1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mepaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil
penelitian dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Konsep diri merupakan gambaran orang tentang dirinya Hurlock, 1989. Konsep diri menjadi hal penting bagi setiap orang. Hal tersebut
dikarenakan perkembangan konsep diri sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi seseorang. Konsep diri juga sangat berpengaruh
terhadap relasi dengan orang lain. Konsep diri bukan merupakan bawaan dari lahir tapi konsep diri terbentuk berdasarkan hasil belajar seseorang.
Proses belajar seseorang bisa didapat dimana pun seseorang tinggal dan berada. Sehingga pendidikan dilingkungan seseorang tinggal dan berada
sangat berpengaruh bagi terbentuknya konsep diri seseorang seperti lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah serta
lingkungan pergaulannya. Lingkungan keluarga merupakan awal bagi seseorang mengenal
dan belajar segala sesuatunya termasuk belajar mengenal diri sendiri maupun belajar mengenal orang lain. Lingkungan keluarga juga
membentuk seseorang dalam memandang dirinya. Sehingga pendidikan keluarga menjadi dasar bagi perkembangan seseorang untuk menjadi
pribadi yang utuh. Meskipun orang tua merupakan salah satu orang yang berpengaruh
dalam perkembangan
kepribadian seorang
anak, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kenyataannya banyak anak yang tidak bisa hidup satu atap dengan orang tuanya dengan berbagai alasan. Seperti anak-anak yang tinggal di Panti
Asuhan, mereka tidak bisa tinggal bersama orang tua kandungnya serta keluarganya. Dengan berbagai alasan seorang anak dititipkan di Panti
Asuhan, seperti masalah ekonomi, kehamilan diluar nikah, perceraian orang tua, kematian orang tua, penelantaran anak dan masalah-masalah
lainnya. Dikatakan bahwa sikap orang-orang yang signifikan sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak.
Sikap seseorang terhadap dirinya sangat dipengaruhi oleh cara tokoh-tokoh signifikan memperlakukannya, terutama pada masa
anakmudanya, yaitu pada waktu anak belum mampu menyaring benar tidaknya, tepat tidaknya yang dikatakan orang lain. Anak cenderung
menganggap benar apa saja yang dikatakan orang lain. Sehingga jika orang-orang yang signifikan dalam hidupnya seperti orang tua, guru,
teman sebaya dan orang lain yang berpengaruh baginya, merendahkan, meremehkan, mempermalukannya, menolaknya maka sikap anak terhadap
dirinya pun negatif atau biasanya disebut konsep diri negatif. namun jika anak diterima, dihargai, dicintai, maka anak akan menerima, menghargai,
dan mencintai dirinya. Sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Sehingga kehadiran orang-orang yang signifikan sangat penting bagi
pembentukan konsep diri seorang anak. Berdasarkan wawancara dengan seorang mahasiswi yang
sebelumnya pernah PPL di panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat ditemukan beberapa permasalahan seperti ada beberapa remaja kurang percaya diri ketika disuruh untuk berbicara didepan umum, ada
beberapa remaja yang menganggap bahwa sekolahnya kurang bermutu, ada beberapa anak yang cenderung menutup diri, ada beberapa anak yang
belum bisa menerima kekurangannya. Serta tidak adanya bimbingan kelompok terjadwal yang ada dipanti asuhan tersebut. Jika hal seperti ini
dibiarkan maka kemungkinan besar akan membentuk konsep diri anak panti kearah negatif konsep diri negatif yang terjadi ketika hal tersebut
dibiarkan yakni anak menjadi minder, tidak berani mengungkapkan pendapat karna takut, merasa dirinya tidak berharga sebagai anak panti dan
kemungkinan prestasinya bisa memburuk. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi yang
mengakibatkan banyak anak yang harus tinggal di Panti asuhan, maka salah satu usaha pemerintah yaitu dengan menyediakan lembaga-lembaga
yang menampung dan merawat anak-anak dengan permasalahan tertentu. Salah satu lembaga tersebut ialah panti asuhan. Panti Asuhan merupakan
lembaga yang bertugas merawat anak-anak yatim piatu maupun anak-anak dengan
permasalahan lain.
Panti asuhan
merupakan tempat
berkembangnya seorang anak yang tinggal di panti tersebut. Tempat untuk anak mengekspresikan diri seperti yang seharusnya mereka terima dalam
keluarga. Mentri sosial Khofifah Gresnews.com mengatakan bahwa
setidaknya 4,1 juta anak terlantar, diantaranya 5.900 mengalami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelantaran, 3.600 bermasalah dengan hukum, 1,2 balita terlantar, dan anak jalanan sebanyak 34 ribu. Data tersebut yang menjadi salah satu
alasan pemerintah bahwa perlu adanya lembaga-lembaga yang mampu menolong anak-anak dengan permasalahan diatas. agar anak mendapatkan
kesempatan yang sama seperti anak-anak lain yang bisa hidup didalam keluarga. Di Panti ini anak-anak juga bisa merasakan kasih sayang melalui
pengasuh-pengasuh yang sudah seperti orang tua mereka. Berdasarkan persoalan-persoalan di atas hal ini menggerakan
peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan Bimbingan Kelompok berbasis
exsperiential learning
menggunakan media gambar. Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam memberikan
bantuan kepada anak dalam menyelesaikan permasalahannya. Melalui bimbingan kelompok diharapkan, remaja panti dapat melihat hal positif
dalam diri sebagai potensi dalam dirinya yang dapat dibanggakan. Sehingga remaja panti dapat semakin berkembang kepribadiannya sesuai
dengan tahap perkembangan yang mereka jalani saat ini. Bimbingan yang akan diberikan beberapa kali diharapkan bisa memberi dampak yang lebih
baik lagi untuk perkembangan kepribadian remaja panti khususnya pembentukan konsep diri positif. Peran pembimbing dan pengasuh dalam
mendampingi dengan penuh kasih sayang dan ketulusan menjadi faktor penting untuk anak mendapatkan kenyamanan saat proses bimbingan.
Untuk memberikan layanan bimbingan peneliti merasa bahwa perlu adanya metode yang tidak membuat remaja bosan saat mengikuti
bimbingan untuk itu peneliti memilih metode
experiential learning
. Bimbingan kelompok berbasis
Experiential Learning
merupakan metode belajar yang menekankan pengalaman. Dengan
experiential learning
diharapkan remaja panti bisa belajar dengan pengalaman selama proses bimbingan berlangsung baik pengalaman dirinya maupun pengalaman
orang lain. Hal ini menjadi nilai positif karena remaja terlibat dalam proses sehingga remaja akan termotivasi dari pengalaman orang lain yang
dilihatnya selama proses bimbingan. Metode
experiential learning
ini diharapkan mampu memberi dampak positif bagi remaja panti. Mengingat
bahwa di Panti tersebut tidak ada layanan bimbingan terjadwal bagi anak- anak.
Penggunaan media dalam pemberian layanan bimbingan menjadi faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan terhadap topik yang ingin
dituju. Salah satunya penggunaan media gambar. Media gambar merupakan sarana dalam membantu anak untuk mengekspresikan
perasaannya. Penggunaan media gambar diharapkan semakin menambah pengalaman untuk semakin belajar mengenali diri sendiri dan mampu
meningkatkan konsep diri remaja panti. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hidayah 2015 pada 21 anak dengan kriteria tertentu dengan
menyamakan sebanyak mungkin kondisi homogenitas penggunaan media gambar mampu meningkatkan konsep diri positif secara signifikan senilai
Sig. 2 tailed 0,00. Sehingga media gambar tepat digunakan sebagai media untuk meningkatkan konsep diri anak.
Berkaitan dengan hal ini peneliti tertarik untuk meneliti disalah satu Panti yang diduga ada permasalahan mengenai konsep diri untuk
ditingkatkan ke arah yang semakin positif. Metode yang digunakan melalui bimbingan kelompok dengan media gambar. Judul penelitian ini
yaitu “Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan
Experiential Learning Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun
ajaran 20162017”.
B. Identifikasi masalah