Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa sikap adalah semacam kesiapan yang muncul dari diri seseorang untuk
berekasi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi positif dan negatif yang mencakup komponen kognitif, afektif
dan konatif.
2.1.2.2 Karakteristik Sikap
Menurut Sax dalam Azwar, 1998 : 9 Karakteristik sikap antara lain adalah arah, intensitas, keluaan, konsistensi, dan spontanitasnya :
a. Arah : dalam hal ini sikap akan menunjukkan apakah seseorang itu menyetujui atau tidak, apakah mendukung atau tidak pada suatu hal.
b. Intensitas : dalam hal ini intensitas atau kekuatan yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda. Dua orang yang sama-sama memiliki sikap
positif terhadap sesuatu belum tentu memiliki intensitas yang sama. Dalam hal ini memiliki arti dari dua orang tersebut pasti ada satu orang
yang memiliki intensitas lebih unggul dari orang lainnya. c. Konsistensi : dalam hal ini ditunjukkan dari kesesuaian antara
pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya terhadap objek sikap. Konsistensi ini juga ditunjukkan dengan tidak
adanya kebimbangan dalam bersikap. d. Spontanitas : dalam hal ini berarti kesiapan subjek untuk menyatakan
sikap-sikap secara spontan. Suatu sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dinyatakan tanpa perlu adanya pengungkapan atau
desakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jadi berdasarkan pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa karakteristik sikap antara lain adalah arah, identitas, konsistensi dan spontanitas
2.1.2.3 Faktor Pemmbentukan Sikap
Faktor-faktor yang menjadi pengaruh terbentuknya sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dirasa penting, media
massa, institusi lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor pribadi
dari dalam diri individu terebut Azwar, 2003 :
1. Pengalaman pribadi dalam hal ini pengalaman pribadi bisa menjadi
dasar pembentukan suatu sikap tetapi pengalaman pribadi tersebut memiliki kesan yang kuat. Karena suatu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi yang dialami terjadi dalam keadaan yang melibatkan suatu faktor yaitu faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dirasa penting, pada dasarnya individu lebih
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap siswa orang yang dianggap penting baginya. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari adanya konflik dan untuk berafiliasi dengan orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan juga memiliki dampak yang besar terhadap
pembentukan suatu siikap. Kebudayaan telah menjadi warna bagi anggota masyarakat karena kebudayaanlah yang memberikan corak
pengalaman bagi individu-individu yang menjadi kelompok masyarakat asuhannya.
4. Media Massa, dalam penyampiannya informasi dalam media massa
secara tidak langsung membawa pesan-pesan yang dapat mengarahkan seseorang untuk melakukan opini. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya suatu sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan yang tergolong sensitif dibawa
oleh informasi tersebut, apabila dirasa cukup kuat akan memebrikan afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah sikap tertentu.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama juga memiliki pengaruh
dalam terbentuknya suatu sikap. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki letak dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari
pusat serta ajaran-ajarannya. Jadi berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
faktor yang mempengaruhi sikap terhadap mata pelajaran PKn antara lain adalah pengalaman pribadi dalam pembelajaran PKn, pengaruh orang lain
dalam pembelajaran PKn, pengaruh kebudayaan dalam pembelajaran PKn, dan guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn.
2.1.2.4 Indikator yang mempengaruhi sikap