mendidik, yang berarti memiliki peran sebagai sarana penghubung antara pengalaman pribadi dan pengalaman belajar.
Sharng
merupakan membagikan hasil pikiran dan perasaan yang muncul sebagai hasil refleksi kepada orang lain sebagai hasil dari proses
belajar. Dalam
melakukan
sharing
semua anggota
harus mendengarkan agar mampu menangkap makna dan nilai dari apa yang
di
sharingkan.
5. Metodologi Pembelajaran
Experiential Learning
Abella Supratiknya, 2011 merumuskan delapan metode khas pembelajaran
experiential learning,
metode tersebut yakni: a.
Metode Diskusi Kasus Metode diskusi kasus ini memanfaatkan studi kasus, yaitu
deskriptif tentang uatu situasi yang disajikan baik secara tertulis, lewat rekaman audio, tau lewat video, untuk disimak atau
dipelajari oleh peserta dan kemudian mendiskusikannya dengan panduan pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan oleh fasilitator.
Sebaiknya diskusi difokuskan pada isu-isu yang terdapat di dalam situasi yang didiskripsikan: seperti tindakan apa yang perlu
dilakukan atau pelajaran-pelajaran apa yang bisa dipetik, serta cara mengatasi atau mencegah agar situasi sejenis tidak terjadi
b. Simulasi dan Games
Games
atau permainan adalah aktivitas bermain yang diformalkan, lazimnya tidak terkait angsung dengan situasi
kehidupan nyata. Peserta diharapkan mencapai tujuan tertentu dalam batas-batas yang ditetapkan lewat serangkaian aturan main.
Aturan main ini menentukan jenis aktivitas yang harus dilakukan dan kapan permainan harus diakhiri. Simulasi mempresentasikan
situasi kehidupan nyata tertentu, tetapi komponen-komponen dan saling berhubungan antar komponen itu ditampilkan sedemikian
rupa sehingga bisa dimanipulasikan atau dikendalikan oleh peserta mengikuti kerangka waktu yang ditentukan.
c. Latihan Bermain Peran
Dalam latihan bermain peran, peserta mensimulasikan sebuah situasi interaktif nyata atau hipotetis. Misal, memainkan
peran siswa yang sering membuli temannya. Simulasi ini lazimnya dilakukan dengan diskusi dan analisis, untuk mengetahui
bagaimana interaksi itu dirasakan dan dihayati, apa yang terjadi, dan mengapa demikian. Peserta bisa memperoleh umpan balik
tentang tingkah lakunya selama bermain peran. d.
Diskusi Kelompok Dalam metode diskusi kelompok ini peserta diberi
kesempatan untuk bertukar pikiran secara bebas, baik dalam kelas besar maupun kelompok-kelompok kecil. Aturan dalam diskusi ini
disampaikan kepada seluruh pesrta. Fasilitator bertanggung jawab untuk membuat diskusi kelompok tersebut hidup dan menyatukan
berbagai gagasan serta pendapat, hingga menarik kesimpulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Latihan Individual
Dalam latihan
individual peserta
diminta untuk
mengerjakan sendiri-sendiri, lazimnya berupa tugas mentransfer atau menerapkan isi atau hasil pelajaran dari program kegiatan
yang baru diikutinya ke dalam situasi kehidupan masing-masing. Tujuan latihan individual adalah memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menerapkan hasil yang diperoleh dari program, menguji pemahaman atau memeriksa sejauh mana hasil
pembelajaran bisa diterapkan dalam kehidupan masing-masing. f.
PresentasiLekturet Presentasilekturet merupakan bentuk komunikasi atau
penyampaian terstruktur atau yang disiapkan dan bersifat satu arah dari pihak penyaji atau penceramah kepada peserta. Peserta bisa
mengajukan pertanyaan namun dibatasi. Dalam penyampaian biasanya menggunakan alat bantu visual yang digunakan untuk
mendukung presentasi. g.
Modelling
Perilaku Dalam
modelling
perilaku peserta diberi contoh cara bertingkah laku dalam menghadapi situasi tertentu. Langkah-langkah tersebut
biasanya didemontrasikan melalui rekaman video. Kemudian peserta diminta berlatih dan diminta untuk menerapkan langkah-
langkah tersebut. sesudah itu peserta diminta umpan balik kepada peserta ditunjukan dalam hal apa saja yang perlu ditingkatkan.
E. Visual Art