan pelaksanaan kuis. Selain membuat RPP peneliti juga mempersiapkan segala media pembelajaran seperti membuat handout, membuat tanda ”love” dan membuat lembar kerja penilaian kelompok dari kertas asturo. 2 Membagi siswa ke dalam kelompok Selain menyusun RPP, peneliti meminta guru pamong untuk membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan nilai ulangan yang diperoleh siswa. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa dalam kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar sehingga setiap anggota kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang dan yang berkemampuan rendah. Jika jumlah siswa sebanyak 23 siswa maka kelompok akan dibagi dalam 6 kelompok sebagai berikut: Tabel 5.6 Daftar Pembagian Kelompok No Nama Siswa Kelompok Keterangan 1 Anastasia Dewi Wulandari I Persero 2 Eva Tari 3 Monika Dyaztika Gustin C.D 4 Brigita Rohayani 5 Eka Tyas Noviyanti II Perseorangan 6 Fitri Purwaningsih 7 Agustina Rinti B. 8 Rochmat.S.Atmojo 9 Eni Yuli astute III Firma 10 Ika Beti Astuti 11 Candra Febriantoro 12 Rini Asih . N. 13 Irna Faradillah IV CV 14 Eni Sulastri 15 Yunita Astari 16 Luvi Novitasari V PT 17 Pepen Feta Very 18 Maria Lena Astuti 19 Disa Tunjung Sari 20 Sri Rahayu VI Koperasi 21 Rani Wijayanti 22 Rida Soraya 23 Agus Suryanto 3 Membuat lembar nilai kelompok Setelah peneliti membagi siswa ke dalam kelompok maka peneliti membuat lembar nilai kelompok sebagai berikut: Tabel 5.7 Lembar Penilaian Kelompok 4 Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data, yang meliputi: a Instrumen kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 1 hal.172 b Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal.185 c Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 189 Nama Tim Kelompok... Anggota Tim 1 2 3 Eni Yuli Astuti Ika Beti Astuti Candra Febriantoro Rini Asih . N. Total Skor Rata-rata Penghargaan d Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 187 e Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 190 f Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 191 b. Tindakan 1 Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 November 2010 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, pukul 12.30 -13.45 atau 2 jam pelajaran. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Seorang siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD guru dibantu oleh peneliti. Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru menyapa siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan materi pelajaran yang akan dipelajari, mengemukakan alur pembelajarannya. Sebelum pembelajaran tipe STAD dimulai, guru membacakan nama-nama kelompok. Pembagian kelompok sudah dilakukan sebelumnya. Jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat bervariasi sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Sebelum siswa masuk dalam kelompok guru mereview kembali materi yang telah dipelajari pada Minggu yang lalu secara singkat. Setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama tetapi menjawabnya sesuai dengan kelompok masing-masing yakni kelompok: PT, Firma, CV, Koperasi, Perusahaan Perseorangan, dan Persero. Setelah guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan nama badan usaha, guru selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar. Saat pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada awalnya, siswa terlihat bingung saat metode STAD diterapkan. Hal ini terlihat ada beberapa kelompok yang masih sibuk dan memberikan pertanyaan kepada guru. Suasana kelas pada awalnya sedikit ramai namun pada saat diskusi dalam kelompok, situasi kelas menjadi tenang karena masing-masing siswa berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mulai menjelaskannya kepada anggota yang lain dalam kelompok. Di kelompok satu, dua dan lima, ada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, tentang jawaban yang telah ditemukan dan berani menjelaskan kepada teman-temannya khususnya kalau ada kata atau kalimat yang tidak mereka pahami dalam kelompok. Mereka yang berani mengemukakan pendapat di kelompok pada umumnya adalah yang tergolong berprestasi tinggi. Guru dan peneliti menekankan agar setiap siswa benar-benar memahami pertanyaan yang menjadi tanggungjawabnya agar bisa membagikan kepada anggota kelompoknya. Dalam proses pembelajaran guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi tentang materi yang didiskusikan dalam kelompok. Diskusi dalam kelompok menghabiskan waktu 20 menit. Setelah berdiskusi dalam kelompok, masing-masing kelompok diberi waktu untuk mempresentasikannya di depan kelas dan berusaha untuk mempertanggungjawabkan hasil diskusi kelompok kepada kelompok lain. Pada pertemuan pertama ini yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi adalah kelompok dua. Setelah laporan setiap kelompok dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, ada banyak siswa yang berinisiatif untuk bertanya. Karena ada banyak yang ingin bertanya maka guru hanya membatasi pertanyaan untuk beberapa orang siswa saja. Bagi siswa yang memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau sanggahan akan mendapat tanda love dimana akan menambah point dalam kelompok, bagi kelompok yang mendapat tanda love paling banyak akan mendapat hadiah pada akhir pertemuan. Pada kesempatan ini guru tidak memberikan kuis kepada siswa, kuis akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Sebelum pelajaran berakhir, guru memberi motivasi kepada siswa dan menutupnya dengan doa. 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 24 November 2010. Sebenarnya pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 November 2010, tetapi tertunda karena bencana merapi sehingga penelitian tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jumlah siswa yang hadir 23 orang. Pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan presentasi bagi kelompok yang belum presentasi. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak dianjurkan untuk masuk dalam kelompok, karena hanya ada dua kelompok yang maju untuk presentasi. Setelah presentasi siswa di minta untuk bertanya maupun menyanggah kepada kelompok yang presentasi. Bagi siswa yang memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menyanggah mendapatkan tanda love di mana akan menambah point dalam kelompok itu. Setelah presentasi guru memberikan kuis kepada siswa. Namun sebelum kuis guru merangkum materi yang dipelajari pada hari ini. Suasana kelas saat kuis tenang. Masing-masing mengerjakan lembar kerjanya. Sementara siswa mengerjakan lembar kerja, guru dan peneliti berkeliling memantau, mengamati bahwa siswa benar-benar bekerja dengan jujur. Setelah selesai mengerjakan kuis, peneliti meminta waktu lima menit untuk mengisi lembar refleksi siswa terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengisi kuesioner motivasi belajar siswa setelah menggunakan menggunakan metode STAD. Proses pembelajaran ditutup dengan doa penutup oleh Peneliti. c. Observasi Observasi pembelajaran dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi mencakup observasi terhadap kegiatan guru, observasi terhadap kegiatan siswa, dan observasi terhadap kelas. Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi terhadap kegiatan guru. Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.8 Aktivitas Guru selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I No Deskripsi Ya Tidak Catatan 1 Guru membuka pelajaran 9 2 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD 9 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas 9 4 Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami materi. 9 5 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD 9 6 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok 9 Membantu kelompok yang mengalami kesulitan 7 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. 9 Pada saat siswa kurang terlibat aktif dalam kelompok 9 Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik 9 11 Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. 9 Memantau jalannya diskusi 12 Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD 9 13 Guru berinteraksi dengan 9 siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD 14 Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan 9 15 Guru kurang berinteraksi dengan siswa. 9 16 Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. 9 17 Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. 9 18 Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. 9 19 Guru hanya mengamati kelas selama pembelajaran berlangsung. 9 20 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan 9 21 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. 9 Tabel 5.8 adalah deskripsi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Pada kegiatan pra pembelajaran guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Hal ini dilakukan guru agar dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik tanpa adanya hambatan. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Sebelum siswa masuk dalam kelompok, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode STAD. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respons positif terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama diskusi kelompok berlangsung, guru selalu berinteraksi dengan siswa dari satu kelompok ke kelompok lain, dan memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus pertama ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode STAD secara baik. 2 Observasi terhadap kondisi kelas Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan di kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.9 Lembar Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I No Deskripsi Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. 9 2 Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran. 9 3 Siswa membentuk kelompok- kelompok tertentu di dalam kelas. 9 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. 9 5 Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. 9 6 Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. 9 7 Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. 9 8 Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok. 9 9 Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD 9 10 Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. 9 11 Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. 9 12 Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu 9 13 Siswa-siswa tertentu 9 nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya 14 Beberapa siswa dalam kelas lebih diandalkan daripada yang lainnya 9 15 Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah 9 16 Kerja sama dalam kelas sering macet karena ada siswa yang malas 9 17 Kelas ini terorganisasi dengan baik dan efisien 9 18 Para siswa memperlihatkan kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas 9 19 Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama 9 20 Para siswa bersaing untuk menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik 9 Tabel 5.9 menunjukkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berlangsung. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran, ruangan tertata rapi dan bersih, kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD . 3 Observasi terhadap kegiatan siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan bersamaan dengan dilaksanakan tindakannya. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.10 Lembar Observasi Siswa selama Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I No Elemen yang dinilai Ya Tidak Catatan 1 Siap mengikuti pelajaran 9 Siswa menyiapkan alat tulis. 2 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. 9 3 Siswa berinteraksi dengan baik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung. 9 4 Perhatian di arahkan pada materi diskusi 9 5. Siswa membagikan materi yang di pelajari kepada anggota kelompok 9 6 Mendengarkan penjelasan teman 9 7 Mencatat hal-hal yang penting 9 8 Antusias 9 9 Mengajukan pertanyaan kepada guruteman 9 10 Menjawab pertanyaan 9 Tabel 5.10 menunjukkan deskripsi aktivitaskegiatan siswa pada siklus pertama yang menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan STAD secara runtut dan baik. Walaupun ada beberapa siswa yang kelihatan tidak memiliki semangat untuk mengikuti pelajaran ini, karena situasi dari dalam pribadi dan lingkungan sekolah yang kurang kondusif. Sebelum memulai pembelajaran siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, sebelum siswa masuk dalam kelompok yang sudah di tentukan sebelumnya, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Siswa pun mempraktikkan alur pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dengan baik. Pada awal penerapan metode STAD, siswa mengalami kebingungan terhadap alur metode STAD sehingga masih ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru maupun bertanya kepada teman satu kelompok sehingga suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi arahan dan waktu kepada siswa untuk memahami alur kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD, mulai dari diskusi dalam kelompok, presentasi, melakukan evaluasi secara tertulis, dan membuat refleksi secara tertulis. d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II: Tabel 5.11 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 69 - 80 2 8,70 Sangat Tinggi 2 60 - 68 8 34,79 Tinggi 3 54 - 59 8 34,79 Sedang 4 47 - 53 5 21,74 Rendah 5 ≤ 46 1 4,34 Sangat Rendah Total 23 100 Catatan: lihat lampiran 10, hal. 269 Tabel 5.11 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada siklus 1. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar kriteria sangat tinggi adalah 8,70 , dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang. Persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi adalah 34,79, dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang adalah 34,79, dengan jumlah siswa 8 orang, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah 21,74 dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang, dan siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat rendah adalah 4,34, dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang. Hasil perhitungan nilai mean = 58,91; median = 57; modus = 61,59 dan standar deviasi 6,193. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sesudah penerapan metode STAD adalah dalam kriteria tinggi dan sedang yaitu sebanyak 8 orang siswa atau 34,79. Hal ini berbanding terbalik dengan motivasi siswa sebelum penerapan metode STAD, dengan presentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi yaitu 47,82 dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Motivasi belajar siswa mengalami penurunan, hal ini terjadi karena bencana merapi sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berjalan seperti biasanya. Namun jumlah kehadiran siswa di kelas tetap banyak sesuai dengan jumlah siswa di kelas XII Penjualan. Tabel 5.12 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar pra- Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan No Interval Frekuensi Interpretasi Pra- Implementasi Sesudah Implementasi 1 69 - 80 2 Sangat Tinggi 2 60 - 68 11 8 Tinggi 3 54 - 59 4 8 Sedang 4 47 - 53 8 5 Rendah 5 ≤ 46 0 1 Sangat Rendah Total 23 23 Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi sebanyak 11 siswa 47,82, sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi setelah implementasi tindakan 8 siswa 34,79. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa target motivasi belajar belum tercapai. Pada akhir pertemuan pelajaran kedua 24 November 2010 peneliti bersama guru mata pelajaran mengadakan tes untuk mengetahui ketercapain indikator. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.13 Hasil Tes Belajar Siswa Sesudah Implementasi Tindakan Siklus I No Nama Siswa Nilai Ketuntasan belajar Ya Tidak 1 Agus Suryanto 70 9 2 Agustina Rinti Budiyanti 72 9 3 Anastasia Dewi Wulandari 80 9 4 Candra Febriantoro 75 9 5 Disa Tunjung Sari 50 9 6 Eka Tias Noviyanti 90 9 7 Eni Sulastri 70 9 Sumber : Hasil tes siswa, 2010 Tabel 5.13 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 19 siswa 82,60 yang memperoleh nilai 7,00 ke atas, dan ada 4 siswa 17,40 yang memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sudah memenuhi target 65 yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus pertama sudah tuntas. Berikut ini adalah rekap hasil belajar siswa pra-implementasi dan sesudah implementasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini 8 Eni Yuli Astuti 95 9 9 Eva Tari 75 9 10 Fitri Purwaningsih 85 9 11 Ika Beti Astuti 70 9 12 Irna Faradillah 80 9 13 Luvi Novitasari 78 9 14 Maria Lena Astuti 70 9 15 Monika Dyaztika G.C.D 95 9 16 Pepen Feta Very 90 9 17 Rani Wijayanti 65 9 18 Rida Soraya 85 9 19 Rini Asih Nugroho 70 9 20 Rochmat Setyo.A 65 9 21 Sri Rahayu 80 9 22 Yunita Astari 70 9 23 Brigita Rohayani 65 9 Tabel 5.14 Rekap Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi dan Sesudah Implementasi Tindakan No Pra-Implementasi Sesudah Implementasi Nila i Ketuntasan Belajar Nilai Ketuntasan Belajar Ya Tidak Ya Tidak 1 51 9 70 9 2 67 9 72 9 3 75 9 80 9 4 60 9 75 9 5 40 9 50 9 6 88 9 90 9 7 50 9 70 9 8 97 9 95 9 9 76 9 75 9 10 84 9 85 9 11 69 9 70 9 12 70 9 80 9 13 76 9 78 9 14 68 9 70 9 15 95 9 95 9 16 89 9 90 9 17 50 9 65 9 18 84 9 85 9 19 70 9 70 9 20 50 9 65 9 21 82 9 80 9 22 69 9 70 9 23 65 9 65 9 Sumber: Dokumen SMK Sanjaya Pakem dan Hasil tes siswa 2010 Target keberhasilan prestasi yaitu 65 siswa mengalami ketuntasan belajar. Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar hanya 12 orang 52,17 sedangkan sesudah implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 orang siswa 82,60 dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target keberhasilan prestasi sudah tercapai karena 19 siswa 82,60 sudah mengalami ketuntasan belajar. e. Refleksi 1 Guru Tabel 5.15 Instrumen Refleksi Kesan Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Lebih variatif karena metode ini membuat siswa menjadi lebih aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dalam kelas 2 Kesan guru terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Anak lebih aktif dalam didkuasi maupun presentasi kelompok karena termotivasi dengan adanya point tambahan. 3 Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Keterbatasan waktu antara jam yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan. 4 Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD - Media Siswa yang cukup antusias - Lebih variatif dalam penggunaan metode 5 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan - Motivasi siswa meningkat - Anak lebih aktif - Materi bisa diterima dengan lebih baik menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD - Peningkatan nilai 6 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Harus ada pembagian waktu yang lebih banyak untuk metode STAD antara waktu yang ada di kurikulum dengan RPP guru supaya metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih akurat. Catatan: lihat lampiran 2, hal. 190. Tabel 5.15 menunjukkan deskripsi refleksi guru setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD melalui lembar refleksi dan wawancara lampiran 2 hal. 193. Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah lebih variatif karena metode ini membuat siswa menjadi lebih aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dalam kelas. Adapun hambatan yang dihadapi selama perencanaan dan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berlangsung, yakni keterbatasan waktu antara jam yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan, Sedangkan manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran, antara lain: 1 motivasi siswa meningkat; 2 anak lebih aktif; 3 materi bisa diterima dengan lebih baik; dan 4 ada peningkatan nilai. Adapun hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah harus ada pembagian waktu yang lebih banyak untuk metode STAD antara waktu yang ada di kurikulum dengan RPP guru supaya metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih akurat. Selama proses pembelajaran, siswapun aktif dan berminat mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaannya, ada kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki yakni pada akhir pelajaran, siswa dan guru kurang menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran. Setelah adanya PTK ini, diharapkan guru akan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas terutama dalam hal motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi Ekonomi. 2 Siswa Pada akhir pertemuan kedua diadakan kuis, dan setelah kuis berakhir, peneliti meminta waktu siswa untuk bertanya tentang kesan terhadap pembelajaran. Pada umumnya siswa mengatakan senang dengan metode yang pembelajaran yang dipakai, namun ada juga yang mengatakan materi terlalu banyak, dan waktunya tidak mencukupi. Metode menarik karena masing-masing kelompok bertanggungjawab untuk kelompoknya dan siswa yang aktif bertanya, menyanggah akan di beri kartu love dimana akan menambah point mereka di dalam kelompok. Selain itu juga peneliti membagikan lembar kuesioner motivasi belajar siswa guna mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang ditargetkan dan mengisi lembar refleksi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Tabel 5.16 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll • Sangat menarik karena memotivasi siswa untuk belajar lebih giat • Senang, lebih bersemangat dan tidak membosankan • Lingkungan kelas mendukung dan menjadi lebih enak • Menyenangkan, kreatif, seru dan mudah dimengerti • Sangat bagus karena untuk mengasah kemampuan siswa • Belajar menjadi lebih menyenangkan • Sangat bagus, memacu siswa untuk selalu aktif dalam mengajukan pertanyaan 2 Apakah anda berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD • Ya, karena lebih seru dan ada timbal baliknya. • Ya, karena akan meningkatkan motivasi untuk bertanya dan menjawab 3 Apakah anda lebih paham tentang materi pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD • Lebih paham dan teman- teman lebih aktif bertany • Cukup paham dengan materi yang diberikan • Ya, karena mudah untuk Catatan: lihat lampiran 2, hal. 191 Tabel 5.16 adalah deskripsi refleksi siswa terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan refleksi siswa ada banyak siswa yang merasa senang dengan metode pembelajaran STAD, ada banyak manfaat yang diperoleh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD antara lain: 1 lebih memahami pelajaran yang diberikan; 2 lebih mengerti isi dari pelajaran ekonomi; 3 tidak menimbulkan rasa bosan; 4 selalu aktif bertanya; 5 lebih termotivasi untuk belajar; 6 belajar lebih dipahami • Kurang paham karena waktu untuk belajar menggunakan metode STAD tidak mendukung 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD • Kurang begitu jelas • Kelas suka ramai sendiri Suara kecil pada saat presentasi • Kalau ada pertanyaan susah untuk dijawab • Waktu terasa begitu cepat • Situasi tidak mendukung • Kondisi tubuh yang tidak sehat • Kurang konsentrasi karena ada yang bicara sendiri 5 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD • Lebih mengerti isi dari pelajaran ekonomi • Tidak menimbulkan rasa bosan • Selalu aktif bertanya Lebih termotivasi untuk belajar • Belajar lebih mudah Pelajaran dapat diterima secara efektif mudah; 7 pelajaran dapat diterima secara efektif; 8 bisa belajar lebih giat, dan 9 belajar untuk berdiskusi. Sedangkan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD adalah kelas suka ramai sendiri, waktu yang kurang untuk proses pembelajaran, kalau ada pertanyaan susah untuk dijawab, waktu terasa begitu cepat, kurang adanya konsentrasi, dan situasi tidak mendukung. Setelah melaksanakan PTK ini, siswa diharapkan berminat dan termotivasi kembali untuk melaksanakan metode pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Siswa merasakan bahwa metode STAD ini menyenangkan dan lebih mudah memahami materi pelajaran Ekonomi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa menilai pada siklus pertama ini menunjukkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses pembelajaran sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.

3. Siklus Kedua

Tujuan dari siklus kedua ini adalah untuk memantapkan kesimpulan pada siklus pertama, sekaligus sebagai pembanding hasil yang dicapai pada siklus pertama. Jadwal yang ditetapkan untuk penelitian siklus kedua adalah tanggal 15 dan 22 Desember 2010, tetapi karena terbentur dengan kegiatan yang diadakan di sekolah maka penelitian ditunda lagi. Kegiatan yang dilakukan di sekolah meliputi ujian akhir semester, liburan Natal dan tahun baru. Karena ada beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah maka siklus kedua direncanakan akan dimulai pada tanggal 04 dan 05 Januari 2011, tetapi penelitian tidak bisa dilakukan karena ada kegiatan sekolah yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. a. Perencanaan Pertemuan pertama dan kedua untuk siklus kedua direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal tanggal 04 dan 05 Januari 2011, namun tidak dapat dilaksanakan karena ada kegiatan sekolah yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Guru dan peneliti mencari alternatif hari lain untuk mengisi kekosongan yang ada yakni tanggal 18 dan 19 Januari 2011. Namun ternyata gagal lagi karena ada kegiatan rekoleksi di sekolah, Pertemuan untuk siklus kedua akan dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Januari 2011. Materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah bentuk-bentuk penggabungan badan usaha dan bentuk khusus penggabungan badan usaha. Penyampaian materi akan dilakukan dua kali pertemuan 2 x 45 menit. Berdasarkan hasil refleksi, dan wawancara dengan guru Pamong bahwa ada anak yang ribut dengan diri sendiri pada saat diskusi dalam kelompok maupun pada saat presentasi maka ada perubahan yang dilakukan. Pada siklus pertama, semua kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Namun pada siklus kedua hanya ada satu kelompok yang mempresentasikan hasil

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

0 3 43

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar ekonomi - USD Repository

0 1 297