Sistem saraf pusat Kesimpulan

mengendalikan aktivitas motor yang terlatih dan berulang, misalnya kemampuan mengetik. b Area sensor korteks, meliputi :  Area sensor primer, terdapat pada girus postsentral, berfungsi menerima informasi nyeri, tekanan, suhu, dan sentuhan.  Area visual primer, terdapat di lobus oksipital kepala belakang, berfungsi menerima informasi dari retina mata.  Area auditori primer, terdapat pada tepi atas lobus temporal pelipis, berfungsi menerima impuls pendengaran suara.  Area olfaktori primer, terdapat pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan denan indra penciuman.  Area pengecap primer gustatori, terdapat di lobus parietal ubun-ubun, di dekat bagian di dekat inverior girus postsentral. Area ini berfungsi untuk persepsi rasa seperti manis, asin, asam, dan pahit. c Area asosiasi, dipetakan menurut klasifikasi Brodman sebagai berikut:  Area asosiasi frontal, terdapat pada lobus frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual dan fisik.  Area asosiasi somatik, terdapat pada lobus parietal, berfungsi sebagai pusat interpretasi penafsiran bentuk dan tekstur suatu objek.  Area asosiasi visual pada lobus oksipitaldan area asosiasi auditorik pada lobus temporal, berfungsi sebagai pusat interpretasi visual dan auditor.  Area wicara Wernicke, terdapat pada bagian superior lobus temporal, berfungsi sebagai pusat bahasa dan wicara.  Nukleus basal, merupakan pusat untuk koordinasi motor. Jika bagian ini rusak, seseorang akan menjadi pasif dan tidak mampu bergerak karena nukleus basal tidak mampu lagi mengirimkan impuls motor ke otot, contohnya penyakit Parkinson. 2 Diensefalon Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik hemisber serebral. Bagian-bagian diensefalon meliputi ;  Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.  Hipotalamus, memiliki fungsi:  Mengendalikan aktifitas sistem saraf otonom atau tak sadar, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, homeostasis dan pencernaan makanan.  Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan dan kemarahan.  Memengaruhi keseluruhan sistem endokrin hormon.  Epitalamus, pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon dan berperan dalam dorongan emosi. Pada epitalamus terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin. 3 Sistem limbik rinensefalon Sistem limbik adalah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit. Sistem limbik berfungsi dalam pengaturan emosi tertawa, marah, takut, menangis, dan tersipu., mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar. 4 Mesensefalon otak tengah Otak tengah adalah bagian otak pendek yang menghubungkan pons dengan serebrum otak besar. Mesensefalon berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran.  Pons Vrolii jembatan varol Hampir seluruh bagiannya tersusun dari substansi putih yang berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil kiri dan kanan serta menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.  Serebelum otak kecil Serebelum adalah bagian otak yang sangat berlipat, terletak di bawah lobus oksipital dan melekat di bagian punggung atas batang otak.  Medula oblongata Medula oblongata berfungsi dalam pengendalian frekuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar pencernaan makanan, serta mengatur gerak refleks seperti bersin, batuk dan berkedip.  Formasi retikuler Formasi retikuler berfungsi untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran. b. Medula spinalis sumsum tulang belakang Fungsinya mengendalikan berbagai aktifitas refleks dalam tubuh, serta menghantarkan rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum. Impuls sensor dari reseptor dihantarkan masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal, sedangkan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung asosiasi konektor yang akan menerima impuls dari sel saraf sensor dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Medula spinalis bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu dan berbentuk seperti huruf H. 1 Struktur bagian dalam substansi abu-abu Batang atas dan bawah dari struktur berbentuk huruf H, disebut tanduk atau kolumna yang banyak mengandung badan sel, dendrit asosiasi, neuron eferen, dan akson tidak bermielin.  Tanduk abu-abu posterior dorsal, batang vertikal atas, mengandung badan sel yang menerima impuls melalui saraf spinal dari neuron sensor  Tanduk abu-abu anterior ventral, batang vertikal bawah, mengandung neuron motoryang aksonnya mengirimkan impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.  Tanduk lateral substansi abu-abu, bagian antara tanduk posterior dan anterior, mengandung badan sel neuron sistem saraf otonom  Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan kanan medula spinalis. 2 Struktur bagian luar substansi putih Substansi putih tersusun dari akson yang bermielin. Bagian ini terbagi menjadi funikulus kolumna anterior ventral, posterior, ventrolateral, dan lateral. Dalam funikulus terdapat traktus fasikulus spinal, yaitu:  Traktus sensor asenden, berperan dalam penyampaian informasi dari tubuh ke otak. Informasi tersebut, misalnya sentuhan, suhu, nyeri, tekanan, posisi tubuh, keseimbangan, dan arah gerakan.  Traktus motor desenden, berperan membawa impuls motor dari otak ke medula spinalis dan dari saraf spinal menuju ke tubuh. Traktus motor berfungsi menghantarkan impuls untuk koordinasi dan ketepatan gerakan volunter sadar, serta mempertahankan tonus kontraksi otot dalam aktivitas refleks.

7. Sistem saraf tepi

Sistem saraf tepi sistem saraf perifer terdisi atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis. Sistem ini meliputi saraf kranial, yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Pada sistem saraf tepi terdapat ganglion ganglia=jamak, yaitu struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel glia yang diunjang oleh jaringan ikat. a. Saraf kranial Saraf kranial terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari serabut sensori. b. Saraf spinal Setiap saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal posterior dan ventral anterior. Radiks dorsal terdiri atas kelompok serabut sensorik yang memasuki korda, sedangkan radiks ventral terdiri atas serabut motor dari korda. Bagian yang membesar pada radiks dorsal disebut ganglion radiks dorsal yang mengandung neuron sensor. Sistem saraf tepi meliputi serat-serat saraf yang membawa informasi antara sistem saraf pusat dan bagian tubuh lainnya perifer. Berdasarkan arah impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi dibagi menjadi divisi eferen dan aferen. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik terdiri atas serat- serat neuron motor yang terdapat pada otot rangka. Sementara itu, sistem saraf otonom terdiri atas serat-serat yang terdapat pada otot polos. Otot jantung dan kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. 1 Sistem saraf simpatis Sistem simpatis mendorong respon-respon yang mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stres, yang disebut respon lawan respon lari. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan hal-hal yang mendukung situasi tersebut, misalnya jantung berdenyut lebih cepat dan kuat, tekanan darah meningkat, saluran nafas membuka lebar, giklogen dan simpanan lemak diuraikan untuk menghasilkan energi, dan keringat meningkat. 2 Sistem saraf parasimpatis Serat saraf parasimpatis berasal dari area kranial otak dan sakrum di bagian bawah medula spinalis. Serat praganglion parasimpatis lebih panjang daripada serat praganglion simpatis karena tidak mencapai ganglion terminal di dalam atau di dekat organ efektor. Sistem parasimpatis bekerja pada keadaan tenang santai dan mendorong fungsi tubuh untuk istirahat dan mencerna, sehingga akan memperlambat aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem saraf simpatis, misalnya denyut jantung lambat atau normal. Jadi fungsi sistem parasimpatis berlawanan dengan sistem simpatis.

8. Gangguan sistem saraf

a. Meningitis, peradangan pada selaput otak meningia dengan gejala bertambahnya jumlah dan berubahnya susunan cairan serebrospinal. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. b. Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus. c. Neuritis, gangguan pada saraf tepiakibat peradangan, keracunan, atau tekanan. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit yang hebat pada malam hari. d. Rasa baal kebas dan kesemutan, ganguan pada sistem saraf sensori yang dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme, tertutupnya aliran darah atau kekurangan vitamin neurotropik B1, B6 dab B12.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 20

Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

0 1 209

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA MATERI SISTEM INDERA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 0 5

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASH SISTEM SARAF MANUSIA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA.

0 0 6

PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI SISWA KELAS XI IPA.

0 0 8

PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI SISTEM SARAF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL.

0 0 2

PENYUSUNAN KOMIK BIOLOGI SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MATERI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI.

0 0 1

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

0 0 222