anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model  pembelajaran  kooperatif  dikembangkan  untuk  mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang diungkapkan Ibrahim, dkk
2006:7-8 sebagai berikut: a.
Meningkatkan  kinerja  siswa  dalam  tugas-tugas  akademik. Beberapa  ahli  berpendapat  bahwa  model  ini  unggul  dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. b.
Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,  kelas  sosial,  kemampuan,  maupun  ketidakmampuan.
Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. c.
Mengajarkan  kepada  siswa  keterampilan  kerjasama  dan kolaborasi.  Keterampilan ini penting karena banyak anak muda
dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Manfaat-manfaat  dari  pembelajaran  kooperatif  menurut  Widanarto 2006:17 adalah:
a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi
b. Melatih  kepekaan  diri,  empati  melalui  variasi  perbedaan  sikap
dan perilaku selama bekerjasama c.
Mengurangi  rasa  kecemasan  dan  menumbuhkan  rasa  percaya diri,  meningkatkan  motivasi  belajar,  harga  diri  dan  perilaku
positif  sehingga  siswa  tahu  kedudukannya  dan  belajar  untuk menghargai satu sama lain.
d. Meningkatkan  prestasi  belajar  dengan  menyelesaikan  tugas
akademik sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger, dkk  Lie,  2002:31-35 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang
maksimal,  lima  unsur  pembelajaran  gotong  royong  harus  diterapkan, diantaranya:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan  suatu  karya  sangat  tergantung  pada  usaha  setiap anggotanya.  Untuk  menciptakan  kelompok  kerja  yang  efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota  kelompok  bisa  menyelesaikan  tugasnya  sendiri  agar
yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur  ini  merupakan  akibat  langsung  dari  unsur  yang  pertama. Jika  tugas  dan  pola  penilaian  dibuat  menurut  prosedur  model
pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab  untuk  melakukan  yang  terbaik.  Kunci  keberhasilan
metode  kerja  kelompok  adalah  persiapan  guru  dalam penyusunan tugasnya.
c. Tatap muka
Setiap  kelompok  harus  diberikan  kesempatan  untuk  bertemu muka  dan  berdiskusi.  Kegiatan  interaksi  ini  akan  memberikan
para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua  anggota.  Hasil  pemikiran  beberapa  kepala  akan  lebih
kaya daripada hasil pemikiran dari satu  kepala saja.  Lebih  jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing-masing  anggota.  Inti dari sinergi  ini adalah menghargai perbedaan,  memanfaatkan  kelebihan,  dan  mengisi  kekurangan
masing-masing.
d. Komunikasi antar anggota
Unsur  ini  menghendaki  agar  para  pembelajar  dibekali  dengan berbagai  keterampilan  berkomunikasi.  Sebelum  menugaskan
siswa  dalam  kelompok,  pengajar  perlu  mengajarkan  cara-cara berkomunikasi.
Ada  kalanya  pembelajar  perlu  diberi  tahu  secara  eksplisit mengenai  cara-cara  berkomunikasi  secara  efektif  seperti
bagaimana  caranya  menyanggah  pendapat  orang  lain  tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar  perlu  menjadwalkan  waktu  khusus  bagi  kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
5. Tipe Pembelajaran Kooperatif