Jenis Penilitian Setting Penelitian Analisis Data

51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian

Penelitian yang dilakukan memakai jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK, yakni merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan Muslich, 2009. Penelitian ini dilakukan mencakup 2 siklus untuk memperoleh hasil penelitian yang nantinya bisa dipergunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung.

B. Setting Penelitian

a. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 1 Kasihan Bantul b. Waktu Penelitian : Bulan April 2015 c. Objek Penelitian : motivasi dan hasil belajar pada materi sistem saraf pada manusia. d. Subjek Penelitian : murid kelas XI MIA 6 pada semester II Genap tahun ajaran 20142015 yang terdiri dari 30 siswa.

C. Rancangan Tindakan

Gambar 3.1 Desain siklus PTK model Kemmis S dan Mc. Taggart Tampubolon, 2013 Keterangan: a Planning Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti, termasuk hasil prapenelitian. Kemudian merencanakan tindakan Next Reflecting Revised Planning Acting Observing Reflecting Siklus I Siklus II Planning Acting Observing yang akan dilakukan, termasuk menyusun perangkat pembelajaran yang akan diperlukan dan lain-lain. b Acting pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sesuai dengan RPP. c Observing Observasi Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh observer secara simultan bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung. d Reflecting Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama kolaborator yang direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan yang dilakukan demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek indikator yang ditentukan. Pada penelitian ini pelaksanaan model Kemmis S dan Mc. Taggart dilaksanakan dengan cara:

1. Siklus I:

a. Perencanaan tindakan 1 Melakukan observasi kegiatan pembelajaran biologi di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kasihan Bantul 2 Melakukan wawancara pada guru mata pelajaran biologi mengenai permasalahan pada pembelajaran biologi 3 Merancang sebuah pembelajaran yang menggunakan media untuk memecahkan masalah pembelajaran Biologi. Media yang dimaksud adalah media animasi. 4 Menyusun silabus, RPP, media animasi, materi terkait, rancangan kegiatan pembelajaran, LKS, kuisioner, lembar observasi, pretest dan posttest, soal dan rubrik penilaian. b. Pelaksanaan tindakan Proses pelaksanaan tindakan meliputi: 1 peneliti melakukan apersepsi mengenai materi sistem saraf untuk menggali pengetahuan awal siswa dengan cara menyajikan pertanyaan umum kepada siswa 2 Memberikan pretest. 3 Pemaparan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai 4 Pemaparan materi sistem koordinasi pada manusia secara umum 5 Pembagian kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Kemudian membagikan LKS 1dan LKS 2 untuk berdiskusi sambil mengamati video animasi yang ditayangkan. 6 Meminta perwakilan dari dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kemudian meminta pendapat dan tanggapan dari kelompok lain mengenai jawaban yang dipresentasikan. 7 Peneliti memberikan tanggapan dan penguatan atas jawaban siswa 8 Siswa diminta untuk membuat inti sari dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 9 Memberikan posttest 10 Peneliti membagikan lembar kuisioner untuk mengukur motivasi belajar siswa pada materi yang telah dipelajari. 11 Peneliti meminta siswa untuk membaca materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnnya dari berbagai referensi. c. Observasi Pada tahap observasi ini, dlakukan pengamatan pada proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap siswa pada setiap kelompok berdasarkan beberapa aspek yang terkai dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer. d. Refleksi Refleksi dilakukan setelah pengamatan kegiatan proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Refleksi berkaitan analisis data yang diperoleh dari hasil ebaluasi dan hasil observasi. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kemudian akan dijadikan pedoman perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II:

a. Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan merupakan hasil kesimpulan dari hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I dan merupakan perencanaan perbaikan pelaksaan pembelajaran. Tahap perencanaan tindakan selanjutnya adalah menyusun RPP, LKS, materi terkait, media animasi, soal dan rubrik penilaian, kuisioner, pretest dan posttest dan lembar observasi. b. Pelaksanaan tindakan 1 Peneliti menggali pengetahuan awal siswa dengan cara memberikan pertanyaan umum tentang materi yang akan dipelajari 2 Memaparkan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai 3 Pemaparan materi secara umum tentang sistem saraf pada manusia 4 Membentuk kelompok yang tediri dari 5 orang dan siswanya diacak tiap anggota kelompok tidak sama pada siklus I kemudian membagikan LKS 3 dan LKS 4 untuk didiskusikan sambil mengamati atau menonton video animasi yang telah disajikan. 5 Meminta perwakilan dari dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kemudian meminta pendapat dan tanggapan dari kelompok lain mengenai jawaban yang dipresentasikan. 6 Peneliti memberikan tanggapan dan penguatan atas jawaban siswa 7 Siswa diminta untuk membuat inti sari dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 8 Memberikan posttest 9 Peneliti membagikan lembar kuisioner untuk mengukur motivasi belajar siswa pada materi yang telah dipelajari. c. Observasi Observasi pada siklus II sama dengan observasi pada siklus I. Pada tahap observasi ini, dlakukan pengamatan pada proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap siswa pada setiap kelompok berdasarkan beberapa aspek yang terkai dengan proses pebelajaran yang sedang berlangsung. Kegiatan observasi ini mengacu pada keberhasilan pembelajaran menggunakan media animasi. Dan hasil observasi ini akan dijadikan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. d. Refleksi Tahap refleksi merupakan analisis dari hasil evaluasi dan observasi. Kemudian menemukan kembali kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya dapat disimpulkan apakah berhasil atau tidak. Diharapkan pada siklus ini motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada materi sistem koordinasi dapat meningkat.

D. Instrument Penelitian

1. Instrument Pembelajaran

Instrumen pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibagi atas 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa test dan non-test. a. Test Test merupakan alat pengumpulan data, tes yang digunakan berupa test awal pre-test dan test akhir post-test. Test ini merupakan alat ukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Pre- test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari yaitu materi sistem saraf pada manusia. Posttest digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Pada penelitian tindakan kelas yang menggunakan 2 siklus ini diterapkan sekali pre-test yaitu pada awal pembelajaran siklus I dengan soal yang mencakup secara keseluruhan yaitu materi siklus I dan juga materi siklus II. Post-test diterapkan dua kali yaitu pada akhir siklus I dan siklus II dan soalnya berdasarkan materi pada masing-masing siklus. Jumlah butir soal pretest dan posttest adalah 20 butir soal yang semuanya berupa pilihan ganda. b. Non-test Instrumen pengumpulan data non-test meliputi: 1 Kuisioner motivasi Kuisioner motivasi diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa prosentase peningkatan motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan. Angketkuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui Suparno, 2007. Dalam penelitian tindakan kelas ini kuisioner digunakan untuk mengetahui motivasi peserta didik dalam pembelajaran mengenai materi sistem koordinasi pada manusia menggunakan media animasi. Kuisianer terdiri dari 20 butir pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Masing-masing pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban dan siswa dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai. Empat alternatif jawaban tersebut adalah sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STT. Metode Kuisioner motivasi belajar siswa terdiri atas 2 kategori yaitu kuisioner motivasi awal dan kuisioner motivasi akhir. Kuisioner motivasi awal diberikan pada awal pertemuan siklus I sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahi motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi sebelum penerapan pembelajaran menggunakan media animasi. Kuisioner motivasi akhir diberikan di akhir pertemuan siklus II. Kuisioner motivasi akhir ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran yang menggunakan media animasi. Kuisoner awal dan akhir diberikan dengan jumlah dan isi pernyataan yang sama. 2 Wawancara Wawancara atau interview merupakan pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan yang senantiasa mengabdi pada tujuan penyelidikan. Ia cukup mampu mengungkapkan dan menggali tanggapan, pendapat, keyakinan perasaan, motivasi, cita-cita dan sejenisnya baik yang berhubungan dengan masa silam, sekarang dan masa-masa yang akan datang Mustaqim, 2001. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa sebagai subjek yang diteliti. Wawancara yang dlakukan tidak bersifat objektif tetapi lebih bersifat subjektif. Pertanyaan yang diajukan hanya untuk mengetahui secara langsung apa yang dirasakan para siswa selama kegiatan pembelajaran sistem saraf pada manusia menggunakan media animasi. Peneliti berperan sebagai pewawancara interviewer dan yang menjadi narasumber adalah 3 orang siswa yang merupakan perwakilan seluruh siswa yang diteliti. Ketiga orang siswa yang akan diwawancarai dipilih berdasarkan pencapaian hasil belajarnya yaitu siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang dan terendah yang dilihat pada hasil posttest siklus II. Wawancara tersebut untuk mengetahui dampak pembelajaran yang telah dilaksanakan baik pada dua siklus. Kegiatan wawancara dilakukan di luar jam pelajaran yaitu pada waktu senggang atau waktu istirahat. 3 Observasi Observasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer dan bukan praktikan. Observer melakukan pengamatan berdasarkan lembar oservasi yang telah disediakan oleh praktikan dan mengisinya sesuai dengan skala penilaian yang diamati sesuai dengan situasi pembelajaran dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung saat itu. Kriteria penilaian yang akan diamati dalam pembelajaran ini adalah semangat, perhatian, kerjasama, dan interaksi sikap percaya diri, sikap menghargai dalam mengkritik dan menerima kritikan, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dan difokuskan pada saat kegiatan diskusi dan presntasi. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan dapat dihitung secara kuantitatif kemudian dianalisis secara kualitatif.

E. Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif a. Hasil Belajar Dalam penelitian ini data peningkatan hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes obyektif pilihan ganda dan tes uraian. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilihat dari tes awal yaitu pretest sedangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa setiap individu ditentukan dari hasil test pada setiap akhir siklus yaitu posttest. Cara menghitung nilai pretest dan posttest siswa setiap individu adalah sebagai berikut: Hasil posttest setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM pada sekolah SMA Negeri 1 Kasihan Bantul semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran biologi Kelas X, XI, XII adalah 75. Siswa ditakatan telah memenuhi ketuntasan belajar jika siswa memperoleh skor diatas KKM yang telah ditentukan. Kriteria skor ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Kriteria Skor Ketuntasan Individu Nilai Posttest Keterangan 75 Tidak Tuntas ≥75 Tuntas Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila nilai siswa memenuhi KKM ≥ 75 dengan target pencapaian ideal lebih atau sama dengan 75 dari jumlah seluruh siswa dalam kelas. Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Untuk mengetahui skor rata-rata kelas setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ b. Observasi Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas ketika media animasi sedang di aplikasikan di kelas. Skor yang didapat dari lembar observasi dianalisis, sehingga didapatkan presentase skor hasil observasi dengan rumus: Keterangan: q = presentase skor hasil observasi aktivitas siswa q = x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI r = jumlah keseluruhan skor yang doperoleh siswa t = skor maksimal Tabel 3.2 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa Presentase yang diperoleh Keterangan 66,68 q 100 Tinggi 33,34 q 66,67 Sedang 0 q ≤ 33,33 Rendah Arikunto, 2007 c. Data Motivasi Belajar Data motivasi siswa berfungsi untuk mengukur kemampuan afektif siswa. Data yang diperoleh dari kuisioner dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut: a Kuisioner yang telah diisi oleh sisiwa dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, b Kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor Untuk mengetahui presentase motivasi belajar siswa secara individu, dianalisis menggunakan perhitungan respon motivasi siswa per individu, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kategori nilai atau skor yang diperoleh siswa adalah: Presentase Individu = ∑ � �ℎ� � �� ∑ � � � x 100 Tabel 3.3 Kategori Motivasi Siswa Skor Kategori – 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Sedang 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat Tinggi Untuk menghitung rata-rata skor semua siswa digunakan persamaan: Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan: Setelah data motivasi siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan kategori yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peningkatan motivasi belajar siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia menggunakan media animasi dikatakan berhasil apabila siswa dengan kategori skor tinggi dan sangat tinggi sebesar 75. 2. Analisis Kualitatif Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif dilakukan dengan diskripsi kata-kata dari hasil Skor Rata-rata Kelas = ∑ � �� � � �� ∑ �� �� Kelas = ∑ � �� � �� �� � �� � ∑ �� �� pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi.

F. Indikator Keberhasilan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 20

Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

0 1 209

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA MATERI SISTEM INDERA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 0 5

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASH SISTEM SARAF MANUSIA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA.

0 0 6

PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI SISWA KELAS XI IPA.

0 0 8

PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI SISTEM SARAF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL.

0 0 2

PENYUSUNAN KOMIK BIOLOGI SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MATERI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI.

0 0 1

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

0 0 222