Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

g. Masa Remaja Sebagai Masa Ambang Masa Dewasa Pada masa ini merupakan awal dari masa depan remaja tersebut. Jika pada masa ini remaja mampu membawa diri kearah positif artinya tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang negatif maka konsep dirinya akan positif. Begitu juga dengan sebaliknya.

3. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

Hurlock Hartinah, 2011, tugas perkembangan yang harus dilalui oleh seorang remaja yaitu: a. Mampu menerima keadaan fisiknya b. Mampu dan memahami peran seks usia dewasa c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlain jenis d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan kelua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Remaja Panti Asuhan Remaja dipanti asuhan adalah semua anak panti yang tergolong dalam masa remaja. Menurut kementrian sosial panti asuhan adalah lembaga sosial yang memiliki tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, yatim piatu yang kurang mampu, dan terlantar agar seseorang tersebut mampu berkembang secara wajar sesuai tahap perkembangannya. Pada masa remaja ini tugas perkembangan yang harus dijalani oleh seorang remaja. Hurlock Hartinah, 2011 menyebutkan bahwa tugas perkembangan yang harus dilalui oleh remaja diantaranya mampu menerima keadaan fisik, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlawan jenis, memahami, menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua, dan mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. Remaja panti asuhan sama halnya dengan remaja pada umumnya yang juga melalui tahap-tahap perkembangannya. Panti asuhan adalah lembaga kesejahteraan sosial yang bertugas memberikan kesejahteraan sosial bagi orang-orang terlantar karena perasalahan tertentu, memberikan pelayanan sebagai pengganti orang tua yang seharusnya mereka terima agar anak-anak tersebut mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya. Sehingga anak-anak tersebut mampu melewati setiap tahap perkembangan dengan sebaik-baiknya dan nantinya menjadi penerus bangsa yang berkualitas dan bisa diandalkan. Banyak keluarga yang tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan mengakibatkan keterlantaran anak. Beberapa penyebab yaitu: 1 Orang tua meninggal dan tidak ada anggota keluarga lain yang merawatnya. 2 Orang tua kesulitan dalam masalah ekonomi atau dapat dibilang miskin, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak. 3 Orang tua tidak sanggup menjalankan fungsinya karena menderita sakit kronis dan alasan lainnya. Konsep diri yang dikembangkan oleh remaja panti asuhan dapat merupakan konsep diri positif maupun konsep diri negatif. remaja yang mengembangkan konsep diri positif akan mampu menghargai diri sendiri penerimaan diri tinggi, memiliki perasaan aman dan percaya diri tinggi, menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif dan memiliki kemampuan memodifikasi nilai atau biasanya seseorang mampu menyesuaikan diri dalam situasi apapun. Hal-hal tersebut akan mengakibatkan terbentuknya penilaian diri yang positif. Dengan penilaian positif mengenai diri mereka maka akan mengakibatkan seseorang memiliki harga diri yang tinggi mengenai diri sendiri. Sedangkan pengembangan konsep diri negatif biasanya ditandai dengan cenderung sulit menerima pendapat dari orang lain, cenderung mengasingkan diri menyendiri, sulit mengakui kesalahannya, dan kurang mampu mengungkapkan perasaannya. Hal tersebut yang menjadikan terbentuknya harga diri yang rendah bagi seorang anak. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya perasaan tidak berharga dan tidak mampu. Sehingga akan menghambat perkembangan seseorang terutama perkembangan pribadi secara utuh. Fitts Agustiani, 2006 mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut. pada umumnya tingkah laku seseorang berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri. jika seseorang mempersepsi diri sebagai orang yang inferior dibandingkan orang lain, walaupun itu belum tentu benar, biasanya tingkah laku yang ia tampilkan akan berhubungan dengan kekurangan yang dipersepsinya secara subjektif.

C. Hakikat Layanan Bimbingan klasikal

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156