berdialog dengan konselor. Konselor bisa mengajukan berbagai pertanyaan yang spesifik untuk membantu konseli mengeksplorasi
kemungkinan terkait dengan gambar.
F. Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian yang dilakukan Nursanthi 2011 pada siswa kelas XI di SMA Negeri Bergas layanan informasi menggunakan media
visual
mampu meningkatkan konsep diri siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan. Hasil analisis konsep diri siswa di SMA Negeri Bergas sebelum
diberikan layanan informasi menunjukan kategori sedang dengan persentase 61,07, setelah diberikan layanan informasi menggunakan media
visual
menunjukan kategori sedang dengan persentase 67,99. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hidayah 2015 pada 21 anak
dengan kriteria tertentu dengan menyamakan sebanyak mungkin kondisi homogenitas penggunaan media gambar mampu meningkatkan konsep diri
positif secara signifikan senilai Sig. 2 tailed 0,00 0,05.
G. Kerangka Berfikir
Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman dari interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap konsep diri anak berupa perhatian dan kasih sayang. Namun tidak
semua anak mengalami peristiwa menyenangkan seperti tinggal dan dibesarkan oleh orang tua maupun keluarga. Kenyataannya banyak anak yang
mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan seperti hilangnya fungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keluarga yang disebabkan karena perceraian orang tua, masalah kemiskinan, kematian orang tua, dan keluarga broken home. Dengan permasalahan-
permasalahan tersebut sehingga anak harus rela tidak tinggal dan tidak dibesarkan oleh orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Kasih sayang
yang seharusnya diterima anak hilang begitu saja dan anak menjalani kehidupan yang kadang susah dan keras sendirian tanpa ada keluarga yang
mendampingi. Keadaan seperti inilah yang mengharuskan seseorang untuk masuk dan tinggal di lembaga sosial yang bernama panti asuhan. hal ini juga
sangat berpengaruh terhadap konsep diri anak. Tempat dimana dan dengan siapa anak dibesarkan ikut membentuk konsep diri seseorang.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan konsep diri remaja, salah satunya
metode gambar
visual art
. Menurut Glading 2010, metode gambar
visual art
penggunaan gambar adalah bahwa klien akan mewakili diri mereka sendiri dan menggambarkan masalah mereka secara simbolis. Dengan bekerja
secara positif dan melibatkan komponen berbicara untuk melengkapi elemen visual, konsep diri yang positif muncul pada individu-individu, dan
perubahan perilaku terjadi. Melalui bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
bisa menjadi dasar bagi remaja panti untuk mengembangkan konsep diri yang positif melalui media gambar.
Remaja yang telah menggambarkan diri dan telah berproses dalam kelompok diharapkan dapat lebih terbuka mengungkapkan perasaannya, lebih
terbuka menerima pendapat maupun mengungkapkan pendapat mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan yang dihadapi misalnya terkait dengan penampilan fisik sehingga konsep dirinya rendah, remaja dapat bercerita pada remaja lain agar
pikirannya lebih terbuka dan orang lain dapat membantunya.
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Konsep Diri
Remaja panti merumuskan niat- niatnya
Remaja panti mengaplikasikan niat- niatnya ke dalam kehidupan sehari-
hari. Fasilitator memberikan peneguhan
dan motivasi. Pengantar.
Dinamika kelompok. Masuk dalam kelompok.
Remaja mengikuti dinamika kelompok gambar digunakan sebagai
media. Fasilitator menjelaskan pada subjek
bagaimana mengikuti dinamika kelompok.
Siswa merefleksikan pengalamannya dengan masuk dalam kelompokdan
mensharingkan bersama. Fasilitator mengajak remaja panti
untuk mensharingkan pengalaman setelah mengikuti dinamika
kelompok. Remaja panti mengumpulkan nilai-
nilai baik yang didapat. Fasilitator membantu remaja panti
untuk memiliki konsep baru yang lebih baik.
Concrete
experience
Active axperimen
tation Abstract
conceptual itation
Reflective observatio
n
Konsep diri remaja di panti malu berpendapat, sulit mengakui kekurangannya.
Konsep Diri Pretest
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
experiential learning
menggunkan media gambar
- Aspek fisik
- Aspek
psikologis -
Aspek sosial -
Aspek moral -
Orang lain -
Kelompok acuan
- Penyikapan
diri Aspek
Faktor
Peningkatan pemahaman, pengalaman konsep diri yang positif sebagai remaja panti.
H. Hipotesis